.
.
.
.
.
"Yudhis!""Yudhis!"
"Yudhis!"
Pemuda tinggi itu menghela nafas panjang saat namanya terus saja di teriakan oleh gadis-gadis yang bahkan gak dia kenal. Mereka baru saja selesai perform di Gaum cafe, cafe milik Yudhis. Yudhis sendiri vokalis dari Gaum band, jangan tanya kenapa namanya gitu, lucu aja kalau kata Yudhis.
"Fans lo makin banyak aja Yud." Yudhis menghela nafas panjang.
"Perlu cari back up vokalis gak sih? Tenggorokan gue sakit njir." Yudhis menatap teman-teman nya lekat.
"Cari gih, tapi gak jamin bisa kayak lo pembawaannya Yud." Yudhis mengangguk setuju.
"Ya iya sih, tapi paling gak selama gue gak ada kalian tetep punya vokalis." Alan dan Sakti langsung terdiam dan natap Yudhis kaget.
"Lo mau kemana njing?"
"Iya nih! Omongan lo udah kayak orang mau pergi jauh aja." Yudhis tertawa kecil.
"Ya kan siapa tau aja, udah lah besok mulai cari lah. Batas nya tiga hari aja, kalau ada yang cocok langsung sikat."
.
.
.
.
.
Devan Yudhis NararyaPemuda pecinta musik yang justru buka cafe supaya band nya punya tempat manggung tetap, punya banyak fans tapi jarang ngerasa nyaman kalau di teriakin fans nya.
Arti namanya anak laki-laki luar biasa yang kuat dalam peperangan dan dimuliakan. Yudhis sendiri tau arti namanya waktu gak sengaja ngebuka album foto lama punya mamanya, mamanya bilang kalau nama Yudhis itu yang kasih eyang nya.
Kalau boleh jujur Yudhis suka sama namanya, keliatan gagah. Padahal aslinya Yudhis sendiri justru selengekan, gagah sih tapi kadang bikin orang pusing.
Yudhis belum pernah ketemu saudara mama nya yang lain kecuali papa nya Yoga, yang juga kembaran mama nya Yudhis. Ya secara mereka kan sama-sama tinggal di jakarta, gak heran kalau Yudhis lebih deket ke Yoga di awal.
.
.
.
.
.
Yudhis baru saja masuk kedalam rumah tepat pukul delapan, Yudhis tipe orang yang gak terlalu suka ada di luar rumah di atas jam delapan, aneh katanya."Yudhis, udah makan?" Yudhis tersenyum dan segera menghampiri sang mama.
"Tadi udah makan roti bakar di cafe ma, kenyang banget." Hala, sang mama tertawa kecil.
"Kalau gitu, sini deh mama mau ngomong penting sama kamu." Yudhis menurut, pemuda itu segera duduk di hadapan Hala.
"Yudhis, mau tinggal di malang sama sepupu-sepupu kamu yang lain gak?" Yudhis terkejut pas denger itu, tapi tanpa pikir panjang pemuda itu mengangguk.
"Boleh ma, lama gak?" Hala menggeleng.
"Mama gak tau nak, eyang cuma bilang kalau beliau pingin semua cucunya tinggal di rumah eyang, di malang." Yudhis hanya mengangguk.
"Yudhis ayo aja ma, pingin kenal sama yang lain juga. Masa kenal nya sama Yoga mulu sih, bosen!" Hala tertawa kecil.
"Kalau kamu siap, berangkat ke malang minggu depan. Bareng om Tara, tante Yuni sama Yoga juga." Yudhis mengangguk mantap.
"Weish siap ma, kalau gitu Yudhis harus siap-siap nih. Gak salah emang Yudhis minta Alan sama Sakti cari vokalis pengganti." Hala menggeleng heran melihat tingkah putra nya.
"Nanti kalau mau packing, panggil mama. Jangan packing sendiri, yang ada kamu bawa barang gak penting!" Yudhis hanya mengangguk setuju. Karena nyatanya dia tidak berbakat dalam hal merapikan sesuatu.
"Kalau gitu, Yudhis ke kamar ya ma. Mau mandi, gerah banget." Hala mengangguk.
"Iya sana, kalau laper langsung ke bawah ya." Yudhis memberikan gestur hormat pada Hala.
"Papa gak lembur kan ma?" Hala kembali menggeleng.
"Oke soalnya papa janji mau nemenin Yudhis main pees."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.Devan Yudhis Nararya
- 24 tahun
- Cucu ketiga
- Si gemoy dan manja
- Gak bisa diem alias petakilan
- Suka banget merhatiin Harsa sama Saga
- Suka ngajakin jalan-jalan
- Tinggi banget, apa lagi kalau sampingan sama Harsa atau Wildhan
- Suka main musik, dia punya band yang cuma manggung di cafe punya dia aja
- Anak jakarta, lahir dan gede disana. Makanya kadang kalau ngomong suka pingin di timpuk sama Yoga, soalnya gak cocok sama daerah tempat tinggal mereka"Aduh maaf loh Can, gue gak sengaja."
"Yoga semusuhan atau gimana sih sama gue?"
"Mas, jangan ngawur ya, gini-gini aku yo paham bahasa jawa loh."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...