.
.
.
.
.
Seperti apa yang Saga bilang, sehabis tarawih Saga ngajak adik-adiknya buat jalan-jalan, gak jauh sih cuma keliling-keliling aja. Siapa tau ada jajanan yang mereka pingin dan bisa di makan bareng nanti.Saga sengaja biarin adek-adeknya jajan apa pun yang mereka mau, soalnya jarang-jarang mereka bisa keluar malem gini. Bahkan Yudhis yang anti keluar malem pun udah heboh jajan sana-sini.
"Mas, gak mau beli apa-apa?" Yoga yang ngelihat Harsa cuma diem di mobil sambil ngawasin mereka akhirnya nanya. Harsa cuma gelengin kepalanya.
"Yakin mas?" Lagi-lagi Harsa ngangguk.
Sret
"Ayo temenin aku beli martabak mas, gak usah nolak!" Harsa yang di tarik tiba-tiba sama Yoga cuma bisa pasrah.
"YOGA!! MAS HARSA MAU KAMU BAWA KEMANA!!" Yoga menggeleng saat mendengar teriakan Wildhan, padahal mereka berdiri di tempat yang gak jauh. Wildhan lagi jajan telur gulung, beda dua gerobak dari tempat martabak.
"YOGA DIEM DEH, BIKIN MALU!!" Harsa yang mendengarkan mereka cuma bisa menutup wajahnya malu.
"Jangan teriak-teriak, kalau masih teriak aku balik ke mobil ya!" Yoga langsung diem waktu Harsa ngomong gitu.
"Loh, gak boleh! Aku ngajakin mas Harsa jajan kok." Harsa menggeleng pelan.
"Yoga, aku gak punya uang." Yoga merengut.
"Gak usah mikirin uang, pokoknya mas Harsa ikut jajan!" Harsa akhirnya hanya bisa diam, percuma juga melawan Yoga.
"Harsa!" Harsa yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh.
"Kenapa?" Saga tersenyum dan menggeleng.
"Mau bakso gak?" Harsa mengangguk tanpa penolakan, dan itu ngebuat Saga tersenyum.
"Oke, aku beliin bungkus ya, nanti dimakan di rumah bareng yang lain." Lagi-lagi Harsa mengangguk.
"Mas Harsa suka bakso ya?" Harsa yang sedikit kaget langsung noleh ke arah Yoga.
"Suka." Yoga senyum, sekarang dia tau kalau Harsa gak akan nolak makanan yang dia suka.
"Mas, pingin jalan-jalan kemana lagi gitu?" Harsa menggeleng.
"Ya udah ayo tungguin yang lain di mobil mas." Harsa lagi-lagi nurut waktu Yoga narik tangannya.
"Mas kenapa?" Yoga nanya waktu beberapa kali lihat Harsa meremas jari-jari tangannya sendiri.
"Hah? Gak papa kok." Yoga menggeleng mendengar jawaban Harsa, cowok itu menunjuk tangan Harsa.
"Terus kenapa gitu tangannya?" Harsa akhirnya sadar apa yang di tanyain Yoga.
"Dingin." Yoga mengernyit saat mendengar hal itu.
"Dingin?" Harsa mengangguk.
"Mas gak betah dingin ya?" Harsa cuma bisa senyum kikuk saat Yoga mengatakan hal itu.
"Udah ayo diem di mobil aja mas, harusnya mas bilang dari tadi jadi aku gak narik mas Harsa keluar."
.
.
.
.
.
Harsa gak tau siapa yang mulai tapi sekarang mereka semua udah lesehan di depan tv, sambil makan bakso. Saga bahkan udah gelar kasur lipat disana, ngajakin adik-adiknya buat begadang nonton film.Harsa sendiri cuma duduk sila di atas sofa, hawa malang kalau malem emang dingin dan kebetulan hujan baru aja turun.
"Mas Harsa ini jajan nya di maem." Harsa menatap Jevan dan tersenyum.
"Iya nanti." Jevan merengut karena melihat Harsa hanya makan bakso nya saja.
"Jevan." Jevan yang di panggil langsung noleh ke Saga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...