.
.
.
.
.
Waktu masih menunjukan pukul delapan pagi saat Arjuna melihat sebuah mobil dan motor masuk ke halaman rumahnya yang luas, Arjuna tentu tau jika itu adalah mobil anak bungsunya yang tinggal di kediri. Mereka sering mampir sebelumnya, karena lokasi mereka yang dekat."Assalamu'allaikum yah." Juna tersenyum saat Kalya menyalami tangannya begitu juga Romi dan Jevan.
"Wa'allaikumsalam, baik kan kalian?" Kalya mengangguk.
"Alhamdulillah baik yah, ayah ngapain toh di luar gini?" Juna tertawa kecil saat mendengar pertanyaan Kalya.
"Nungguin cucu-cucu ayah dateng." Kalya menggeleng heran saat mendengar itu.
"Eyang." Juna langsung sumringah saat Jevan memanggilnya.
"Iyo kenapa le?"
"Jevan boleh dapet kamar yang biasa Jevan pake?" Juna mengangguk.
"Yo pake lah, biasanya juga gitu toh?" Jevan tersenyum senang, karena kamar miliknya akan langsung menghadap ke arah pohon-pohon mangga di samping rumah.
"Kalau gitu Jevan tarus barang Jevan disana dulu ya yang, sebentar aja nanti Jevan temenin eyang nungguin mas-mas yang lain." Juna kembali mengangguk.
"Iyo le."
Jevan cuma naruh koper sama barang-barang nya di kamar, sama sekali gak di beresin. Yang penting kamarnya di tandai dulu.
Setelah beres ngeletakin barang nya, Jevan langsung kembali ke halaman depan. Duduk menemani Juna yang lagi nunggu cucu nya yang lain. Sedangkan Kalya udah berkutat di dapur, membuatkan sang ayah cemilan juga minum.
Pukul sepuluh pagi, Juna dan Jevan melihat dua mobil masuk ke halaman rumah, Jevan tidak tau mobil siapa itu tapi Juna sepertinya langsung mengenali.
"Itu Saga sama Wildhan." Jevan mengerjap begitu Juna berbicara.
"Kok eyang tau?" Juna tersenyum.
"Plat mobilnya loh le." Dan benar saja saat Jevan melihat plat kedua mobil itu, adalah kode Surabaya.
"EYANGGG...!!!" Jevan bejingkat kaget saat mendengar suara melengking itu.
"Ya Allah suaranya." Juna tertawa mendengar gerutuan Jevan, namun tangannya menyambut pelukan Wildhan.
"Eyang kangen." Juna masih tertawa saat Wildhan memeluknya.
"Eyang juga kangen sama kamu le, tapi ini kenapa rambut mu? Habis kebakaran?" Wildhan bukannya takut justru nyengir.
"Ini bagus eyang." Juna menggelengkan kepalanya.
"Assalamuallaikum yah." Juna tersenyum saat melihat anak pertama dan anak ketujuhnya berjalan bersama.
"Wa'allaikumsalam." Agni menatap Jevan yang ikut menyalimi nya.
"Ini Jevan?" Jevan tersenyum.
"Iya bude, ini Jevan." Agni dan Esha mengulas senyum dan menepuk pundak Jevan.
"Bunda dimana nak?" Jevan menunjuk kedalam rumah.
"Di dapur bude, tadi katanya mau bikin cemilan." Mendengar itu kedua kakak nya itu langsung masuk kedalam rumah. Meninggalkan Dua putra mereka.
"Apa kabar Je?" Jevan tersenyum saat melihat Saga.
"Alhamdullillah baik mas, mas sendiri gimana?" Saga mengangguk.
"Mas juga baik. Wil, dia ini Jevan anaknya tante Kalya. Cucu bungsu eyang." Mata Wildhan berbinar mendengar ucapan Saga.
"Halo Jevan, kita belum pernah ketemu ya? Padahal aku sering ke rumah eyang. Kamu tinggal dimana?" Jevan cuma mengulas senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...