.
.
.
.
.
"Ya ampun Candra, itu anak kucing siapa lagi kamu bawa ke rumah?!" Pemuda yang di panggil Candra itu hanya bisa tertawa kikuk."Tadi Candra liat ada orang yang buang anak kucing ini di selokan depan sana bun, jadi Candra ambil aja." Jawaban Candra membuat Dayana sang bunda menghela nafas panjang.
"Ya udah bawa masuk, terus taruh di kandang yang kosong. Jangan lupa kasih makan, habis itu kamu mandi, bunda mau ngomong sesuatu sama kamu." Candra hanya mengangguk, lagi pula dia tidak pernah melawan ucapan bunda nya.
"Siap bunda! Kalau gitu Candra mandi dulu." Dayana menggelengkan kepalanya heran, kenapa anak tunggalnya itu bisa seabsurd itu.
"Kenapa tingkah random mas Wika bisa nurun ke Candra sih?"
.
.
.
.
.
Candrakanta AdhitamaVisual dan hati Candra sama tampannya dengan arti nama yang di berikan sang eyang. Anak laki-laki tampan bagai permata seindah bulan, nama yang terucap begitu saja dari Arjuna waktu Dayana mau mau melahirkan.
Mungkin diantara yang lain Candra bisa di bilang paling penurut, atau lebih tepat nya dia penakut. Hal itu sebenarnya membuat Candra terlihat seperti anak manja, tapi jangan salah, meskipun penakut, Candra itu mantan atlet taekwondo.
Candra jarang di ajak ke malang, lebih tepatnya hampir gak pernah. Terakhir kali Candra ke rumah eyang di malang itu waktu umurnya lima tahun, dan sampai sekarang dia belum pernah lagi pergi kesana.
.
.
.
.
.
"Bun, tadi mau ngomongin apa sama Candra?" Dayana menatap lekat pada Candra saat putranya itu duduk di sebelahnya."Minggu depan ikut bunda sama ayah ke malang, eyang mau ketemu kamu." Binar antusias langsung terlihat di mata Candra.
"Beneran bun?" Dayana mengangguk, dia tau kalau Candra pasti senang. Karena nyatanya beberapa kaki anak nya itu pernah minta di ajak ke rumah eyang di malang, tapi sayang Dayana belum siap pulang kesana.
"Iya, eyang minta kamu buat tinggal disana sama sepupu-sepupu kamu yang lain." Candra bahkan langsung mengangguk tanpa protes.
"Candra mau bun, Candra udah lama pingin banget tinggal disana terus ketemu sama sepupu-sepupu yang lain." Dayana merasa bersalah, mungkin jika dia tidak egois putranya tidak akan seperti sekarang.
"Kamu bakal tinggal lama disana, jadi sebisa mungkin jangan sampai bikin masalah ya?" Lagi-lagi Candra mengangguk.
"Tenang aja bun, anak bunda ini bisa di percaya kok." Dayana tersenyum.
"Eh, tapi bun." Dayana langsung menatap putranya itu bingung.
"Kenapa?"
"Anak-anak Candra nanti gimana?" Dayana menghela nafas panjang.
"Kan ada bunda sama ayah disini Can." Candra merengut.
"Gak boleh dibawa?" Dayana memberi gelengan.
"Gak boleh, gimana nanti kalau ada sepupu kamu yang alergi bulu kucing?" Candra akhirnya menghela nafas panjang.
"Kalau gitu bunda sama ayah jaga aja disini."
"Candra, pesen bunda cuma satu. Jaga diri disana, yang akur sama mas- mas juga adek-adeknya nanti." Candra tersenyum dan mengangguk.
"Iya bun, Candra janji."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.Candrakanta Adhitama
- 24 tahun
- Cucu kelima
- Pecinta kucing, makanya suka bawa makanan kucing kemana-mana
- Jangan pernah deketin Candra sama Yoga, soalnya itu pasti bikin Saga, Harsa sama Yudhis pusing
- Kamarnya sebelahan sama Harsa, makanya kadang sering tiba-tiba masuk ke kamar Harsa, minta temenin tidur
- Penakut
- Gak bisa diem
- Bawel banget
- Anak jogja
- Satu-satunya yang akan langsung diem kalau Harsa bilang "Udah? Masih mau lanjut?""Mas Harsa temenin aku tidur ya?"
"Mas Saga, aku dapet tawaran buat jadi model nih, terima gak ya?"
"Wildhan, besok ayo jalan ke alun-alun?"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...