.
.
.
.
.
Harsa lagi-lagi gak tidur semaleman, cowok mungil itu justru asik mengelus bulu Kui. Padahal dia ingat jelas kalau Saga memintanya tidur, tapi bagaimana lagi Harsa sama sekali gak bisa tidur meskipun matanya mengantuk."Kui, apa aku bener-bener harus pulang ya?" Harsa bergumam pelan, sudah dua hari dia tidak tidur saat malam.
"Perasaan ku gak enak, apa aku mau di marahin lagi sama eyang?" Harsa memeluk lututnya saat pikirannya mulai negatif.
"Aku takut, tapi apa aku bisa jawab kalau omongan ku udah di potong." Harsa memilih merebahkan dirinya di lantai, tepat di sebelah Kui yang tengah menyusui anak-anak nya.
"Kayaknya hidup kamu enak ya Kui?"
Harsa terus saja berbicara sendiri dengan Kui, sedangkan kucing abu-abu itu hanya bisa mengeong pelan. Harsa hanya tidak tau kalau Yoga berdiri di depan kamarnya sejak tadi, niat nya ingin tidur di kamar Harsa sekaligus menemani kakak sepupu nya itu, tapi ternyata dia justru mendengar obrolan pelan Harsa dengan Kui.
Yoga mengepalkan tangannya, dia bahkan baru tahu kalau Harsa di marahi oleh eyang Juna, entah karena apa.
"Kenapa eyang marah ke mas Harsa?" Sepertinya Yoga harus mengatakan hal ini pada Saga nanti.
"Apa masalah Saji kemarin?"
.
.
.
.
.
Yoga menghadang Saga yang baru saja akan ke dapur, bahkan cowok itu sengaja menunggu Saga di depan kamarnya."Kenapa Yog?" Yoga menghela nafas.
"Mas Saga mau masak apa hari sekarang?" Saga mengernyit bingung, tumben banget Yoga bertanya soal itu.
"Kenapa? Kamu mau request sesuatu?" Yoga menggeleng, hal itu jelas membuat Saga bingung.
"Lah terus? Tumben nanya mau masak apa."
"Aku mau ngomongin sesuatu sama mas Saga." Saga bisa melihat Yoga menghela nafas panjang.
"Kalau gitu ayo ngobrol, sambil temenin aku masak." Yoga mengangguk. Kedua nya berjalan ke dapur, tapi Yoga sempat menoleh dan menatap pintu kamar Harsa lekat.
"Jadi mas Saga mau masak apa?" Saga membuka kulkas dan melihat bahan-bahan masakannya.
"Pinginnya bkin sayur sop, atau apa aja yang berkuah. Biar Harsa bisa makan anget-anget, tapi kayaknya kebanyakan belanjaan kita kemarin itu kangkung sama bayam." Yoga tertawa pelan mendengar ucapan Saga.
"Kalau gitu, kita beli aja yuk mas. Cari soto atau apa gitu." Saga terlihat berpikir sebentar kemudian mengangguk saat melihat jam masih menunjukan pukul dua pagi.
"Boleh deh, tapi cari di sekitar sini ae yo." Yoga mengangguk.
"Iya mas."
"Kalau gitu ambil jaket sana, aku ambil kunci mobil dulu. Takut hujan di tengah jalan soalnya dari tadi udah mendung." Yoga lagi-lagi mengangguk.
Saga dan Yoga keluar rumah tanpa membangunkan yang lain, toh tujuan mereka ingin mencari makanan sahur untuk serumah.
Yoga beberapa kali mengedarkan pandangannya saat melihat beberapa pedagang yang masih berdagang.
"Kamu tadi mau ngobrolin apa Yoga?" Yoga langsung menoleh dan menatap lekat pada Saga.
"Soal mas Harsa, mas." Saga melirik tapi masih fokus pada jalanan.
"Ada apa sama Harsa?"
"Aku tadi mau ke kamar mas Harsa buat tidur disana, tapi sebelum aku masuk aku denger mas Harsa ngomong sama Kui mas." Saga menghela nafas.
"Ya kan Harsa emang sering ngomong sama Kui." Yoga menggeleng.
"Bukan itu masalahnya mas."
"Terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...