80. Lampu hijau

1.3K 221 10
                                    


.
.
.
.
.
Setelah tiga hari sama sekali gak lepas dari Wildhan, hari ini justru gantian Riana yang gak lepas menempel pada Harsa.

Riana memang datang ke rumah Bratadikara bersama orang tua juga nenek dan kakeknya. Sengaja untuk melihat kondisi Harsa setelah keluar dari rumah sakit.

"Mas Harsa, kapan mau main ke rumah nenek?" Harsa yang tangan kanan nya di peluk oleh Riana hanya tersenyum tipis.

"Kapan-kapan ya." Riana merengut, namun hal itu ternyata membuat salah satu sepupu Harsa gemas.

"Mas, gak mau ke rumah di tengah kebun itu lagi?" Harsa menatap ke arah keluarganya yang lain.

"Lagi banyak orang, nanti aja ya." Riana mengangguk pelan.

"Ya udah deh." Harsa kembali tersenyum tipis.

"Kalau mau kesana, kesana aja Sa. Gak papa kok." Harsa mengerjap saat tiba-tiba eyang Juna mengatakan hal itu.

"Iya kesana aja, ajak Riana main biar gak rewel aja kayak kemarin." Harsa akhirnya mengangguk dan mengajak Riana untuk pergi ke rumah kebun.

"Ya udah ayo." Tapi sebelum berjalan, Harsa sempat berbisik pada Yudhis.

"Iya, mas Harsa duluan aja, gue nyusul."
.
.
.
.
.
Riana menatap tidak percaya pada Yudhis yang datang dengan membawa gitar, dan menyerahkan gitar itu Harsa.

"Mas Harsa mau main gitar?" Harsa hanya mengangguk dan mulai memetik senar gitarnya.

"Mas Harsa, ayo nyanyi mas!" Yudhis menatap Riana tidak percaya, saat gadis itu mengajak Harsa menyanyi.

"Mas Harsa bisa nyanyi?" Riana menatap Yudhis tidak percaya.

"Loh mas Yudhis gak tau ta kalau mas Harsa bisa nyanyi?" Yudhis menggeleng pelan dan itu membuat Riana melongo.

"Mas Harsa itu bisa nyanyi mas, kasian deh gak tau." Yudhis tertawa pelan mendengar godaan Riana.

"Mas Harsa ayo nyanyi mas, dulu mas Harsa sering nyanyi kalau ke rumah nenek." Riana akhirnya kembali menatap Harsa yang sejak tadi hanya memetik senar gitarnya secara asal.

"Mau lagu apa?" Riana menatap lekat Yudhis sebelum akhirnya mengedikan bahunya.

"Terserah mas Harsa aja, bebas mas." Harsa mengangguk dan mulai kembali memetik senar gitar nya.

Ku ingin cinta hadir untuk s'lamanya
Bukan hanyalah untuk sementara
Menyapa dan hilang
Terbit, tenggelam bagai pelangi

Yudhis terkejut mendengar suara Harsa yang ternyata sangat lembut saat bernyanyi.

Riana langsung tersenyum saat mendengar lagi yang mulai di nyanyikan oleh Harsa.

Yang indahnya hanya sesaat

Tuk kulihat dia mewarnai hari

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu
Untuk cinta sesaat

Disisi lain, Aruni yang baru saja datang ke kebun langsung memilih mendekati rumah kebun. Namun langkahnya langsung berhenti saat mendengar suara nyanyian yang diiringi oleh petikan gitar.

Mengapa ku (mengapa ku) tak bisa jadi
Cinta yang takkan pernah terganti?
(Ku hanya mencari)
Cinta yang takkan terjadi

Bratadikara's houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang