.
.
.
.
.
"Mas Harsa!""Mas Harsa!"
"Mas Har–"
Ucapan Wildhan langsung berhenti saat mendapat tatapan tajam dari Yudhis, padahal mereka baru saja sampai di depan rumah kebun.
"Kalau nyari mas Harsa masuk aja, gak usah berisik." Wildhan dan Candra langsung mengangguk. Jangan salah Yudhis juga serem kalau ngamuk, mana badannya gede kan Candra sama Wildhan takut.
"Iya iya, gak usah ngelirik gitu Yud, serem!" Yudhis mengedikan bahunya acuh, sedangkan Riana sudah tertawa kecil.
"Mereka takut sama lo tuh." Yudhis menatap Riana yang masih sesekali tertawa.
"Ya udah biarin sih, padahal gue gak pernah marah sama mereka."
Yudhis kembali memainkan gitarnya setelah mengatakan itu, lebih tepat nya menghindari tatapan Riana padanya. Gak sehat buat jantung nya, karena cuma natap Riana aja jantung nya bisa berdetak kencang.
"Yudhis, lo gak mau nyanyi gitu?" Yudhis mengernyit sambil menatap Riana.
"Nyanyi apa?"
"Ya apa aja gitu, masa gue disini cuma dengerin lo mainin gitar sih." Yudhis mengangguk paham.
"Terserah gue ya lagu nya." Riana mengangguk semangat.
Riana terus memperhatikan Yudhis lekat, menantikan lagu apa yang akan di nyanyikan Yudhis untuk nya.
Riana masih tidak memberi respon apapun saat Yudhis mulai memainkan gitarnya, melody yang dimainkan Yudhis memang terdengar familiar untuknya.
... Tuhan memberikanku cinta
Untuk ku persembahkan hanyalah padamu
Dia anugerahkanku kasih
Hanya untuk berkasih berbagi denganmu
Atas restu Allah ku ingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yang terakhir untukku
Restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan BismillahRiana cukup terkejut saat mengetahui jika Yudhis menyanyikan lagu kupinang kau dengan bismilah. Lagu itu termasuk lagu kesukaannya.
… Hampa terasa bila ku tanpamu
Hidupku terasa mati jika ku tak bersamamu
Hanya dirimu satu yang aku inginkan
Ku bersumpah sampai mati hanyalah dirimu… Atas restu Allah ku ingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yang terakhir untukku
Atas restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan BismillahRiana bisa merasakan jika jantungnya berdebar kencang, terutama saat netranya bersitatap dengan netra hitam Yudhis.
… Atas restu Allah ku ingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yang terakhir untukku
Restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan BismillahRiana memalingkan wajahnya sambil tersenyum malu, bagaimana dia bisa berharap Yudhis memang menyanyikan lagu itu untuk nya.
"Ngapain lo liat kesana, gue disini padahal." Riana menggelengkan kepalanya.
"Riana, jadi pacar gue mau?" Riana yang semula tidak mau menatap Yudhis langsung menoleh pada Yudhis.
"Hah? Apaan? Bercanda aja." Yudhis tertawa kecil.
"Gue gak bercanda, jadi pacar gue mau?" Riana menatap tidak percaya pada Yudhis.
"Lo serius?" Yudhis mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...