41. Hari ke- 13: Kok jadi gini?

1.9K 270 15
                                    


.
.
.
.
.
Yudhis bangun lebih awal di banding biasanya, cowok itu bahkan udah ada di dapur saat ini, nunggu Saga bangun dan masak buay sahur mereka. Hari ini jatah mereka berdua masak sahur.

Yudhis gak berani bangunin Saga, karena Saga tidur di kamar Harsa. Semalam Harsa ngeluh pusing dan langsung tidur begitu pulang dari buka bersama mereka, dan Saga sebagai kakak yang selalu khawatir milih buat nemenin Harsa.

"Loh kok udah bangun Yud?" Yudhis menoleh dan menemukan Saga masuk ke dapur dengan wajah yang masih basah, sepertinya kakak sepupunya itu baru aja cuci muka.

"Kebangun mas, jadi ya gitu." Saga ketawa kecil mendengar jawaban Yudhis.

"Mau sahur sama apa?" Yudhis terlihat berpikir.

"Gue tadi sempet lihat kulkas mas, tapi cuma ada udang di freezer sama telur di kulkas. Tapi ada tempe sih, tuh di meja mas. Ada sawi dari kebun juga kemarin." Saga terdiam mendengar jawaban Yudhis.

"Masak tumis sawi sama orek tempe aja ya mas? Sawi nya bisa di kasih udang." Yudhis mencoba memberi saran pada Saga.

"Boleh tapi udang nya di buat udang krispi aja, kasian Harsa gak bisa makan sayur nya nanti kalau di campur." Yudhis mengangguk paham, dia baru ingat kalau Harsa alergi seafood.

"Boleh mas, ayo mulai masak. Aku udah masak nasi kok." Saga tersenyum dan mengacak rambut Yudhis.

"Ayo, kamu potong-potong tempe aja, sama bersihin udang nya. Biar aku yang urus bumbu nya." Yudhis mengangguk dan segera mengambil tempe juga mengeluarkan udang dari freezer.

"Kayaknya nanti harus belanja deh Yud, kamu bisa?" Yudhis mengangguk lagi.

"Bisa mas, nanti aku ajak mas Harsa gak papa?" Saga mengangguk, gak ada salahnya biarin Harsa belanja sama Yudhis.

"Boleh ajak aja."

Saga dan Yudhis masak tanpa banyak bicara, berbeda jika yang ada di sana Wildhan, sudah pasti cowok itu tidak akan bisa diam.

"Kalian masak apa?" Saga dan Yudhis menoleh saat mendengar suara pelan Harsa.

"Tumis sawi sama orek tempe mas." Harsa mengangguk dan memilih duduk di meja makan, memperhatikan dua sepupunya memasak.

"Kamu kenapa udah bangun Sa?" Harsa mengedikan bahunya, cowok itu menaikan kakinya ke atas kursi saat menyadari jika lantai dapur sangat dingin.

"Yudhis." Yudhis yang sudah kembali memotong tempe akhirnya menoleh, bukan Yudhis karena Saga juga jadi ikut menatap ke arah Harsa.

"Kenapa mas?" Yudhis menatap penasaran pada Harsa, karena jarang-jarang Harsa memanggilnya.

"Pinjem gitar boleh?" Yudhis mengerjap beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk.

"Boleh, mau ambil sendiri?" Harsa langsung menggeleng.

"Gak boleh masuk ke kamar orang kalau gak ada orang nya, gak sopan." Saga dan Yudhis tertawa kecil.

"Ya udah kalau gitu aku ambilin dulu sebentar mas."
.
.
.
.
.
Yudhis sama Saga gak tau kalau ternyata Harsa bisa main gitar, jadi waktu Harsa udah mulai petik senar gitarnya, mereka berdua malah melongo, bukannya lanjut masak.

Coba aja Harsa gak negur mereka, bisa jadi sekarang mereka gak makan sahur, soalnya masakan nya belum mateng. Jadi akhirnya mereka berdua masak sambil dengerin petikan gitar dari Harsa.

"Mas Yudhis habis main gitar ya?" Pertanyaan Jevan membuat mereka yang baru selesai sahur langsung melihat ke arah Yudhis.

"Bukan aku." Jevan mengernyit, begitu juga yang lain.

Bratadikara's houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang