38. Hari ke-10: Balapan

1.9K 275 44
                                    


.
.
.
.
.
Saga membuka mata nya perlahan, semalam dia tidur di kamar Harsa. Saga menghela nafas saat menyadari jika dia sendirian, tidak ada Harsa di kamar itu.

Cklek

"Mas Saga ayo sahur." Saga menoleh dan mengangguk saat melihat Candra mengintip dari pintu.

"Iya, tunggu di ruang makan aja, habis ini aku kesana." Candra hanya mengangguk dan kembali menutup pintu kamar Harsa.

"Harsa." Saga bergumam lirih. Saga berharap bisa melihat wajah Harsa saat terbangun, tapi nyatanya sekarang dia sendirian, tanpa pemilik kamar.

Saga memutuskan masuk ke kamar mandi sebelum akhirnya keluar dari kamar Harsa, gimana pun suasana hati nya dia tetap punya kewajiban buat puasa.

"Wildhan sabar dulu!"

"Yoga, kalau lo gak bisa diem keong lo gue buang!"

"Mas Candra jangan gangguin aku!"

"Gak usah bawa-bawa keong!"

"Sumpah kalian ini berisik!"

Saga sedikit tersenyum saat mendengar suara berisik dari arah ruang makan, dia tau semua adik-adiknya sudah ada di dapur. Senyum Saga juga semakin lebar saat melihat orang yang di cari nya ada di sana, menyaksikan keributan adik-adiknya dalam diam.

Grep

"Eh mas Saga kenapa?" Saga menggeleng saat mendengar suara lirih sosok di pelukannya ini.

"Kenapa gak bangunin aku buat masak sahur?" Saga mendengar tawanya.

"Ada Wildhan tadi, lagian aku udah janji sama Wildhan." Saga mengangguk dan menepuk punggung adiknya itu.

"Mas Saga kenapa sih?" Saga tidak menjawab.

"Kenapa mas?" Yudhis menatap aneh pada kakak nya.

"Tuh liat, dia aneh kayak Wildhan sama Jevan tadi. Serem." Yudhis dan yang lain menahan tawanya saat mendengar hal itu.

"Loh mas Harsa baru tau kalau mas Saga aneh?" Saga mendengus kesal saat mendengar ucapan Wildhan.

"Kamu juga sama anehnya Wil. Lagian kalian bertiga kenapa sih? Tiba-tiba meluk kayak tadi." Saga menggeleng sambil menepuk punggung Harsa.

"Udah ayo sahur, keburu imsyak."
.
.
.
.
.
Pagi ini Saga nemuin Harsa masih rebahan di kasurnya, kelihatannya cowok itu sama sekali gak ada niat buat keluar dari kamar.

"Sa, ngapain diem disini?" Harsa menoleh dan mengisyaratkan Saga buat masuk ke kamar nya.

"Aku bosen Ga, tapi males keluar anak-anak aneh." Saga tertawa kecil.

"Anak-anak lagi ikut Yoga ke kebun kok." Harsa mengangguk.

"Iya tau, makanya aku diem disini." Saga akhirnya memilih buat duduk di kasur Harsa.

"Bukan nya lebih enak nonton tv di depan Sa?" Harsa menggeleng.

"Aku gak tau mau nonton apa." Saga menggeleng heran mendengar jawaban Harsa.

"Kamu katanya semalem mau cerita sama aku, tapi malah tidur duluan." Harsa tertawa kecil.

"Ngantuk, gak tau kenapa. Tapi memang sejak aku disini, aku udah jarang begadang." Saga mengulas senyum.

"Ya bagus dong." Harsa merengut kesal.

"Gak bagus, aku jadi gak bisa sholat malam soalnya." Saga kembali tersenyum saat melihat Harsa merengut.

"Ya nyalain alarm aja Sa, jadi kamu bisa bangun buat sholat malam."
.
.
.
.
.
Jevan mendesah kesal saat melihat kakak-kakaknya justru bermain balap lari di kebun, bukannya membantu dia dan Yudhis yang sibuk membersihkan daun-daun, mereka malah bermain.

Bratadikara's houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang