.
.
.
.
.
Pagi ini Harsa kembali pada rutinitasnya bangun pukul tiga, jika biasanya Harsa akan keluar kamar pukul empat dan memasak, kali ini Harsa justru langsung keluar kamar dan mulai membersihkan rumah. Harsa tidak memasak dan hanya memasak nasi, karena Saga mengatakan bahwa dia ingin memasakan sarapan untuk mereka.Setelah membersihkan rumah, Harsa kembali masuk ke kamarnya. Pemuda itu memutuskan mandi sebelum sholat subuh, meskipun menggunakan air dingin. Sebenarnya Jevan sudah memberitahunya agar mandi menggunakan air hangat, namun Harsa tidak pernah melakukan itu.
Harsa memutuskan sholat dan mengaji di kamarnya, tapi sebelum itu Harsa sudah membangunkan Candra juga Jevan, seperti permintaan kedua adiknya itu.
Tepat pukul lima Harsa kembali keluar dan menyiapkan teh juga singkong rebus untuk Juna, pemuda itu bahkan sudah meletakan kedua hal itu di meja teras, karena tau jika Juna sebentar lagi akan keluar.
Meong
Meong
Meong
Harsa yang baru saja akan kembali masuk ke dalam rumah langsung mengedarkan pandangannya ke arah halaman depan yang luas. Pemuda itu berjalan perlahan menghampiri pohon mangga di bagian depan, tepat dimana sumber suara itu terdengar.
"Kucing?" Harsa terkejut saat melihat seekor induk kucing dengan empat anak nya ada di dalam kardus, sepertinya kucing-kucing itu di buang tepat di depan rumah mereka.
"Candra!" Harsa dengan cepat berlari kembali ke rumah, dan segera masuk ke kamar Candra. Harsa bahkan mengabaikan Saga yang menatapnya bingung.
"Candra." Candra yang baru saja berganti baju langsung menatap bingung pada Harsa.
"Ada apa mas?"
"Ikut aku sebentar." Candra hanya menurut saat Harsa menarik tangannya ke luar rumah.
"Mau kemana mas?" Candra sebenarnya bingung kenapa Harsa bertingkah seperti ini.
"Sebentar aja, kamu pasti seneng." Candra mengernyit bingung, namun telinganya menangkap suara kucing saat mereka keluar dari pagar kayu depan.
"Ini lihat, mereka lucu." Netra kembar Candra langsung berbinar saat Harsa membuka tutup kardus yang ada di bawah pohon mangga itu.
"Ayo bawa masuk mas, mau pelihara!" Harsa tersenyum saat Candra memekik girang dan langsung mengangkat kardus berisi kucing itu.
"Kalian darimana?" Juna menatap bingung pada kedua cucu nya yang baru saja berjalan kembali ke rumah.
"Apa itu Can?" Candra tertawa kecil dan segera menunjukan isi kardus pada Juna.
"Kucing, mau pelihara ya eyang, boleh?" Juna ikut tertawa kemudian mengangguk.
"Boleh, asal dirawat baik-baik loh." Candra mengangguk semangat.
"Nanti Candra ngerawatnya sama mas Harsa. Ya mas ya?" Harsa hanya mengangguk, tidak ada salahnya ikut merawat kucing.
"Ya udah sana bawa masuk, nanti beliin semua perlengkapan buat kucing nya."
.
.
.
.
.
Saga menyadari ada yang aneh dengan Harsa hari ini, setiap kali mereka bercanda Harsa hanya akan diam. Memang biasanya Harsa itu diam tapi kali ini berbeda, Harsa seperti kembali menjauh dari mereka.Pemuda itu kembali menolak semua tawaran dan ajakan yang dilakukan oleh yang lain, bahkan kembali menolak untuk makan dengan alasan belum lapar. Saga tau pasti ada yang salah disini, Harsa juga lebih sering menghabiskan waktunya duduk di meja makan sambil sibuk dengan ponselnya.
Harsa seperti menghindar dari jarak pandang sepupu-sepupunya, bahkan saat makan siang pun Saga tidak menemukan Harsa duduk di meja makan.
"Ada yang liat Harsa?" Saga menatap semua sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratadikara's house
FanfictionKarena perintah eyang, mereka yang sebelumnya tidak pernah bertemu akhirnya bertemu dan berkumpul di malang. Meninggalkan segala kenyamanan rumah mereka, hanya untuk mengenal satu sama lain. Sagara yang Dewasa. Harsa yang terlalu sulit di dekati. Yu...