60. Giliran ku!

1.6K 252 12
                                    


.
.
.
.
.
"MAS HARSAAA!!!"

"Assalamuallaikum mas Harsa!" Eyang Juna menggeleng heran saat Candra langsung memanggil Harsa begitu sampai dan menyalaminya.

"Harsa di belakang sama Yudhis, jangan teriak-teriak le." Candra tertawa kecil sebelum meluncur ke arah belakang rumah.

"Mas Harsa!" Harsa yang baru saja selesai menjemur baju langsung menoleh saat mendengar namanya di panggil.

"Loh kok udah pulang? Katanya mau seminggu disana?" Candra menggeleng dan bergegas mendekati Harsa.

Grep

"Gak jadi og, aku kangen mas Harsa soale." Harsa menggeleng heran mendengar jawaban Candra.

"Halah! Kangen mas Harsa apa iri gara-gara foto kemarin?" Yudhis yang melihat tingkah Candra langsung saja mencibir.

"Foto apa?" Candra jadi cemberut saat Yudhis mengingatkan tentang foto yang di kirim di grup chat mereka semalam.

"Yudhis pamer foto berdua sama mas Harsa di grup semalam, aku iri! Mau foto berdua juga sama mas Harsa." Harsa melongo, hanya karena foto Candra sampai memutuskan kembali dari Jogja.

"Ya nanti tinggal foto aja sama mas Harsa, gak usah iri." Candra masih setia cemberut meskipun Yudhis sudah mengatakan itu.

"Mas Harsa hari ini punya ku pokok nya." Yudhis mengangguk kecil saat melihat Candra mendekap Harsa.

"Iya iya, sana bawa mas Harsa jalan-jalan. Tapi naik mobil aja, jangan naik motor, panas!" Candra langsung memasang pose hormat pada Yudhis. Meskipun Yudhis seusia dengan nya, tapi Yudhis bisa bersikap seperti kakak untuk yang lain.

"Ok, kalau gitu mas Harsa temenin aku ke suatu tempat hari ini." Harsa hanya bisa menurut, lagi pula gak ada salahnya ikut dengan Candra.

"Iya iya, tapi nanti agak siang aja. Aku masih males."
.
.
.
.
.
Setelah seharian kemarin Harsa manja pada Yudhis, hari ini giliran Candra yang menjadi sasaran manja Harsa. Harsa sendiri tidak tau kenapa dirinya ingin bermanja pada adik-adiknya.

"Candra~"

"Masih lama ya?" Harsa menatap ke arah lorong dimana kamar Candra berada.

Candra memang pamit untuk berganti baju sebelum mereka keluar, tapi Harsa sepertinya sudah tidak sabar.

"Candra~"

"Candrakanta~"

"Candra kalau lama aku keluar sama Yudhis aja!" Harsa mengerucutkan bibir nya saat tidak juga mendengar jawaban Candra.

Brak

Drap

Drap

"Ya ampun mas, sabar sebentar dong. Udah nih, ayo berangkat." Harsa menatap lekat pada Candra yang sudah berdiri di hadapannya.

"Candra, nanti beli makanan meong kan?" Candra mengangguk.

"Iya nanti beli, tapi mas Harsa harus ikut dan nurut sama aku dulu." Harsa ikut mengangguk.

"Oke deh, tapi nanti gak aneh-aneh kan?" Candra jelas menggeleng, mana berani dia membawa Harsa aneh-aneh, bisa habis di tangan Saga, Yudhis dan Yoga dia nanti.

"Gak aneh-aneh kok mas."

"Yudhis beneran gak mau ikut? Ayo ikut." Yudhis menggeleng.

"Hari ini sama Candra dulu mas, aku mau ngecek laporan cafe dulu." Harsa merengut tapi akhirnya mengangguk.

Harsa hanya ikut kemana Candra membawa nya pergi, kali ini Harsa di buat terkejut saat Candra membawanya ke sebuah salon.

"Can, mau ngapain ke sini?" Candra hanya mengedikan bahu dan menarik tangan Harsa untuk masuk ke dalam salon.

Bratadikara's houseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang