54

1.3K 183 48
                                    

54

Akhirnya, Chaeyoung sama Lisa pindah sekolah. Prok... Prok... Prok...

Bukan cuma si kembar, temannya si kembar juga tiba-tiba ikutan ingin pindah. Emang si bontot satu itu tidak mau ditinggal si kembar.

Merasa udah bestie, jadi tidak boleh dipisahkan oleh jarak dan waktu. Ohiya dong jelas. Segala cara bahkan Yeri lakuin demi bareng si kembar. Ngemis-ngemis sama orang tua dan kakaknya biar dapat restu.

"Kalau Yeri ngga pindah, nanti bodoh." Salah satu usahanya.

Emang random juga tuh anak. Ketularan si kembar. Tapi, tidak apa-apa. Yang penting bertiga. Uhuy.

"Yer, tumben belajar?" Waktu istirahat kan buat istirahat, buat makan, tidur, atau mabal sebentar. Eh. Tapi lah kenapa ini si Yeri malah buka buku?

"Ngga usah terlalu rajin, Yer. Prnya dikumpulin besok."

Yeri cuma mendengus tidak suka. Si kembar emang hoby ngeganggu.

"Biar pinter. Nanti kalau bodoh, dibalikin lagi ke sekolah lama kata eomma."

Lisa gebrak meja dan langsung disambut tawa menggelegar oleh Chaeyoung.

Kasihan sekali. Bagus sih. Biar pintar beneran. Lisa sama Chaeyoung cuma bisa dukung sambil tangan kaya lagi peragain unjuk otot.

"Diem deh, ah. Sana-sana.. Ganngu ketentraman hati." Yeri usir si kembar. Habisnya kalau terlalu lama dikasih support gitu, Yeri jadinya malas.

"Ya udah, mau nitip apa nih?" Tangan Lisa menjulur ke depan buat nagih uang.

"Samain aja sama Lisa," Yeri sambil kasih tiga lembar uang yang nominalnya sedang.

"Lah ngga mau disamain sama aku?" Tanya Chaeyoung. Merasa tersakiti kalau kaya gini ceritanya.

"Kamu mah makannya banyak, Chaeng. Ngga muat nanti perut aku."

Wow, Chaeyoung anggap itu sebagai pujian, ya.

"Kalau kamu ngga abis tenang aja, perut aku masih muat," mohon maaf ini minta makan secara tidak langsung. Yaa mohon dimaklum juga aja ya. Chaeyoungnya Lisa emang kaya begitu soal makanan.

"Heup, udah-udah, Chaeng. Itu artinya Yeri ngga mau berbagi sama kamu," lerai Lisa. Tarik paksa tangan Chaeyoung biar segera menuju kantin.

Membiarkan gerutuan Chaeyoung yang tidak terima. Semakin merasa tersakiti hatinya. Seperti judul sinetron atau FTV di stasiun tv kesayangan.

*

"Adem yaa, kaya ubin lantai,"

"Apanya?" Tanya Chaeyoung. Ngga jelas soalnya Lisa. Tiba-tiba ngomong kaya gitu.

"Suasananya."

"Ohh, iya yaa. Ngga ada misuh-misuh." Timpal Chaeyoung yang baru sadar maksud Lisa.

Sambil jalan, Lisa noleh ke Chaeyoung. Senyum manis semanis gula Jawa. Tanda kelegaan hati, akhirnya dia bisa terbebas dari rasa tak menentu.

"Udah deh, jangan sok manis," Chaeyoung tempel lima jarinya di wajah Lisa. Giung banget rasanya senyuman Lisa.

"Ah kebiasaan. Merusak suasana romantis." Lisa ngambek. Suasana sudah dibangun dengan kemanisan malah diruntuhin. Memang gitu Chaeyoung mah.

"Hidih,"

Si kembar kembali pada suasana hati yang senang, ceria, dan bahagia. Dibilang lari dari masalah tidak juga. Lisa lebih suka jika menggunakan kata 'menghindar'.

Meski sama-sama dalam arti yang tidak ingin bertemu dua anak itu. Meski kemungkinan untuk bertemu lagi ada, setidaknya untuk sekarang jangan dulu. Belum siap Lisa. Belum jago ilmu bela diri. Nanti kalau sudah bisa, minimal bikin orang jatuh dengan pukulannya, baru deh Lisa hadapi tuh dua curut. Selain itu, Lisa tidak suka sekolahnya yang dulu, soalnya sudah terkontaminasi sama anak-anak nakal.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang