29

3.5K 452 38
                                    

29

Alhasil video call-an Chaeyoung hanya dengan Jennie saja, padahal sudah rindu berat sama kembarannya, tapi yaa mau gimana lagi, Lisa pules sekali tidurnya, jadi Chaeyoung tidak berani bangunkannya.

Padahal kata Jennie bangunkan saja tidak apa-apa, soalnya kan Lisa juga kangen, jadi tidak akan marah kalau dibangunkan. Tapi sayangnya Chaeyoung tidak mau, kasihan asli.

Nanti juga Lisa telpon lagi kalau bangun. Pikir Chaeng.

*Di Seoul.

Lisa bangun jam 7 malem. Lama banget itu tidur, Lisa juga tidak sadar. Bayangkan saja, dari pulang sekolah sekitar jam 3 sore sampai jam 7 malem.

Tidur apa itu? Siang? Sore? Malem?
Kebo juga.

Sakit badan pas bangun, Lisa renggangkan otot-ototnya. Posisi duduk, Lisa kucek-kucek mata. Hoaammm... Nguap lebar tanpa ditutup. Bodo amat, kata Lisa.

Baru sadar, ternyata dirinya masih ada di ruang keluarga dengan tv yang mennyala. Mulai pemborosan kata Lisa ketika lihat tv tapi tidak ada unnie-nya yang menonton.

Jalan sempoyongan Lisa naik ke lantai 2 buat ganti bajunya dan cuci muka. Masih belum tahu Unnie-nya di mana. Tapi sih tidak jauh kalau dekat jam makan malam Jennie ada di dapur. Mungkin.

Habis ganti baju, Lisa turun lagi ke bawah. Wajah sudah segar, sudah cuci muka. Tujuannya langsung pergi ke dapur. Cari makanan. Eh unnie-nya.

Tuhkan benar, ada di dapur unnie-nya.

Jennie sedang menyiapkan makan malamnya dengan Lisa. Biarpun hanya ada dua orang, kalau isi kulkasnya penuh sama bahan masakan terus niat ada, yaa Jennie buat yang spesial dong buat adik ter-ternya ini.

Lagian kan kalau diingat juga, Jennie kasihan sama Lisa, tidur kebo gitu pasti cape. Tidak tahu juga sih lelah jelasnya seperti bagaimana.

"Eeh Lisa udah bangun," Sapa Jennie ketika lihat Lisa mendekat ke arahnya. Lisa nya hanya mengangguk saja sambil duduk di meja makan.

"Laper?" Lisa mengangguk lagi, mulutnya tidak digunakan untuk bicara. Biarkan saja, gestur tubuh kan juga jawaban.

"Bentar lagi yaa sabar," Jennie fokus lagi sama yang lagi dibuatnya biar enak.

"Oh iyaa tadi Chaeng nelpon tapi Lisanya tidur," Jennie bicara tanpa alihkan pandangannya. Lagi fokus masak, diem jangan ganggu. Gosong tidak ada yang mau makan nanti.

"Ko unnie ngga bangunin?!"

"Ga usah nge gas bambang," itu nadanya Lisa agak keras tadi, jadi yaa bikin Jennie kaget. Asli.

"Iyaa maap refleks," Lisa hanya cengengesan saja ketika Jennie membalikkan badannya dengan tatapan yang tahu lah si mata kucing kalau udah tatap horor kaya gimana.

Tidak mau lama-lama, Lisa putuskan kontak matanya dengan Jennie lalu Lisa langsung lari ke lantai dua tepatnya kamarnya untuk ambil benda canggih.

Ketika baru buka Lisa lihat ada notif dari Chaeyoung yang tidak ke angkat. Cepat-cepat deh Lisa telpon balik.

Korea lebih cepet kan? Berarti di sana paling lagi waktu siang. Ah atau bisa jadi lagi waktu makan siang.

Menunggu lama, Lisa tidak dapat jawaban.

Coba lagi, mungkin tidak terdengar.

Tidak ada lagi jawaban.

Sekali lagi. Okay.

Belum ada lagi dong.. Buset nih orang yaa so sibuk banget.

Sekali lagi fiks.

Kurang beruntung.

"Aaaahhh Chaeng mah," Lisa hentak-hentakan kaki kesal. Atuhlah.. Ini lagi kangen looh.. Butuh obat cepat.

Ya sudah, Lisa coba telpon Jisoo, unnie-nya.

Tidak butuh waktu lama nunggu Unnie-nya terima panggilan, Lisa sudah bisa dengar unnie-nya menyapa dia.

"Unnie mana Chaeng?"

"Ga sopan!! Ini tolong sapa dulu kenapa sih unnie-nya. Kesel banget kaya yang ga dianggap," ups Jisoo lagi mode lelah yaa,  baru saja dia selesai dari rapatnya, ada telpon dari adiknya senang dong. Tapi jawabannya malah menanyakan orang lain. Sakit hati daku -Jisoo.

Yaa tidak apa-apa sih sebenarnya, tapi kan pengen juga ditanyakan kabar gimana, bilang kangenlah atau apalah. Hadeuh...

Dasar kembar!!

"Yaa Maap , jangan marah dong, Unnie gimana kabarnya? Cape ngga di sana?" Lisa luluhkan dulu hati unnie-nya agar tidak marah. Nanti oleh-oleh gimana nasibnya kalau sang unnie terbaik seantero komplek marah.

"Nah gituu... Iyaa Unnie baik, capeee banget di sini. Tapi gapapa lah, wanita tangguh tidak akan mengeluh."

"Hiyaaa hiyaaaa, Unnie-ku terbaikk emang," nah kan Lisa sudah bisa dengar lagi tawa Unnie-nya. Okay.

"Eh Unnie, Unnie lagi di mana? Ko kaya yang sendiri?" iyaa Lisa sudah sadar dari tadi, ko telpon tersambung tapi suara si Chipmunk belum kedengeran juga.

"Iyaaa Unnie lagi di kantin perusahaan kolega unnie, ga sendiri sih, sama tim unnie juga."

"Ohh.. Chaeng nya mana unnie?"

"Chaeng lagi di hotel, dia ngga ikut unnie, bosen katanya."

Dalam hati Lisa ketawa 'Ahahaha rasain emang enak dengerin ocehan yang kita ga tau.' Yaa Lisa tahu dong yaa gimana rasanya bosan itu gimana. Dulu juga kan Lisa merasakan diam di hotel karena bosan menunggu unnie-nya yang lagi rapat.

"Ko Lisa telpon ngga diangkat-angkat?"

"Mungkin lagi tidur,"

'Hilih kebo dasar.' -Lisa

----

Lisa turun dengan wajah lesu mengkhawatirkan, sedih tidak bisa telponan sama Chaeyoung.

Jalan ke dapur aroma harum sudah kecium saja dihidungnya.

"Kenapa lagi tuh muka?" bosan banget ah hari ini Jennie lihat wajah lesu Lisa.

"Chaeng nya ngga angkat telpon, Unnie." Lisa duduki dirinya di kursi yang di depannya meja makan udah ada isinya banyak.

"Ya udah nanti lagi aja," Lisa hanya berdehem saja.

Ya sudah acara makan malem sudah dimulai, Jennie makan dengan nikmat aduh, Lisa yang baru sekali suap langsung tersenyum.

Aduuh ini enak banget asli. Si jennie  memang jagonya masak jadi yaa gini.. Makanan sederhana sama Jennie di bikin istimewa. Tofu biasa aja sama Jennie jadi luar biasa ala-ala bintang lima.

Jennie yang lihat Lisa senyum sambil ngunyah, mengeluarkan smirk-nya. Seneng dong yaa masakannya bisa bikin Lisa senyum.

Baguslah. Jadi tidak usah lagi lihat wajah cemberutnya. Hmm.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang