14

4.1K 506 54
                                    

14

Lisa sama Chaeyoung sekarang lagi belajar di kelas. Beberapa menit lagi menuju bel pulang.

Ting ting tong tong tung tung...

"YEAAYYYY PULANG~"

"Lisa ih berisik tau!" Chaeyoung elus-elus telinganya yang kebisingan sama suara Lisa. Untung aja guru udah lebih dulu keluar tadi sebelum bel bunyi.

Ini nih waktu yang paling Lisa suka. Waktu pulang. Seneng banget Lisa sama waktu ini.

"Maaf-maaf," Lisa cium sekilas telinga Chaeyoung yang masih mungkin kerasa berdengung, soalnya Lisa sadar suaranya memang keras tadi.

Murid-murid ada yang dengar ada yang tidak, soalnya kan diantara mereka juga ada yang teriak.

Lisa sama Chaeyoung langsung masuk-masukin bukunya ke tas, lihat kolong meja buat memastikan tidak ada lagi yang tertinggal.

Baru mau melewati pintu kelas, Lisa sama Chaeyoung langsung dipanggil sama ketua kelas.

"Lisa sama Chaeng jangan lupa piket hari ini."

"Aduh pura-pura amnesia ah."

"Ga guna Chaeng." Lisa pukul pantat Chaeyoung keras. Kesal banget soalnya sama Chaeyoung, dan itu langsung dapet jeritan sakit dari yang dipukulnya.

Kebiasaan dia gitu, suka pura-pura amnesia. Buat apa coba? Tidak akan ada yang percaya kali. Lisa kesal.

Akhirnya mereka menunggu semua murid ke luar dari kelas. Soalnya percuma kalau bersih-bersih masih ada orang, nanti suka kotor lagi, apalagi temannya suka jahil.

Yang piket bukan cuma Lisa sama Chaeyoung saja, ada 3 laki laki dan 1 perempuan lagi. Yeri namanya. Teman Lisa sama Chaeyoung.

Lisa mengambil penghapus papan tulis, dan mulai hapus papan tulisnya yang penuh dengan coretan spidol.

Chaeyoung menyapu sama Yeri ketika bangkunya sudah dinaikan ke atas oleh teman cowoknya.

"Lisa, tolong ambilin pengki."

"Ga mau, cape."

"Ambilin cepet ih."

"Ga mau, cape."

Tung.

Kesel kan lama-lama, Chaeyoung melempar botol minum di bawah bekas tadi dia sapu ke arah Lisa yang lagi anteng memainkan ponselnya.

"Cepat ambil woy, cape dari mana orang cuma ngehapus papas tulis doang."

"Itu kan juga pake tenaga ngehapusnya." Lisa asik lagi memainkan ponselnya. Yeri ketawa ketika sudah melihat wajah Chaeyoung yang mulai marah.

"Ih mau diapain nih anak hah,"

"Jangan dicontoh di rumah yaa." Chaeyoung bicara itu ke Yeri, soalnya dia akan melakukan kekerasan pada kembarannya yang super nyebelin.

Kaki Chaeyoung dihentak-hentakan menimbulkan suara yang mulai membuat Lisa bergidik ngeri.

"Park Lisa! Sekali lagi, ambilin pengki dan bantuin." Chaeyoung sudah ada di depan Lisa yang lagi duduk santai dekat meja guru.

"Ga mau Chaeng, kan tadi udah dibilangin." Lisa sengaja bicara gitu, dia rindu menjahili Chaeyoung sampai marah. Soalnya asik, nanti ada baku hantam.

Chaeyoung pukul lengan Lisa kesal, Lisa balik memukul lengan Chaeyoung.

Chaeyoung tendang kaki Lisa dan Lisa balik menendang kaki Chaeyoung.

Seperti itu saja terus.

Chaeyoung sentil telinga Lisa keras, Lisa berdiri karena dari tadi dia hanya duduk, Lisa balas lagi sentil telinga Chaeyoung keras.

Chaeyoung pukul bertubi-tubi lengan kanan-kiri Lisa, tendang kaki kanan-kiri Lisa. Kesal tingkat dewa.

Terjadilah pukul-memukul, Lisa gigit lengan Chaeyoung keras sampai ada bekasnya.

Yeri sudah mulai kesal, akhirnya dia memisahkan anak kembar ini yang masih baku hantam. Wah, ternyata gawat juga yaa kalau sudah baku hantam begini.

_____

"Kenapa telat?" tanya Jennie yang sudah mulai kesal menunggu setengah jam di luar. Tadi memang Lisa sudah memberi tahu kalau mereka piket dulu, tapi ini kelamaan. Jennie bete menunggunya.

Mereka dijemput sama Jennie, soalnya Jisoo lagi sibuk.

"Lisa, unnie. Dia ngga ngebantuin."

"Aku udah hapus papan tulis yaa,"

"Bantuin nyapu juga biar cepet, disuruh ambil pengki aja ngga mau."

"Ya karna aku kan udah beres bagiannya."

"Ya bantuin Lisa, bantuin,"

"Cape tau Chaeng,"

"Gitu doang cape alesan banget."

"Ya namanya ca—,"

TIIIIIIIIINNNNNN

Jennie kesal mendengar perdebatan mereka, dia klaksonkan untuk memberhentikan perdebatan unfaedah-nya di mobil ini.

"Pake seatbelt-nya, Chaeng." Chaeyoung duduk di depan hanya pasrah ketika tadi dikagetkan Jennie dan langsung nurut dengan apa yang disuruh.

Jennie langsung membawa pulang mereka tanpa kemana-mana dahulu.

"Masuk ke rumah, jangan kemana-mana, unnie mau ke kampus dulu."

Lisa sama Chaeyoung keluar dari mobil.

"Jangan berantem!" Jennie mengingatkan kedua adiknya agar tidak berantem, tapi sepertinya sih bakal berantem lagi.

Masuk ke rumah mereka langsung rebahkan diri di atas sofa, tv di nyalakan agar tidak sepi.

"Aaw ih sakit!" Lisa sengaja simpan kakinya di paha Chaeyoung, tapi cara simpannya tidak selow jadi Chaeyoung mengaduh kesakitan dan pukul-pukul kaki Lisa.

Hobi Chaeyoung sepertinya pukul-pukul deh, dari tadi pukul-pukul terus.

"Maaf sayang."

"Sayang sayang, geuleuh."

"Hah apa?" Lisa tidak mengerti dengan apa yang Chaeyoung ucapkan. Kata apa itu?

"Kamu kenapa sih marah-marah terus, lagi itu ya?"

"Iyaa, makanya jangan ganggu terus." tahu Chaeyoung dalam keadaan gitu justru membuat Lisa suka greget ingin terus menjahili Chaeyoung. Seru. Chaeyoung nya jadi mudah marah.

"Kalau ga ganggu, aku ga ada temen."

"Bodo amat." Chaeyoung berdiri, dia mau mengganti baju dulu di kamarnya. Terus ambil makanan di kulkas sebanyak mungkin untuk menemani acara nontonnya.

Mereka asik dengan film yang sedang tayang. Hanya ada suara krenyes-krenyes dari kunyahan Chaeyoung. Bikin Lisa yang dengarnya kesal. Soalnya Chaeyoung duduk di karpet dan Lisa tidur di sofa. Kepala Lisa dekat sekali dengan punggungnya Chaeyoung, jadi dia bisa dengar suara yang mengganggu.

"Berisik ih makanya jangan pake suara." kesal Lisa sambil pukul lengan kembarannya. Chaeyoungnya bodo amat, fokus lagi dengan makannya.

"Ngajak ribut yaa.. Berisik Chaeng!"

"Ya terus harus gimana???"

"Emut dulu itu cikinya, udah lembek baru kunyah."

"Ga mau ih,"
"Udah diem jangan atur-atur."

"Wah ngajak ribut beneran ini mah."

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang