63

950 144 47
                                    

Kangen nggak?
Aku anggap kamu kangen yaa

63


Setelah dari tempat makan itu, Jennie tidak langsung pulang atau ke kampus. Dia nunggu di ruangan Jisoo, di kursi yang kurang lebih delapan jam Jisoo duduki. Kepo aja, pengen tahu siapa laki-laki itu. Kalau itu beneran orang yang dimaksud sama Lisa, berarti itu pacarnya Jisoo.

Jennie abaikan telepon dari Jisoo yang sudah 5 kali nelepon. 31 pesan yang cuma Jennie baca, jawabnya dalam hati aja. Semoga dengar. Maaf ya, Jennie lagi mode pundung.

"Awas aja kalau bener, parah banget ngga cerita." Jennie terus ngedumel.

Kesal sampai-sampai meja yang fungsinya buat naruh barang sekarang double fungsi jadi samsak tangan mungil Jennie. Untung tidak ada benda penting selain kertas.

Jennie lihat pergelangan tangannya, Jam istirahat sudah lewat tapi si pelaku dalam kasus kekesalan Jennie ini belum datang. Jennie makin emosi akhirnya.

"Betah yaa, pacaran? Sampai lupa waktu." Omelnya sendiri. Kalau ada orangnya juga Jennie bakal ngomong langsung.

Dan yaa, tidak lama dari itu, yang ditunggu-tunggu datang.

"Hai Jen, tadi kamu ke tempat Chikin itu kan?" Tanya Jisoo, takut salah orang kan malu. Soalnya Jennie langsung pergi tanpa sapa balik.

"Menurut unnie?"

"Iya, itu kamu," Jisoo sambil duduk di depan Jennie.

Jisoo sadar Jennie lagi marah, auranya udah beda. Padahal baru masuk ruangan tapi suasana udah kerasa dingin banget. Perasaan suhu ACnya normal kok.  Aura Jennie memang tidak terkalahkan.

"Terus kenapa kamu pergi? Bukannya ikut makan bareng unnie,"

"Bareng? Unnie kan udah ada yang nemenin, kenapa masih butuh aku?" Sinis jennie. Bener ini Jennie mode ngambek.

"Jen—,"

"Orang itu, orang yang dibicarain Lisa kan?" Jennie langsung potong omongan Jisoo yang tidak tahu mau ngomong apa tadi.

Jisoo jadi agak sedikit takut buat jujur, Jennie udah kaya gini Jisoo takut kumat sifat Jennie yang pundung.

"Jawab unnie, dia yang anterin unnie waktu malam hari itu?" Tanya Jennie lagi. Jisoo tidak jawab-jawab, kan kesel jadinya Jennie. Udah tahu lagi marah, bukannya jawab malah dicuekkin. Gimana sih? Dasar cewek!

"Iya," cicit Jisoo. Akhirnya jawab dengan keraguan.

'ini siapa yang tua sih? Kok malah jadi terpojokkan gini ya?' Jisoo ngerasa dia lebih tua dari Jennie tapi kalau udah suasananya kaya gini, Jisoo pamit undur diri dan biarkan Jennie ambil alih kedudukannya.

"Ck," Jennie ketawa sinis. "Kenapa ngga jujur dari awal? Kenapa harus disembunyiin. Lisa nuntut kejujuran unnie dari kemarin tapi unnie kenapa ngga bilang?" Nah kan, Jennie ngedumel.

"Unnie juga ngga cerita ke aku, kenapa?" Nah kan, Jennie marah. Tapi matanya panas.

"Udah berapa lama pacarannya?" Tanya Jennie, sinis lagi.

Terus aja sinis.

"Jen, unnie ngga pacaran,"

"Bohong,"

"Serius,"

"Bohong,"

"Jen,"

"Bohong, unnie bohong!" Teriak Jennie. "Jujur unnie, unnie ada apa sama dia?" Suara Jennie udah beda. Pengennya sih konsisten marah, tapi malah jadi nangis. Sekali lagi, dasar cewek!

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang