09

5.5K 594 74
                                    

09

Di kamar Chaelisa.

Lisa lagi beresin buku-buku yang bakal dibawa besok sesuai jadwal pelajaran. Mereka nyiapin malem biar besok langsung pergi, ga usah beresin lagi. Jelas ini perintah dari Jisoo yang suka kesel kalau mereka telat alasannya nyiapin buku.

Chaeyoung juga sama. Tapi pas lagi mau masukin buku ke tasnya, tiba-tiba dia liat ada plastik putih di dalam tasnya. Oh iya Chaeyoung baru inget.

"Lisa, ini pensil warnanya." Chaeyoung ngasih kotak pensil warna yang lebih kumplit, ada 36 warnanya. Baik kan? Hilang 1 tumbuh 36.

Chaeyoung masuk ke toko buku pas mobil yang Jennie kemudikan udah berhenti di depan toko buku tersebut.

Chaeyoung langsung nanya ke kasir tentang pensil warna, karna dibalik kasir itu ada berbagai macam merek pensil warna dan krayon.

"Permisi, mau beli pensil warna." lembut Chaeyoung ngomongnya. Si kaka cewe kasirnya senyum ke Chaeyoung.

"Boleh, berapa?"

"Satu aja ka, warna kuning." si kakanya bingung dong yaa apa coba maksud ni anak.

"Merek apa?"

"Merek yang paling bagus aja kaa." gini-gini juga Chaeyoung kalau beli barang suka yang asli, walaupun beli penghapus juga tetep beli tuh yang asli. Yang mahal. Ga boleh beli yang KW. Gampang jelek. Gampang rusak.

Ajaran siapa dulu dong ini? Jelas Jennie. Bukan cuma Chaeyoung, Lisa dan Jisoo juga gitu. Diajarin sama Jennie buat beli barang dengan produk yang baik. Walaupun mahal ya ga apa-apa. Pokonya jangan KW.

Kakanya ambil kotak pensil warna isi 24 dengan merek bagus. Terus di tunjukin ke Chaeyoung sebagai pembelinya. Lah chaeng bingung.

"Ini banyak banget ka?" kakanya juga bingung.

"Banyak gimana ya?"

"Kan tadi aku bilangnya satu aja warna kuning, ko di kasih sekotak sih? Isi 24 lagi."

'Aduh ni bocak cantik tapi ko gesrek yaa otaknya.'

"Oh ini ngga bisa dijual satuan, jadi harus beli sekotak gini."

"Yah padahal butuhnya cuma satu aja warna kuning." kaka kasirnya ketawa liat muka Chaeyoung yang keliatan bingung dan ngakak juga sama jawaban gadis ini.

"Aduh maaf yaa ga bisa, harus sekotak."

"Ya udah ga apa-apa deh, beli aja ini dari pada kena omel lagi Jisoo unnie sama Jennie unnie."

"Mau yang isi 24 aja?"

"Emang ada yang berapa lagi isinya?"

"36."

"Ya udah itu aja, makin banyak warna berarti, warna kuningnya bisa ada dua kan yaa?" ada dua dengan warna yang ngga terlalu sama, yang satu sedikit gelap, satunya lagi lebih cerah. Mungkin.

Si kaka kasirnya balik kanan buat ambil pensil warna yang warnanya lebih kumplit, terus dia ngetawain Chaeyoung. Lagi.

"Ih Chaeng baik banget siih dikasih yang lebih kumplit." Lisa meluk Chaeyoung karna emang Lisa seneng. Iya dong secara warnanya lebih kumplit yaa. Kalo gini mah Lisa rela diilangin barang sama Chaeyoung kalo digantiin yang lebih bagus. Lumayan.

"Sama-sama, jangan nagih lagi. Awas."
_____

Jennie pergi ke kamar unnie-nya. Main masuk aja Jennie tanpa ngetuk pintu. Dan Jennie mergokin unnie-nya sedang.....

"Aduh unnie gali terus sampai dalem."

"Eh Jennie, tercyduk duh. Hehehe ini juga udah dalem."

"Udah dapet berapa emasnya?" Jennie duduk di samping unnie di sofa empuk.

"Sekilo lah lumayan."

"Nih mau?" Jisoo nyodorin hasil galiannya ke Jennie. Jennie ngehindar dong ya. Itu jorok. Kalau itu miliknya Jennie ga akan merasa jorok, tapi kalau itu milik orang lain ih jorok banget.

Iya dari tadi Jisoo lagi ngegali hidungnya yang penuh dengan tambang emas dengan jari telunjuk yang lihai menggali di hidungnya.

"Unnie ih udah, cuci tangan, jorok tau." Jennie ngasih tau karna Jennie mau pegang tangan Jisoo tapi tangannya jorok.

Jisoo masuk ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Cuci tangan, cuci kaki, juga cuci muka. Sekalian aja semuanya.

Udah beres balik lagi ke sofa.

"Mwo? Wae?"

"Anniya."
"Aku tidur bareng unnie yaa." Jennie megang tangan Jisoo. Untung udah cuci tangan kan.

"Yaa tidur aja, biasanya juga ga minta ijin." iyaa, biasanya Jennie tuh langsung tidur di kasur Jisoo terus cuma bilang 'Unnie aku tidur ya.' udah gitu tidur beneran.

Jennienya cuma cengengesan.

"Drakor yuk unnie."

"Drakor apa?"

"Yang temanya romantis ah."

"Iya apa bambang, unnie kan ga tau drama romantis apa, kalau drama action ayo unnie tau."

"Ya udah ayo action aja, eh tapi unnie udah nonton berarti?"

"Belum, itu tadi kebetulan di kantor seketaris Kim bilamg ada drama action keren, judulnya The Player gitu yaa atau Player aja? Lupa."

"Ish unnie, kebiasaan lupa, ceritanya kaya gimana?"

"Yaa gitu ada yang jago ngebuat rencana penyerangan, terus ada yang jago berantem badannya gede, terus ada yang jago dalam komputer, nge hack sama lacak gitu. Terus ada yang jago ngemudinya, ngebut kalo naik mobil. Aduh cape." Jisoo tarik napas karna udah ngomong panjang lebar.

"Wah, ayo kita nonton itu aja."

"Eh eh lupa, tau ngga yang jago nyetirnya siapa?"

"Ngga."

"Dia krystal."

"Jjinjja? Cepet unnie ambil laptop unnie."

"Ambil aah, nyuruh-nyuruh ih." eenak aja yang nyuruh-nyuruh orang yang lagi cape. Akhirnya Jennie ambil laptop yang ada di meja yang tampilannya kaya meja kantor, di atasnya ada kertas-kertas dan map map.

Kalau Jisoo lagi males atau apa, Jisoo suka bawa kerjaannya ke rumah.

"Sini unnie di kasur, sambil tiduran."

Jisoo pun menghampiri Jennie yang udah ada di kasur dengan posisi tengkurapnya.

Okay untuk beberapa hari kedepan Jennie bakal terus tidur di kamar Jisoo buat menamatkan dramanya.

Ini beda yaa sama nonton drama yang suka mereka tonton berempat di tv. Karna itu dramanya masih on going yang tayangnya setiap hari sabtu dan minggu.

"Aaw ih Jennie sakit." Jisoo ngedumel sakit saat kaki Jennie kena kakinya karna Jennie ga bisa diem dan ngehentak-hentakin kakinya yang kebawa suasana sama drama yang di tontonnya.

Tau kan kalo tegang suka greget sendiri.

"Aduh yaa maap unnie, greget sih soalnya."

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang