02
Mereka jalan ke meja makan yang jaraknya ngga terlalu jauh daei dapur.
Sang unnie tertua yang bisa juga ngerangkap sebagai eomma bagi adik-adiknya buka satu box berisi nasi. Satu satu Jisoo simpan didekat para adiknya.
Terus Jisoo mengeluarin bungkusan lain yang isinya chicken dan kentang goreng. Lagi, Jisoo simpan chicken itu di atas nasi para adiknya.
Menu makan malam ini adalah chicken. Siapa lagi yang beli kalo bukan Jisoo si pecinta chicken itu sendiri. Tadi sebelum pulang Jisoo sama Jennie singgah dulu buat beli chicken.
Tadinya Jennie nolak, udah bosen katanya masa chicken terus Tapi, si unnie-nya ini tetep keukeuh, bahkan dia tadi ngerajuk sama Jennie biar di ijinin buat beli chicken. Yaa udah Jennie pasrah. Jisoo kalau idah keluar sifat kekanakannya bikin gemes sumpah di mata Jennie, mana Jisoo kaya gitu cuma di depan dia doang. Sama Chaeyoung dan Lisa, Jisoo mana mau, malu katanya.
"Chicken again." dumel lisa saat memerhatikan makanan yang sudah ada di depannya.
"Mau ngga?"
"Mau,"
"Ya udah jangan komplain. Kalau ngga mau, tuh ada Chaeng yang mau nampung atau unnie bisa kalau masih kuat." Jisoo mulai makan makanannya.
"Dia mah semua makanan juga di makan. Batu, krikil, besi juga dimakan." kata Lisa sambil lirik Chaeyoung yang ada di sampingnya.
Sebenernya Chaeyoung denger tapi bodo amat. Makanan lebih penting dari pada omong kosongnya Lisa. Jadi dia anteng aja sama yang lagi dimakan.
Chaeyoung malah udah setengahnya. Mau chicken tiap hari juga ga apa-apa yang penting makan bagi Chaeyoung tuh. Dari pada mati karna kelaparan? Kan ngga lucu.
Jennie juga dia udah seperempatnya. Orang yang tadi nolak sekarang malah makan lahap juga. Laper katanya belanja seharian.
Udah beres makan, waktunya Chaeyoung yang nyuci piring, udah jadwalnya.
Sementara itu Jisoo, Jennie dan Lisa pergi ke ruangan yang ada tv berukuran besar. Waktunya nonton drama.
"Lisa, tolong ambilin selimut di kamar unnie." suruh Jennie pada Lisa yang baru hampir aja mau duduk.
"Ambil sendiri unnie." Lisa dudukin diri karna tadi sempet ketunda.
"Ambilin ih di suruh sama yang lebih tua tuh nurut." Jennie tetep nyuruh Lisa buat ambilin selimutnya di kamar. Maaf yaa, Jennie nyuruh karna dia mager.
"Sekalian sama yang unnie juga yaa," Jisoo ambil remote yang ada di deket tv dan nyalain.
"Iih unnie," Lisa manyunin bibirnya kesal. Mager juga, ini udah duduk keluhnya.
"Tuh Lisa, udah ih cepet ambil." Jennie udah duduk di karpet berbulu lembut yang belakannya ada sofa. Mereka duduk di bawah biar enak aja gitu katanya. Bisa selonjoran dan sandarin tubuhnya pada sofa di belakangnya.
Lisa akhirnya berdiri dengan rasa malasnya, perncuma bilang ngga mau atau ngelawan. Bakal kalah yang muda sama yang tua. Lisa pergi naiki anak tangga buat sampai ke lantai dua yang ada beberapa kamar.
Dia pergi ke kamar Jennie buat ambil selimutnya terus ke kamar sendiri yang ada di pinggir kamar Jennie buat ambil juga selimutnya, terakhir ke kamar Jisoo yang ada di samping kamar Lisa.
Jadi kamar Lisa sama Chaeyoung itu ada di tengah-tengah.
Eh kok Lisa sama Chaeyoung? Iyaa si kembar tidurnya sekamar, dan kamar mereka paling besar di antara kamar Jennie dan Jisoo. Tapi, walaupun sekamar kasur mereka sendiri-sendiri. Biar ngga ke tendang Lisa kalo tidur kata Chaeyoung.
Lah ga nyadar, sendirinya juga kaya gitu padahal.
Lisa turun dari lantai dua dengan susah payah, karna ditangannya ada selimut yang tebel-tebel banget.
Lisa sampai kembali di ruang keluarga, dia bagiin selimut kepada para unnie-nya. Udah kaya bagi-bagi sembako ngebaginya.
"Nih yang unnie," Lisa sedikit ngelempar selimut berwarna hitam ada garis kotak-kotak putih ke jisoo yang posisinya ada di sebelah kiri Jennie. Bukan ngga sopan, jaraknya jauh, jadi Lisa males harus jalan beberapa langkah dulu.
"Makasih cantik."
"Hmmm,"
"Nih yang unnie." Lisa jatuhin selimut berlatar putih dengan corak kepala kelinci hitam pada Jennie yang ada tepat di sampingnya.
"Makasih sayang."
"Hmmm."
"Yang aku mana?" Chaeyoung yang baru beres dari cuci piringnya ikut bergabung dan sudah ada di samping Lisa.
Lisa melirik sekilas ke arah Chaeyoung lalu dia ngebentangin selimut maroon-nya dan mulai mendudukkan dirinya.
"Ambil sendiri."
"Ih kan tadi ke atas bukannya sekalian ambil selimut aku. Kasur deketan juga."
"Berat Chaeng."
"Ihh Park Lisaaa.." Chaeyoung hentak-hentakin kakinya di lantai akibat kesel.
"Eeh udah udah, Chaeng. Kamu ambil sendiri aja selimutnya yaa, terus cepat ke sini ini dramanya udah dimulai." kata Jisoo yang sudah tau pasti bakal ada perdebatan lebih lanjut kalau ngga segera dilerai.
Chaeyoung akhirnya pergi ke atas dengan kaki yang masih nimbulin suara karna hentakannya, dan mulut yang ngga berhenti juga menggerutu.
"Ih udah nyuci piring cape-cape bukannya sekalian kek ambilin, ngga ada inisiatifnya banget sebagai kembaran,"
"Dasar pokpak,"
"Bantuin kek aahhh,"
Ucapan Chaeyoung itu masih bisa di dengar sama Jisoo, Jennie dan Lisa, itu membuat mereka ketawa karna gerutuan ngga jelas dari Chaeyoung.
"Padahalkan nyuci piring pake tangan yaa bukan pake kaki, kenapa cape?" kata Lisa sambil ketawa lagi.
"lyah padahal juga kan piring kotornya cuma 2 biji sama 4 gelas aja. Ngga banyak, ngga cape juga." timpal Jisoo yang emang bener sedikit, kan nasinya tadi pake box plastik dari sananya, yang langsung di buang. Terus sisa chicken-nya baru pake piring sama kentangnya tadi.
"Drama dia mah." Jennie kembali ketawa liat kelakuan adiknya.
Da ada aja emang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
Fiksi Remaja[On Going] Brrr... "HYAA PARK CHAEYOUNG" -Lisa "Mwo? Wae? Ada apa denganku?" -Chaeyoung "Baru pulang udah di giniin? Ngajak berantem hah?" -Jennie "Wae? Apa yang kalian ributkan lagi sekarang?" -Jisoo Cocok buat kalian yang ingin ringan-ringan bacaa...