21
"Kalo iya kenapa?" Lisa tatap sinis dua anak di depannya. Heran, baru dua hari aja udah songong, gaya selangit.
Jihyo sama Mina lihat-lihatan mungkin ada sesuatu percakapan lewat tatapan mereka. Tapi semua itu terputus saat guru di depan lempar tutup spidol ke arah mereka yang tidak fokus sama apa yang dijelaskan.
"Perhatiin makanya." ketus Lisa pas Jihyo sama Mina mulai membenarkan posisi duduknya.
Lisa lihatin Chaeyoung sekarang, "Udah tenang ga apa-apa," Lisa tahu kalau Chaeyoung khawatir anak baru itu macem-macem sama Lisa. Ditambah Lisa yang mudah kepancing emosinya pasti nanti akan berabe urusannya.
Mereka fokus lagi sama guru yang menjelaskan di depan. Sampai waktunya istirahat.
Lisa sama Chaeyoung ajak yeri ke kantin buat makan. Setibanya di kantin mereka bertiga lihat anak baru itu lagi makan di meja tengah.
Tidak ada masalah sih cuma itu kakinya butuh bimbingan belajar lagi deh. Masa kakinya ada dikursi juga. Mana gayanya kaya preman pasar.
Ya mereka biarkan saja sih 2 bocah. Selama tidak mengganggu yaa tidak masalah.
Makan dengan adem dam tenang. Lisa ngelawak bikin Yeri ketawa ngakak. Si Chaeyoung maaf yaa tidak bisa diganggu. Makanan lebih memikat daripada lawakannya Lisa.
Tidak mengerti apa yang diomongkan sama Lisa, tapi Yeri ketawa terus. Selama tidak ganggu ketenangan orang tidak masalah ketawa ngakak. Suasana kantinnya juga lagi ribut ko.
___
Percaya atau tidak. Jihyo sama Mina lagi duduk di kursi Lisa dan Chaeyoung. Ya harus percaya sih. Karna itu benar adanya.
Lisa, Chaeyoung sama Yeri yang habis kembali dari kantin langsung dapat hal itu, jengkel.
"Maaf amnesia yaa?" uuuh dengan beraninya Lisa bicara seperti itu.
"Haii Lisaa," sapa hangat Jihyo dan Mina.
"Kursi kalian di depan, silahkan ke depan." Lisa bicara berusaha sopan, tapi ada penekanan dalam nada bicaranya.
Lisa mah gitu orangnya. Tidak peduli siapa pun itu, kalau Lisa tidak suka ya sudah Lisa bakal berani. Tidak seperti Chaeyoung yang hanya bisa diam saja diperlakukan gitu.
Sifat mereka bertolak belakang kalau masalah hal keberanian menggertak orang seperti ini.
"Oh gitu yaa. Terus ini kursi siapa? Loser?" waaw nih dua bocah berani sekali. Seenaknya bicara gitu. Seperti penguasa hutan rimba yang menindas rakyatnya. Butuh pemburu nih buat dibasmi.
Mereka bertiga pun tidak percaya dengan ucapannya si Mina dong. Buset dah si Chaeyoung sama Yeri saja sampai bungkam saling tatap.
Lisa? Aish dia lagi ambil napas dalam buat balas si Jihyo.
"Sorry, loser? Kursi itu jadi tempat loser pas kamu dan kamu duduki." wohoo Lisa tidak kalah tajam balasnya. Bikin Jihyo sama Mina geram sendiri.
Mereka akhirnya pindah ke depan. Lisa langsung ambil kertas di kolong mejanya yang tidak dipakai. Lisa lap kursinya dan kursi Chaeyoung pakai kertas itu.
"Ngapain lisa?" tanya Chaeyoung yang baru sadar Lisa lagi lap kursi.
"Tadi habis diduduki loser. Nanti kita ketularan kan ga lucu. Kita kan winner. Not loser." eaaa savage banget Lisa. Yeri sama Chaeyoung tepuk tangan kecil tanggapi perkataan Lisa.
____
Pulang sekolah Lisa dan Chaeyoung lagi jalan mau ke gerbang. Tidak sangka ketemu lagi sama si anak baru. Sepertinya sengaja gitu deh nungguin mereka di dekat gerbang.
Lisa dan Chaeyoung acuh saja sama mereka. Tidak mau berurusan lagi, sudah mau pulang, tapi si Jihyo memanggil membuat Chaelisa pada berhenti langkah.
"Kenapa? Ada masalah?" Lisa berusaha mengatur nada bicaranya biar tidak kelihatan cari masalah. Sorry Lisa orangnya bukan yang cari masalah, tapi kalau lawannya yang cari ya Lisa bersedia tanggapi apa yang dicari.
"Kamu orangnya berani, kita suka. Mau gabung?" sekarang gantian Mina yang tanya sambil lihatin Lisa. Tidak pedulikan Chaeyoung yang ada di samping Lisa.
Dapat pertanyaan seperti itu bikin Lisa diam dong ya. Pertama Lisa mikir gabung ke mana? Kedua, perkataannya tadi 'kamu' bukan 'kalian' itu berarti cuma Lisa saja yang diajak.
"Gabung apa? Maaf aku ga suka geng-gengan kaya gitu." jawab Lisa bikin Jihyo sama Mina senyum tipis.
"Tenang aja, geng kita itu seru dan asik, mungkin kamu bakal suka." Jihyo menaik turunkan alis agar terlihat meyaakinkan gitu.
"Ngga. makasih tawarannya. Nggak menarik." Setelah berkata seperti itu Lisa pegang tangan Chaeyoung buat tidak pedulikan perkataan mereka dan mulai ke luar gerbang yang sudah ada mobil Jennie.
Masuk ke dalam Lisa yang duduk di depan. Chaeyoung di belakang.
"Unnie ini punya siapa?" Chaeyoung menemukan ciki gitu di sisinya.
"Punya unnie. Makan aja kalo mau."
"Tanpa disuruh." Chaeyoung langsung buka bungkusnya dan makan isinya.
"Tadi siapa?" Jennie yang nunggu tadi tidak sengaja lihat adiknya lagi berbincang gitu sama orang lain. Lihat muka Lisa yang bete bikin Jennie heran. Tumben tuh anak ketus sama orang.
"Oh itu, anak baru mereka." jawab Lisa sesantai mungkin.
"Oh pantes baru lihat." Jennie langsung melaju cepat menuju rumah.
-----
Sampai di rumah. Seperti biasa, mereka lagi duduk-duduk santai di ruang keluarga, menonton dan makan cemilan di atas karpet. Jennie sedang tiduran di soffa.
Tiba-tiba aja Jisoo dateng.
"Chaeng... Chaengg..." Jisoo memanggil-manggil Chaeyoung dengan keras.
Yang menggerutu duluan Lisa. Soalnya kesal, lagi adem tenang ada suara teriakan kan bikin kesal.
Jisoo sampai di ruang keluarga dengan wajah yang panik.
"Chaeng mana?" ngos-ngosan Jisoo.
"Depan mata unnie, unnie." Chaeyoung lihat malas unnie-nya, orang sebesar ini dan ada di depan mata gini masa tidak keliatan.
Jennie sama Lisa juga acuh saja lihat unnie-nya.
"Chaeng, cepet Chaeng. Beresin baju-baju." Chaeyoung dan yang lain jadi duduk tegak. Kenapa sih? Ada apa sih? Ko buru-buru gitu Jisoo bicaranya.
"Kenapa unnie?"
"Keberangkatan kita ke Paris dipercepat malam ini. Pihak dari sananya yang mempercepat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
Teen Fiction[On Going] Brrr... "HYAA PARK CHAEYOUNG" -Lisa "Mwo? Wae? Ada apa denganku?" -Chaeyoung "Baru pulang udah di giniin? Ngajak berantem hah?" -Jennie "Wae? Apa yang kalian ributkan lagi sekarang?" -Jisoo Cocok buat kalian yang ingin ringan-ringan bacaa...