40

2.7K 336 147
                                    

40

Lisa khawatir lagi. Chaeyoung ke mana sih? Kok belum datang juga. Sudah bel loh ini padahal.

Lupa jalan gitu yaa? Masa sih? Tidak ah. Lisa hanya bicara dalam hati saja. Chipmunk satu ini pintar yaa, masa tidak tahu jalan yang sering dan selalu dilalui. Terus ke mana dong hey? Lisa tidak mau yaa pikirannya jadi ke sana kemari mencari alam— eh mencari jawaban sendiri maksudnya.

Soalnya bukan apa-apa juga nih, ditelepon beberapa kali ponselnya tidak aktif. Sialan kan, Lisa makin banget nih khawatirnya.

**

Sudah 1 jam si Chaeyoung belum masuk kelas juga. Kemana itu si chipmunk? Lupa jalan beneran? Atau Apa? Aah gimana ini.

Lisa sudah chat Jennie. Katanya tunggu aja. Masih mode pmsnya jadi tidak mau ambil ribet.

Tapi lama-lama Lisa ini khawatir yaa.. Tolong, Lisa punya hati buat sayang sama itu chipmunk.

"Bu," Lisa angkat tangan, semua orang pada melihat. Widih. Santai aja kali ah. Kebiasaan kalau lagi ada satu orang yang bersuara dilihati satu kelas. Dikira mau minta soal kali, makanya ditatap dulu sama yang lain biar tidak macam-macam. Mungkin yaa. Cuma pikiran Lisa saja.

"Mau ijin ke air sebentar," gurunya mengangguk, Lisa langsung melesat ke luar buat telepon Jennie.

"Halloo unnie,"

"Apa Lisa? Jangan nelepon sekarang, unnie lagi ada kelas." Jennie ngomongnya bisik-bisik. Takut ketahuan sama dosen di depan.

"Ntar dulu ih unnie! Ini Cheng belum dateng juga,"

>>

"Hah!!" suara Jennie bikin dirinya jadi pusat perhatian mahasiswa lain. Belum sadar tapi Jennie-nya. Dia lagi pasang muka kaget sambil ponsel tidak lepas dari telinganya. Sekarang bahkan posisinya sudah duduk tegak tidak menunduk lagi.

"Jennie!" panggil dosen itu yang buat Jennie langsung lihat ke depan.

Eh uy, ngga sadar. Maap. -Jennie.

"Ngapain kamu nelepon di jam pelajaran ini?" muka dosennya sudah mau murka aja. Yaa lagian gimana tidak murka, lagi serius loh ini dosen menjelaskan materi, bahkan udah meratapi sekali materi yang sedang ia jelaskan. Eh malah kaget sama teriakkan Jennie, kan bangsul. Eh.

"Maaf bu, saya harus ke luar dulu, adik saya hilang," mendengar itu mata langsung belalak semua.

"Oh iya silahkan, cepet ketemu yaa adiknya." dosen yang mukanya tadi mau murka eh sekarang melembut. Kemarahannya hilang dibawa angin. Ibunya merasa iba. Yaa gimana, Si ibunya juga punya hati, buat merasa. Bukan cuma jantung aja yang buat berdetak dag-dig-dug.

Jennie langsung saja keluar tidak bawa tas. Ribet. Lari tabrak sana-sini. Yang marah bukan yang ditabrak, tapi malah Jennie.

"Udah tau lagi buru-buru, jangan ngehalangin jalan!" matanya melotot marahi orang-orang yang ternistakan sama dirinya sendiri.

Kesal ya oyy. Lagi panik sama pms gini jadi tidak bisa kontrol diri. Maaf.

Ke parkiran langsung masuk mobil. Banting keras pintu bikin kaget orang yang baru keluar dari mobil sebelahnya.

"Sialan!" gerutuan orang tadi terdengar sama Jennie yang kebetulan ngomongnya keras.

"Maaaf," Jennie teriak dari dalam mobil sambil jalankan mobil. Tidak ada waktu lagi buat marah-marah. Orang tadi kasih jari tengah pas Jennie sudah jalan.

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang