[On Going]
Brrr...
"HYAA PARK CHAEYOUNG" -Lisa
"Mwo? Wae? Ada apa denganku?" -Chaeyoung
"Baru pulang udah di giniin? Ngajak berantem hah?" -Jennie
"Wae? Apa yang kalian ributkan lagi sekarang?" -Jisoo
Cocok buat kalian yang ingin ringan-ringan bacaa...
Sudah malam hari, Jennie belum pulang juga. Jarang-jarang itu anak pulang ngampus sampai pulang malam. Biasanya juga kalau pulang malam Jennie pasti ngabarin. Tapi ini Jennie sama sekali tidak ngabarin. Kan orang rumah jadi panik. Jisoo telepon juga tidak dijawab. Chaeng sama Lisa kirim pesan juga tidak balas.
"Unnie, kita telepon polisi aja." Kata Chaeyoung, anak itu panikan, sama kaya Jennie yang suka panikan.
"Mau ngapain?" tanya Lisa.
"Jennie unnie hilang, takut diculik, mana cantik pula Jennie unnie." Chaeyoung mukanya udah sangat khawatir. Masalahnya ini udah sangat malam.
Jisoo pulang malam sudah biasa, ditambah sebelumnya Jisoo udah ngabarin. Tapi kalau Jennie bener-bener tidak ada kabar. Itu yang bikin Chaeyoung panik banget. Sambil gigit kuku lagi tuh anak.
"Ngga bisa lapor polisi Chaeng,"
"Kenapa?" sewot Chaeng.
"Ish ngga usah ngegas gitu dong," Lisa senggol lengan Chaeyoung sampai tersungkur.
"Ih jangan keras-keras," balas Chaeyoung sambil
PLAKK!!
"YAK, kekerasan dalam keluarga!" Lisa kaget aseli. Itu Chaeyoung mukul punggungnya keras banget aseli sampai bunyi. Bahkan Lisa sampai reflek teriak dan dapet teguran dari Jisoo.
"Hey udah udah ah, malah ribut," lerai Jisoo. Udah tahu lagi khawatir, malah berantem.
Chaeyoung sama Lisa nunduk. Tidak mau manjang soalnya mereka juga sadar keadaan.
Chaeyoung langsung duduk di samping Jisoo. "Unnie, Jennie unnie ko belum pulang sih jam segini?" tanya Chaeyoung dengan nada sendu.
Lisa tidak mau dianggurin, dia juga pindah ke samping Jisoo. "Iya unnie, ke mana sih Jennie unnie?"
Si kembar mode manja dan khawatir. Jisoo sampai ikut ngerasain apa yang adik-adiknya khawatirin. Lagian ini Jennie kemana sih tidak ada kabar? Jisoo jadi merasa bersalah soalnya.
Apa Jennie bener-bener marah sama kabar dia deket sama seseorang? Ah masa sih. Pikir Jisoo. Harusnya seneng dong yaa, soalnya kakaknya ada yang suka. Apalagi kemarin-kemarin dia suka diledek gara-garaa udah tua tapi masih jomblo.
Sekarang udah ada nih, senggol dong.
"Apa aku jemput Jennie unnie aja, ya, unnie?" Lisa greget, dia jadi ajukan diri buat jemput kakanya. Siapa tahu problemnya sama kaya Jisoo kemarin: habis bensin.
"Hush, ngawur, naik apa?"
"Hehehe,"
"Huuu," cengengesan Lisa dibalas dengan ledekan Chaeyoung.
"Apaan sih? yang penting ada usaha." Lisa bela diri. Dia tuh khawatir banget sebenernya. Cuma yaa dia sedikit susah mengekspresikan cara kepedulian dan kekhawatirannya. Tidak seperti Chaeyoung yang bisa dengan lugas ngomong ini itu.
Bukan apa-apa, nanti "Ih tumben Lisa baik, Ih tumben, ih cie," kan jadi males Lisanya. Jadi Lisa mah stay cool aja. Tetep keren walaupun sedang galau.
Mereka akhirnya saling diam. Jisoo berusaha lagi buat telepon Jennie yang terus-terusan diabaikan.
Dan sampai akhirnya ada yang buka pintu depan, semua pada reflek berdiri. Suara mobil di depan tidak kedengaran, tahu-tahu sudah buka pintu aja. Saking gelap sama rasa khawatir. Duh.
"Jen/unnie!" sapa mereka yang dari tadi khawatir nunggu kabar.
Jennie cuma senyum tipis , ya ampun. Tipis banget kaya tisu. Tidak ikhlas.
Tapi, Jennie tidak jawab. Jisoo sedih. Cheyoung sama Lisa yang nanya kabar juga dianggurin.
"Jennie unnie kenapa?" Di depan kamar Jennie, Chaeyoung sedih.
Ini kehadiran Jennie ditunggu-tunggu banget, tapi pas orangnya datang kaya cuma numpang kewat. Ngga sopan banget. Udah kaya jalan layang jalur cepat, yang cuma dilewatin pas lagi buru-buru. Hadeuh.
"Mungkin lagi cape," kata Jisoo, positifthinking. "Ya udah yuk tidur." Jisoo dorong Chaeyoung sama Lisa buat ke kamarnya.
"Chaeng, tidur berdua yuk."
"Nggak."
"Hey, tidur," Jisoo yang masih ada di ambang pintu, negur. "Besok sekolah."
"Iya, iyaa,," jawab si kembar kompak.
Sesudah Jisoo tutup pintu, Lisa buru-buru bawa bantal sama guling dan pindah ke kasur Chaeyoung. "Boleh yaa,"
"Lisa mah suka nindihin perut aku ah, ngga suka." keluh Chaeyoung.
Sudah beberapa kali Lisa kalau tidur di kasur yang sama suka banyak tingkah. Pas bangun, ada aja yang bikin nyeri tubuh Chaeyoung. Baru kemarin banget nih, Lisa tidur di perutnya. Emangnya bantal apa perut Chaeyoung? Pas ditanya kenapa, katanya perut Chaeyoung ngga kalah empuk sama bantal. Hadeuh. Tendang niih.
"Ngga, sekarang ngga janji." kata Lisa, udah duduk di kasur Chaeyoung.
"Apa? ngga janji?"
"Ih bukan, maksudnya ngga koma janji." koreksi Lisa pelan-pelan. Agak susah kalau udah ngomongin yang kaya gini sama Chaeyoung. Apalagi anak itu baru dapat kelas bahasa tadi, jadi kebawa sampai rumah.
"Nah gitu dong, ngomong tuh harus ada intonasinya biar ketauan titik komanya."
"Terserah." Pusing Lisa. Chaeyoung selalu benar. No debat.
Jisoo di luar sana lagi ketuk pintu kamar Jennie. Anak itu tumben kunci pintunya. Tidak biasanya.
"Jennnie, udah makan belum?" tanya Jisoo khawatir. Soalnya kan tadi Jennie ke kantornya pas jam istirahat, terus dia malah pergi. Sudah makan atau belumnya Jisoo tidak tahu.
"Jen, marah sama unnie?"
"Jennie, kenapa? Ada masalah tadi di kampus?
Jisoo tanya kabar Jennie tapi tetep, Jisoo dijawabnya sama aura dingin. Orangnya di dalam tapi hawanya sampai ke luar. Yang tadi siang juga masih menetap. Tidak mau pergi. Padahal Jisoo udah kedinginan, sampai menggigil.
"Jen, ya udah kalau belum mau cerita atau bilang. Tidur nyenyak ya, Jennie sayang. Bai bai adikku, mimpi indah." Jisoo coba bujuk.
Jennie kalau marah terus dicuekin dia suka makin tambah sakit hati, jadi harus sambil dibujuk. Dasar cewek!
Setelah tidak mendengar lagi orang yang ngomong di luar, Jennie ngedumel, "Perhatiannya ke sanain aja, ke ituin aja sana. Ngga usah ke sini." Balas Jennie.
Hmmm... Dasar cewek!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.