Rasa 2

1K 21 8
                                    

Bab ini dipublikasi pada 2 Maret 2023

.
.
.

AGUS, AGUS, DAN AGUS

.
.
.

Minggu, 5 Februari 2023.

Hari itu sesuai ajakan mas Agus semalam, dia akan mengajak aku jalan jalan tanpa tujuan. Aku yang merasa terlalu kurang main, akhirnya mengiyakan untuk ikut dengannya.

Lagipula, jika aku tidak mau, mas Agus pasti tidak akan jalan jalan sendiri dan memilih untuk tetap dirumahku atau pulang.

Kupikir pikir, tak ada salahnya jika aku mengiyakan ajakan itu. Aku perlu menenangkan pikiran dan mencairkan suasana setelah melewati kejadian tidak menyenangkan itu.

Akhirnya, setelah bangun pagi, kami langsung siap siap berangkat menuju keeumah mas Agus terlebih dahulu untuk ganti kendaraan.

Alasannya masih sama, dia tidak mau pakai motor karena takut kepanasan atau kehujanan. Tapi, aku juga memahami satu sebab yang mungkin dia tidak enak mengatakannya. Yaitu soal hubungan ini.

Dia tidak ingin dilihat kenalannya di jalanan atau bertemu dengan seseorang yang mengenal kami berdua.

Bisa bisa, jadi sebuah tanda tanya besar nanti.

.

Aku sendiri juga tidak tahu hendak dibawa kemana olehnya. Yang penting aku ikut saja daripada dirumah terus.

Sesampainya dirumahnya, aku disuruh menunggu beberapa saat untuk dia ganti baju. Dia tidak mau menggunakan baju kemarin kalau dekat dekat dengan aku.

Sekitar 10 menit aku menunggu dia di ruang tamu tanpa melakukan apa apa. Hanya memperhatikan seisi ruangan yang masih tetap sama sejak aku terakhir kali kesini.

👮🏻‍♂️Yok..

Ajaknya setelah siap dengan pakaian yang menurutku lumayan mewah. Ia memilih warna dengan berkesambungan dan sesuai.

Mobil pun siap dijalankan karena sudah dinyalakan sejak baru datang tadi.

Perlahan meninggalkan rumah menuju ke jalan utama dan menyusuri jalan tujuan kota Pacitan pusat.

Ia nampak semangat mengendarai dengan sesekali bernyanyi entah apa lagunya aku juga tidak tahu. Aku sibuk melihat lihat keluar karena banyak yang sudah berubah sejak pandemi mulai hilang.

Bangunan bangunan pada berubah warna, pembatas jalan banyak yang baru, dan cat di segala penglihatan juga nampak segar karena masih baru.

Banyak pohon pohon kecil yang baru ditanam di pinggiran sepanjang jalan membuat perjalanan tambah seru karena banyak yang bisa dinilai dengan pikiran sendiri.

Jalan besar menuju kota juga membelah bentangan sawah yang luas dan dihiasi dengan padi yang baru ditanam. Serasa melewati pinggir sungai saja.

Lebih indah lagi kalau masa pertengahan atau hendak panen. Padi yang hijau kekuningan membuat mata tak bisa berpaling.

Disambut dengan langit biru berawan laksana lukisan 3 dimensi.

Aku yang jarang lewat jalan ini hanya bisa memandang tanpa henti. Seakan akan tidak mau melewatkan satu meter pun.

.

👮🏻‍♂️Kamu sudah diajak kemana aja sama bapak sambil bawa mobil?

Tanya mas Agus saat aku menikmati pemandangan.

👲🏻Belum kemana mana sih.
👲🏻Pertama kali diajak ke pasar kemarin. Itupun pakdeku yang bawa.

Jawabku tanpa menoleh ke arahnya.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang