Rasa 45

152 14 4
                                    


Bab ini dipublikasikan pada 12 September 2023


🔸
🔸
🔸

HARI YANG SERU!

🔸
🔸
🔸




Segelintir orang yang dekat dengan keluargaku ada yang mengatakan bahwa jika dewasa aku tidak bisa hidup mandiri karena selalu dekat dengan orangtua dan selalu dimanjakan.

Aku akan tetap berada di lingkungan yang sama dan tidak pernah mau keluar dari zona nyaman.  Mereka berpendapat jika aku akan terus terusan hidup karena disangga oleh kedua orangtua. 

Tapi, sekarang mereka justru beberapa kali menghubungi aku supaya membantunya mencarikan kerjaan untuk anak anaknya yang masih tetep ada di rumah tanpa penghasilan maupun kerja.

Anak mereka yang dididik dengan keras, tidak pernah dimanja, selalu dibandingkan dengan anak orang lain, justru malah kini belum menghasilkan apa apa dan masih stay di dalam zona nyaman walaupun umurnya beberapa tahun lebih tua daripada aku.

Mungkin mereka sudah lupa dengan apa yang sudah diucapkan tentang aku beberapa tahun belakang disaat aku masih ada dirumah orangtua.  Tapi aku yang sudah paham soal dunia kedewasaan baru menyadari bahwa perkataan itu ternyata agak menyakitkan kalau diingat ingat.  Tapi, ketika aku mendengarnya waktu itu, kesannya kayak sedang bercanda.

Emang tetangga maupun saudara kadang ada aja yang sifatnya kayak anJing!

🔸

Dan yaa... Kita ketemu lagi di media tulis hari ini.  Semoga yang aku tulis hari ini cukup menghibur anda yang membaca.

Dengan kemenanganku dari pertandingan lari yang aku adakan dengan bapak, kini dia harus menepati janji dia untuk menuruti apa yang aku mau dan katanya juga, dia akan menuruti selama satu Minggu penuh.

👨🏻🔸Yaa... Kalau kamu bisa lebih jauh dari aku, nanti aku bakal nuruti apa saja yang kamu mau seminggu penuh.
👨🏻🔸Asal masuk akal aja permintaanmu. Jangan yang gila..

Ucapan itu masih melekat saat semalam sebelum kami lari.  Lebih tepatnya malam Minggu itu.   Ternyata, dia terkena karma karena kesombongannya dan percaya diri yang berlebihan serta tidak melihat siapa yang diajak tanding.

Emang, ku akui aku jarang olahraga.  Tapi umur juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja.  Umur juga jadi alasan besar suatu batasan untuk melakukan aktifitas, apalagi lari.

Bapak mencapai lima putaran hingga dia tidak bisa berdiri lagi karena sudah pegal sementara aku mampu hingga tujuh putaran tanpa adanya rasa sakit ataupun sengal.  Hanya pegel di lutut, sesak di dada, dan juga keseimbangan yang agak mulai hilang.

Jadi, kalau pas SD dulu aku mampu enam putaran hingga kecapekan tingkat tinggi dan terbatuk batuk, justru sekarang malah meningkat jadi tujuh kali putaran dengan keadaan yang masih bisa dilanjutkan kalau perlu.  Mungkin setengah putaran aku masih mampu.

Bahkan, aku sempat menawarkan babak kedua kalau bapak belum mau menyerah.  Tapi ternyata, dia memilih mengambil untuk menuruti kemauanku selama seminggu kedepan.

🔸

Ya..  aku nggak minta yang aneh aneh kok.  Aku bukan anak yang kurangajar ataupun nggak tau diri.  Aku juga bukan bocil lagi.   Makanya aku bingung mau minta apa dari dia itu?

Ya kalau aku masih bocil mungkin kepengen mainan, hp, motor, makanan, dan apapun itu.  Tapi sekarang aku udah dewasa.  Apa yang sekiranya pantas buat aku pinta dari seorang bapak?

Jadi, penasaran apa yang aku mau minta?

Ya sudah, mari kita mulai ke jalan cerita selanjutnya dan kita ketemu di part 46.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang