Rasa 11

222 22 9
                                    

Bab ini dipublikasikan pada 27 April 2023

.
.
.

KAKEK MENGUSIR BAPAK

.
.
.

Hari ke 1.

Aku dan bapak pergi ke rumah kakekku yang waktu itu kuceritakan.

Suasana di rumah kakekku sangat ramai.  Banyak tamu dari berbagai daerah dan termasuk masih saudara saudara orangtuaku, mulai dari adiknya kakek, keponakannya kakek, dan keturunan keturunan yang lain.

Sebenarnya saudara saudara yang menyambung masih sangatlah banyak.  Apalagi keturunan keturunan yang seumuran dengan aku maupun dibawah usiaku.  Bahkan ada beberapa yang tidak ku kenal.

Ada satu yang akrab parah dengan aku namun jarang ketemu.  Rumahnya berada di Desa Punung Pacitan, lumayan jauh.

Tiap lebaran dan ketemu di rumah kakek, kami selalu langsung ketawa tawa tidak jelas walaupun cuma sekedar saling pandang.  Anaknya cukup humoris dan receh kalau diajak bercanda.

Namanya Ravel,  umurnya sekitar 20 tahunan dan termasuk jadi salah satu keponakan kakekku atau anak dari adik kakekku.

DeBM😒

Anaknya memang bisa dikatakan cool.  Kebanyakan kayak laki laki muda pada umumnya sih.  Cuman, dia agak pendiam dan baru heboh kalau udah bisa menyesuaikan diri di suatu tempat.

Ini bukan tokoh baru.😒 Aku cuma menggambarkan salah satu saudara dekatku saja.  Intinya, tidak seperti Andi.  Cuma dia yang paling dekat dari kebanyakan saudara yang seumuran dengan aku.

Kalau Andi sih, lebih edan lagi kedekatannya dengan aku.  Kayak udah nggak ada batasan lagi.  Apalagi setelah dia tahu aku ini suka dengan laki laki.  Mulutnya yang bawel dan kepo, xxcmv sscxvnmxc pokoknya lah.

Kalau disebut semua sih, ada Andra, Dimas, Renzi, Sena, Kiki, Tendi, dan yang perempuan kayaknya lebih banyak.  Tapi mereka tidak kenal dekat dengan aku.

Kadang, aku agak cemburu dikit kalau kakek terlihat begitu Deket sama salah satu keponakannya.🤭

Ya wajar wajar aja sih..  aku kan cukes dia.

Aku juga lihat si bapak dipeluk peluk sama saudara dekatnya, kira kira seumuran sama dia.  Tapi aku jadi baper sendiri kalau lihat bapak bapak berpelukan.☺️

Tololnya lagi, saking asyiknya aku bersama si Ravel, sampai sampai aku lupa kalau belum bersalaman dan maaf maafan dengan kakekku sendiri.

😄

Tapi, aku mau flashback sedikit sebelum pergi kerumah kakek.

Dimana aku masih ada dirumah dan waktunya badhan (maaf maafan di hari lebaran) bersama orangtua terlebih dahulu.

Kalau orangtuaku sedang maaf maafan atau sungkem, selalu tidak fokus dan pengen tertawa.  Perlu waktu beberapa menit dulu untuk saling tertawa dan pada akhirnya mereka bisa mengucapkan dengan baik.

Kayak nggak pernah saling punya salah aja mereka.  Pas waktunya saling bermaaf maafan malah cekikikan sampai aku sendiri yang bete.

Ditambah lagi, sewaktu ke rumah pakde,  bapak malah ketiduran disana sehingga pas kerumah kakek jadi kesiangan dan sudah penuh orang.  Jadi tambah bete aku.  Apalagi cuacanya lumayan panas.

Mungkin si bapak lagi kecapekan setelah ikut takbir keliling tadi malam.  Dia mengajak pakde supaya nyetir mobilnya dan dia jadi penumpang.   Selain itu, ibuku, Makde ku, dan aku juga ikutan.

Pertama kali ikut takbir keliling pakai kendaraan milik orangtua sendiri walaupun bapak belum berani nyetir pas suasana sangat ramai seperti ini.  Road yang kami tempuh juga sangat jauh.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang