Rasa 23

187 18 17
                                    

Bab ini dipublikasikan pada 24 Juni 2023

.
.
.

MASUK DAERAH ELIT

.
.
.

Perjalanan panjang membawaku keluar kota.  Sampailah di sebuah tujuan yang aku sendiri belum pernah memasuki tempat seperti itu.

Sebagus bagusnya tempat yang ku kunjungi, paling mentok adalah bandara.  Itupun pada saat ikut menjemput pamanku sewaktu dia pulang dari merantau dan sudah lama sekali.

Kali ini, aku diajak ke sebuah hotel yang menjadi salah satu hotel besar di Wonogiri.  Tempatnya tidak jauh dari sebuah pemukiman yang luas beserta pemandangan sawah yang bagus kalau padinya masih hijau.

Entah hotel bintang berapa, aku nggak paham dan nggak mau tahu karena tidak penting juga buat aku yang hanya diajak dan dibiayai.  Tapi kalau seandainya aku sendiri yang membiayai dan mengharuskan berada di hotel, mungkin aku akan cari yang paling murah.😅

Yang namanya hotel, serendah apapun ratingnya, pasti tempatnya bagus lah.  Yang jelas lebih bagus daripada kamarku.🤭

Aku tetap berada di belakang, mulai dari masuk, ngurus ini itu, dan berjalan ke tempat yang sudah ditujukan.

Aku kurang tahu konsep dari hotel itu.  Mungkin lebih ke desain desain ala rumahan karena memang terlihat banyak sofa dan tempat duduk di dalamnya.

Aku masih keder saja di belakangnya.  Apalagi saat dilihat oleh petugas sewaktu memesan kamar.  Mungkin mereka curiga sesuatu tentang kami.  Tapi untungnya kami sama sama menggunakan masker wajah dan hanya satu orang yang mengetahui kedua wajah kami saat melakukan scan wajah sebagai tanda pengenalan supaya tidak ada kesalahan.  Apalagi kunci pintunya sudah memakai scanner segala macam.

.
.

Disini akan kuceritakan dengan bahasaku sendiri karena takut salah penyebutan suatu benda atau nama nama teknologi di dalam hotel itu.😅

.
.

Selesai mengurus dan menuju ke kamar pesanan, kami duduk di sebuah sofa depan kamar untuk berisitirahat terlebih dahulu.  Kami masih dalam kondisi suhu yang tidak menentu dan takut jika langsung terkena angin AC.  Apalagi dalam kondisi yang berubah ubah setelah turun dari kendaraan.

Tapi disini untungnya aku pakai pakaian yang masih bagus dan membawa tas yang lebih bagus sehingga tidak malu maluin saat berpapasan dengan orang yang sudah terbiasa di dalam hotel seperti ini.

Sewaktu berada di tempat istirahat, kamu tidak banyak bicara karena ada orang lain disana.  Aku juga lebih banyak bermain hp untuk menanggulangi perasaanku yang sebenarnya lagi tidak karuhan.

Setelah cukup mengistirahatkan badan, dia mengajakku menuju ke pintu dan membukanya menggunakan kartu.

Kini, aku kesampaian merasakan masuk ke dalam hotel yang keamanannya sudah dibekali dengan kecanggihan teknologi terkini.

Padahal, bentuk pintunya terlihat biasa aja.  Nggak mencerminkan kecanggihan dari teknologi pengunciannya.  Terlihat seperti pintu kayu pada umumnya namun aku tidak tahu sebenarnya terbuat dari kayu atau bukan.

.

Setelah berada di dalam, benar saja suhunya bener bener berbeda dengan suhu luar kamar tadi.  Kalau di luar lebih hangat, disini tiba tiba terasa kedap, dingin, dan terasa menekan di telinga.

Saat aku bicara, suaraku sendiri jadi terdengar jelas ditelingaku dan juga lebih jelas saat mendengar ucapan mas Agus.  Hal itu kuduga dikarenakan keadaan kamar yang bener bener kedap.  Kalau nggak kedap, seharusnya ruangan itu bikin suara jadi menggema.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang