Rasa 66

129 9 2
                                    

Bab ini dipublikasikan pada 23 Desember 2023


🔸
🔸
🔸

TERNYATA BAPAK LICIK

🔸
🔸
🔸



Beberapa kali berfikir sejenak bahwa jadi pekerja rumah tangga itu bener bener nggak gampang.  Bahkan dimulai sejak bangun pagi dan menyiapkan makanan, semua itu udah terasa berat bagi aku.  Tapi entah kenapa aku sok sok an mau cosplay dan memperagakan jadi emakku sendiri yang kutahu nggak pernah merasa capek kalau mengerjakan sesuatu.

Aku sendiri nggak habis pikir mengapa dia bisa melakukan segalanya.  Itu pun sudah ku kategorikan sebagai kerjaan yang berat.

Aku sendiri memang sudah biasa mengerjakan sesuatu sendirian dirumah.  Mulai dari masak, bersih bersih, hingga membereskan semua yang ada.   Cuman, kalau untuk sekeluarga, aku kayaknya nggak bisa totalitas.  Padahal cuma sehari doang   itupun cuma sama bapak, nggak ada yang lain.

Selesai masak untuk sarapan, aku harus ke belakang membersihkan kandang ayam sekaligus ngasih makan dan melepaskan dari kandang dan kurungan.

Setelah itu, aku baru bisa sarapan dan membersihkan peralatan yang kotor dan selesai aku pakai.  Ibuku nggak pernah menumpuk peralatan kotor di tempat cuci piring.  Biarpun cuma satu piring doang, pasti ia sempatkan langsung dicuci setelah selesai digunakan.

Selepas dari semua itu, aku harus ke kebun sebentar untuk mengantarkan makanan buat sarapan bapak.  Aku diminta untuk merebuskan satu telur, kentang, dan membuatkan sebotol kecil susu kalsium tulang.   Ia memintaku untuk mengantar ke kebun karena dia mau sekalian menunggu aliran air disana buat membasahi lahan.  Kalau ditinggal tinggal takutnya kebablasan dan bikin penyiraman jadi nggak merata.

Sebelum berangkat dia baru minum segelas teh manis dan separuh buah pepaya.

Dengan pakaian yang nggak ia ganti sejak tadi malam, ia berangkat begitu saja sambil membawa sebuah Jajag (bahan dari tongkat besi yang digunakan untuk mencongkel tanah).  Hari ini ia terlihat begitu santai walaupun bangun agak kesiangan.

Sepulang dari kebun, kulihat lihat halaman rumah ini penuh dengan dedaunan yang rontok dan sudah kelihatan menumpuk.  Akhirnya aku menggenggam sapu lidi dan menyapu hingga sekeliling rumah.  Baru setelah itu aku bisa mandi segar.  Jam sudah menunjukkan pukul 8 mendekati 9.

Beberapa saat setelah aku mandi, bapak pulang dengan keadaan basah dan pakaiannya juga kotor.  Ia segera meminta aku untuk mengambilkan handuk beserta menyiapkan baju ganti yang sudah digantung di gantungan dekat kamar mandi.

Biasanya sih nggak minta disiapin segala.  Entah kenapa hari ini dia minta disiapkan.  Mungkin karena sengaja supaya aku bener bener merasa sibuk.

Ah elah.. 😒

Baru setelah itu kami sempat ngobrol di dapur mengenai ajakannya tadi malam.  Ia pengen ngajak aku jalan ke kota untuk sekedar lihat pemandangan baru.  Katanya ia kangen sama bangunan ber AC dan berpengharum. 

Mungkin mau diajak jalan jalan ke dalam terminal kali ya.  Soalnya nggak tau juga dimana ada gedung ber AC kalau di kota Pacitan ini.  Mungkin rumah sakit, supermarket, atau fasilitas besar lainnya.  Tapi masa iya mau jalan jalan di dalam rumah sakit?

👲🏻🔸Terus mau kemana? Ngajak aku kemana?

Tanyaku saat kami berbincang.

👨🏻🔸Ada.. ini..
👨🏻🔸Dulu aku punya teman kerja pas masih buruh di kota.   Kemarin pernah ketemu.  Aku dikasih alamat rumahnya  kalau misal mau main kesana.

Jawabnya penuh berbunga bunga.

👲🏻🔸Teman?
👲🏻🔸Teman kerja beneran?

👨🏻🔸Iya..
👨🏻🔸Pas kerja di pabrik dulu.  Tapi dia suka pindah pindah tempat kerja. Makanya jadi nggak ketemu lagi.
👨🏻🔸Coba ku telpon dulu.  Moga aja dia juga dirumah hari ini.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang