Rasa 8

272 17 3
                                    

Bab ini dipublikasikan pada 2 April 2023

.
.
.

SEMIR PUTIH

.
.
.

Kok judulnya nggak edisi puasa kayak season  sebelumnya?

Nggak ada!  Itu hanya bikin daftar isi jadi berantakan saja.🙄

.
.
.

Jadi, hari Rabu sebelum puasa, aku membulatkan niat untuk berpuasa di rumah orangtua full sebulan.

Saat aku mengatakan hal itu, betapa senangnya mereka.

📱🙎🏻‍♀️Halah.. nggak mungkin kamu mah.. paling setelah dua tiga hari langsung balik pulang.😒

Komentar ibuku saat aku menelpon orangtua dan mengatakan hal itu.

📱👲🏻Nggak..
📱👲🏻Jadi kan aku mikir kalau sendirian kan nggak enak.. tau sendiri kan.. kalau ada yang bangunin kan jadi enak. Gitu lho..

Jawabku.

📱👨🏻Ya udah kesini aja.. ngapain pakai tanya tanya segala. Kayak mau kerumah tetangga aja.

Tambah bapak dengan nada khas nya.

📱👲🏻Ntar lah.. aku mau bersih bersih dulu..
📱👲🏻Kalau udah dibersihkan nanti bisa seminggu sekali pulang kesini..

📱👨🏻Terus, kerjamu? Libur?

📱👲🏻Nggak lah..  Tetep kerja. Nggak ada perubahan apa apa.

📱👨🏻Oh..

📱👲🏻Ya udah.. mungkin nanti abis magrib aku berangkat ke sana.

📱🙎🏻‍♀️Ya.. hati hati dijalan..

📱👲🏻Oke.

Telepon pun berkahir dan aku melanjutkan pekerjaanku untuk membereskan rumah.  Mungkin aku akan berada disana selama seminggu lalu pulang kesini seminggu sekali.  Atau kalau mas Agus pengen ngajak kemana mana.😁

.

Sehabis magrib, semuanya sudah beres.  Aku tinggal bersiap berangkat dan memastikan segala akses yang menyala dirumahku sudah kumatikan terutama listrik dan air.  Memastikan semua jendela dan pintu terkunci dan melepas selang gas kompor.

Tak kukira ternyata ucapanku benar benar tepat.  Habis magrib, baru selesai semua kerjaan itu.

Aku memutuskan untuk makan dirumah bapak saja karena jujur saja aku malas masak dirumah dan barang barang juga sudah ku bereskan semuanya.

Lalu aku starter motor dan tancap gas menuju keeumah orangtua dengan membawa tas gendong berisi pakaian dan alat alat yang kuperlukan disana.

Sebenarnya tidak banyak yang kubawa karena sebagian peralatan seperti baju, sisir, parfum, jaket, atau sandal dan sepatu juga masih ada dirumah bapak.

Biasanya kalau aku punya banyak cucian juga kubawa dan ku cuci disana. Makanya banyak yang numpuk disana.

.

Sesampainya disana, aku langsung makan dan kebetulan bapak dan ibuku juga baru makan malam. Jadi aku punya kesempatan untuk makan malam bersama mereka sebelum sahur nanti.

.

Aku memutuskan untuk berpuasa dirumah bapak karena belajar dari tahun sebelumnya saat aku sahur dan berbuka sendirian dirumah. 

Rasanya begitu hambar dan menyedihkan. 

Makanya aku tidak mau hal itu kurasakan lagi dan berpuasa dirumah orangtua untuk menyemangati mereka juga.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang