Rasa 3

473 18 5
                                    

Bab ini dipublikasikan pada 3 Maret 2023

.
.
.

AYAM BAKAR

.
.
.

Kadang, walaupun hari Minggu, untuk beberapa orang masih harus berlaut di dalam bisnisnya.

Bukan karena mereka selalu kurang atas apa yang didapat, tapi karena mereka memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan itu.  Apalagi ketika sudah mulai bergabung dengan bisnis orang lain.

Hal itulah yang dapat kupetik dari mas Agus pada Minggu itu.  Dan seharusnya dia tidak perlu melakukan ini karena masih ada pak Surya sebagai penghandle semua ini.  Tapi, karena waktu yang dijanjikan sudah bentrok dan dia merasa harus tetap bertanggungjawab, akhirnya dia sendiri yang turun.

Pengalamanku bertemu dengan pak Agus sang pemilik ternak besar itu juga menghasilkan pengetahuan baru, pengalaman baru, dan yang pasti kenal dengan orang orang baru.

Mereka adalah pekerja keras dan pejuang keluarga.

.

Usaha ternak yang dikembangkan oleh pak Agus ini penghasilan per bulan hampir menyusul penghasilan pabrik mas Agus dari semua cabang.

Bahkan seringkali tembus jauh melebihinya ketika menjelang idul adha atau ada hari hari tertentu bagi daerah lain yang memiliki tradisi.

Borongan dari pasar hewan juga berpengaruh besar.

.

Aku dan mas Agus diajaknya ke tempat ternak itu.  Jaraknya sekitar 1 km dari rumahnya. 

Tibalah kami di sebuah lapangan luas membentang kira kira 1 km persegi yang diisi dengan ratusan kandang sehingga memberikan view selayaknya flats village yang ada di Minecraft.

Ini benar benar super indah di mata.  Apalagi di tepi lapangan ternak itu ditumbuhi rumput pakcong yang sudah mulai tumbuh tinggi melebihi manusia.

Sayang sekali aku tidak bisa mengambil gambar pemandangan segila ini.  Hp tertinggal di rumah pak Agus, karena aku taruh di meja setelah kami tadi minum disana.

Lapangan itu agak rendah karena ada turunan dari jalan dan dapat dilihat dari atas.  Hal itu membuat pemandangan eksotis apalagi kalau rumput lapangannya sedang hijau.

.

Setelah turun, ada jalan kecil di tengah tengah sebagai akses supaya tidak becek jika hujan. Apalagi setiap jam pasti ada pekerja yang lewat untuk memberi makan ternak atau merawatnya.

Bahkan, kandang yang dibangun pun tak sembarang kandang selayaknya yang kita jumpai di desa.  Itu sudah dapat dikategorikan sebagai rumah.

Lantai cor dengan puluhan tiang yang menyangga atap, serta diberi tembok cor berseling besi.  Namun ada beberapa yang masih menggunakan media kayu dan bambu.

Ukurannya juga lumayan besar karena dapat digunakan untuk 4 sapi yang masing masing sekat bisa bebas memutar badan dan berjalan jalan di dalamnya.

Setiap 2 kandang yang berhadapan, diberikan penerangan sebuah lampu.

Hal itu juga digunakan saat malam hari karena pekerja juga harus standby kalau kalau ada seekor yang membutuhkan bantuan.

.

Pak Agus mengungkapkan, setiap harinya memerlukan paling tidak 250 karung rumput atau jerami untuk keperluan makan ternak itu.

Dia sudah menyiapkan lahan penanaman rumput di beberapa tempat.  Dan itulah mengapa dia memerlukan bantuan pupuk dari pabrik.

DUA NAMA S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang