Part 4

12.3K 408 1
                                    

Hari ini terasa melelahkan bagi Alesya, akhirnya setelah pulang sekolah dia langsung memilih untuk berendam di jacuzzi yang ada di ruangan pribadinya. Tentu ini melelahkan karena hari ini, Alesya sudah di hukum dua kali di hari pertama.

Berbeda dengan seperti sebelumnya, biasanya dia bisa terbebas dari hukuman tak peduli dengan apapun. Tetapi sekarang tak bisa, selain karena ada sang Kakak yang membuatnya tak bisa berkutik, alasan lain juga karena keberadaan Cakra.

Jujur, ada sedikit rasa takut saat Alesya berhadapan dengan Cakra. Biasanya dia hanya bisa merasakan itu kepada Papanya, tak ada yang lain dan sekarang Alesya dapat merasakan aura yang sama seperti yang Joe miliki dari diri Cakra.

Namun, meski begitu Alesya tak akan memperlihatkan ketakutannya kepada Cakra. Dia tak akan kalah dari Cakra, melainkan sebaliknya. Alesya akan membuat Cakra menyerah dan berhenti menjadi gurunya.

Suara pintu terketuk di dengar, Alesya menatap pintu yang tak dia kunci.

"Siapa?"

"Ini Abang, jangan kelamaan di sana. Cepet bilas, nanti masuk angin." ucap Regan dari balik pintu.

"Masih mau di sini.."

"Enggak, cepet keluar."

"Beli ice cream yuk, Bang."

"Enggak ya, Abang masih kesel sama kelakuan kamu tadi."

"Ihh kok gitu."

"Ngapain juga kamu ngaku-ngaku jadi pacar Abang segala."

"Biar Abang jadi jomblo juga dong, Echa gak rela yah kalau Abang punya pacar. Abang cuma punya Echa sama Moma!"

Alesya pun memilih untuk menyelesaikan berendamnya seperti perintah Regan. Setelah membilas tubuhnya dan membuka saluran air, Alesya pun keluar dengan bathrobe menemui Regan yang masih berdiri di samping pintu dengan tubuh bersandar pada tembok.

"Langsung pake baju, Moma udah siapin cemilan buat kita."

"Oke."

Alesya memasuki pintu yang berbeda, ruangan yang tersimpan ratusan pakaiannya. Sore ini, pilihannya tertuju pada sebuah dress santai sepaha berwarna pink tanpa lengan. Setelah siap, Alesya berjalan menuju balkon menyusul Regan yang sudah lebih dulu berada disana.

Setibanya di balkon, Alesya menatap Regan yang sedang duduk santai di gazebo dengan buku di tangannya. Melihat itu, dengan santai Alesya pun mendudukan diri di atas pangkuan Regan sehingga sang pemilik tubuh menghentikan kegiatannya.

"Jangan duduk disini, awas."

"Gak mau ah!"

Alesya memeluk leher Regan sehingga sang Kakak kesulitan memindahkannya, setelah itu Regan pun kembali memilih mengalah.

"Papa sama Moma kemana, Bang?"

"Pergi ke Bandung, ada acara."

"Nginep?"

"Katanya sih enggak, malem pulang."

"Kok kita gak di ajak sih?"

"Ngerepotin kalau bawa kamu, jadi huru-hara nanti acaranya."

"Masa gitu?"

"Iyalah."

Alesya tak lagi membalas, dengan nyaman dirinya memilih untuk bergelayut manja pada sang Kakak yang melanjutkan bacaannya.

"Itu ada brownies kesukaan kamu, Moma buat itu sebelum pergi ke Bandung."

Mendengar itu Alesya melepas lingkarann tangannya dan menoleh ke depan, dia tak menyadari keberadaan cemilan yang ada di depannya sangking asiknya bermanja ria dengan Regan.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang