Part 50

5.6K 247 2
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

***

"Katanya bentar, kok suami Echa belum dateng-dateng sih Moma."

"Mungkin masih ada kerjaan lain, satu potongan terakhir." Retta memberikan potongan terakhir buah apel yang sudah dia kupas untuk Alesya.

"Telepon dong, suruh cepet kesini."

"Sabar, Cakra juga harus istirahat karena semaleman dia jaga kamu."

"Istirahatnya kan bisa disini."

"Udah, sekarang kamu istirahat dulu. Moma mau masak makan siang."

"Masa Echa sendirian?"

"Kamu istirahat aja udah."

"Abang kerja, Moma?"

"Abang kamu sama Papa lagi di ruang kerja, setelah makan siang nanti mereka harus ke kantor."
                  
Alesya menatap kepergian Retta, sekarang tersisa dirinya sendiri di kamar. Biasanya Alesya terbiasa sendirian di kamar seluas ini, tapi entah kenapa sekarang rasanya berbeda. Mungkin karena ini pertama kali dirinya menempati kamar sendirian setelah menikah, atau mungkin juga karena tak ada Cakra.

Jemari Alesya tergerak menyentuh permukaan perutnya, selalu ada rasa penyesalan yang Alesya rasakan karena tak menyadari kehadiran sosok yang ada dalam bagian tubuhnya. Jika saja Alesya tahu, mungkin hal ini tidak terjadi.

Alesya memang kurang peka terhadap dirinya sendiri, bahkan dia tak sadar jika selama pernikahan dia tak pernah datang bulan. Tiga hari sebelum pernikahan, Alesya baru saja menyelesaikan periodnya dan setelahnya Alesya tak pernah lagi datang bulan.

Cakra pasti kecewa karenanya, padahal suaminya itu sangat menginginkan keturunan. Terlarut dengan pikirannya, Alesya akhirnya tertidur lelap.

Di tengah hari, Retta membangunkannya untuk makan siang dan meminum obat. Setelahnya Alesya kembali tertidur, hingga waktu petang. Selama itu pula, Cakra tak kunjung datang.

Malam harinya, Alesya memutuskan untuk turun ke lantai bawah untuk makan bersama keluarganya.

"Papa." Joe yang tengah menyantap makanannya menoleh menatap putrinya.

"Kok Mas Cakra gak kesini sih, Pa?"

"Papa gak tahu."

"Echa kira Papa tahu."

"Mungkin dia lagi ada kerjaan mendadak."

"Tapi masa sampe tinggalin Echa sih, Echa kan baru pulang dari rumah sakit."

"Iya sih, nanti deh Moma hubungi dia." ucap Retta.

"Malam."

Mendengar itu, semua mata langsung tertuju ke arah pintu masuk, tempat dimana Cakra tengah berdiri.

"Mas, kok baru pulang? Katanya cuma bentar."

Cakra tak menghiraukan ucapan Alesya dan memilih untuk langsung duduk di samping sang istri setelah menyapa mertua dan iparnya.

Alesya hendak mengambil piring Cakra untuk melayani, tapi Cakra lebih dulu mengisi nasi keatas piring miliknya dengan tangannya sendiri. Alesya pun menurunkan tangannya.

Bukan hanya Alesya saja yang merasa Cakra berubah tetapi Regan, Joe dan Retta juga merasakan yang sama. Mereka tahu ada sesuatu yang terjadi, hingga Cakra mengeluarkan aura yang berbeda dari biasanya.

"Terima kasih untuk makanannya, saya izin bawa Alesya ke kamar, Moma, Papa, Regan." ucap Cakra setelah mereka selesai menyantap makan malam.

"Iya, bawa aja." balas Retta langsung.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang