Part 55

6.7K 240 1
                                    

Selamat membaca, sorry for typo.

***

Setelah menetap lima hari lamanya di kampung halaman Allisha, akhirnya keluarga besar kembali ke tanah air dengan satu anggota baru di antara mereka yaitu Allisha.

Setelah ini mereka dihadapkan dengan acara resepsi, yang selang waktunya hanya tiga hari setelah mereka tiba di tanah air. Waktunya memang cepat, tapi semua persiapan juga sudah selesai sebelum mereka berangkat ke Arab.

Resepsi diadakan di hotel mewah milik keluarga Wangsa, acara di buat sangat meriah seperti acara pernikahan Alesya dulu. Tak perlu di ragukan lagi jika Retta yang mengurus semua, sudah pasti dompet suami dan anaknya jebol.

"Bucinn terooosss...!"

Mendengar seruan dari suara melengking adiknya membuat Regan yang sedang kasmaran bersama istrinya itu terganggu, pandangannya beralih menatap kehadiran Alesya dengan tatapan kesal.

"Bucin?" Allisha menatap Regan dengan heran, saat merasa kata bucin tak ada di ingatannya.

"Itu singkatan kekinian, artinya budak cinta."

"Budak? Slave? Itu gak baik."

"Cuma perumpamaan aja, budak cinta itu buat pasangan yang jatuh cinta. Kayak kita sekarang." Allisha mangut-mangut mengerti, satu kata lagi yang dia pelajari hari ini.

"Kak Allish." panggil Alesya.

"Iya?"

"Kata Moma, Kak Allish harus ke atas. Kita mau maskeran, buat besok." Allisha menatap Regan dengan ragu.

"Cuma kita bertiga aja kok, di kamar Abang. Moma yang bakal pakein Kakak maskernya, jadi gak usah khawatir."

Mendengar itu barulah Allisha mengangguk dan mengikuti Alesya, Allisha sempat terkejut saat tiba-tiba Alesya merangkul lengannya tapi tak lama senyumnya terbit begitu saja di balik cadar.

"Kamu cantik." puji Allisha tiba-tiba, membuat Alesya menoleh.

"Biasanya aku gak salting lho kalau di puji cantik, mungkin karena yang puji aku juga cantik."

"Kamu cantik, tapi lebih cantik lagi jika kamu berhijab."

Mendengar itu Alesya tertegun menatap jakak iparnya itu dengan senyum kikuk.

"Emang iya? Aku makin cantik kalau pake hijab?"

"Semua wanita itu cantik kalau berhijab."

"Em.. Gimana kalau Kakak ajak aku buat hijrah dulu? Kakak mau gak jadi guru aku?"

"Guru?"

"Iya, guru tentang agama."

"Boleh, tapi syaratnya kamu harus berhijab dulu."

"Gak sekarang ya Kak, pelan-pelan aja. Gak papa kan?"

"Iya." Allisha menatap gemas adik iparnya itu, pantas saja Regan sangat menyayangi adiknya karena Alesya memang sangat menggemaskan.

"Kak, sebenernya aku ngomong ini dari dulu."

"Apa?"

"Jangan ilfeel ya sama Abang, sifat dia itu di luar sama di dalam itu beda banget. Jadi Kakak jangan sampe ilfeel." mendengar itu Allisha tertawa pelan.

"Kalau Abang lagi gugup, Abang pasti suka tiba-tiba insomnia. Sebagai gantinya Abang harus selalu di temenin tidurnya, kalau gak Echa ya Moma yang temenin."

"Terus Abang itu anak manja tapi cuma ke Moma manjanya, Abang cuma bisa makan banyak kalau masakan Moma. Satu hal lagi ya Kak, Abang itu takut jarum suntik. Abang harus di peluk Moma dulu kalau lagi di suntik, pokoknya apa-apa ya harus Moma."

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang