Part 17

4.5K 174 1
                                    

Happy Reading, sorry for typo.



***




Acara ulang tahun pernikahan Retta dan Joe tiba, sejak kemarin rumah besar milik keluarga Joe sudah banyak orang berkumpul untuk mempersiapkan pesta malam ini.

Sanak saudara dari Retta yang tinggal di Jepara sudah tiba kemarin untuk membantu mempersiapkan acara, sedangkan saudara Joe tiba pagi tadi karena mereka tinggal di kota yang sama.

Kemarahan Alesya saat Retta mengundang semua teman sekelasnya masih berlanjut hingga kini, bahkan sejak pagi gadis cantik itu memilih untuk mengurung diri di kamar enggan untuk berkumpul dengan para sepupu ataupun paman dan bibi.

Maka dari itu Mentari dan Fatma selaku Nenek dari Alesya memilih untuk ikut berdiam diri di kamar menemani cucu kesayangan mereka, di antara keluarga yang lain hanya mereka lah yang merayu Alesya untuk menyudahi rajukkannya.

"Ini udah jam setengah tujuh malam, bentar lagi acaranya di mulai. Echa siap-siap yah." ucap Mentari.

"Gak mau.. Echa gak mau ketemu sama temen sekelas Echa di sini."

"Semuanya udah siapin acara ini dari kemarin lho buat nyambut para tamu, masa Echa malah diem di sini. Kan biasanya kamu yang tiup lilin kue ulang tahunnya."

"Echa bisa tiup lilin disini."

"Gak seru dong."

"Ayo dong Cha, cucu Oma yang paling cantik." Fatma menjawil dagu Alesya gemas.

"Cucu Oma kan emang Echa sama Abang, jadi jelas lah Echa cucu perempuan satu-satunya."

"Iya-iya, sekarang siap-siap ya. Moma udah siapin gaun yang paling cantik lho."

Mentari beranjak dari ranjang dan masuk ke ruang pakaian, tak lama kemudian wanita tua itu kembali dengan sebuah gaun di tangannya.

Alesya yang masih rebahan ria di pangkuan Fatma pun seketika terduduk dan menatap gaun itu dengan mata berbinar, hal itu membuat Fatma dan Mentari terkekeh. Sejak dulu siapapun tahu, jika Alesya sangat suka dengan hal-hal yang berbau mewah dan berkilau.

"Gaun ini cuma ada satu lho, khusus Papa kamu beli dari Tante kamu."

"Woahh.. Gaunnya cantik!"

"Udah, sekarang Echa siap-siap yuk." Alesya mengangguk menatap Fatma dan segera berlari memasuki kamar mandi, tak sabar ingin mengenakan gaun indah itu.

"Satu-satunya perbedaan Echa sama Ibunya ya cuma ini, Echa itu feminim beda kayak Ibunya yang tomboy tapi persamaan mereka sama yaitu nakal." ucap Fatma pada Mentari, bibirnya masih tersungging senyum membuat kerutan di wajahnya semakin terlihat.

"Echa juga nakal tapi ketutup sama wajah dan penampilannya." timpal Mentari.

"Kadang ngerasa aneh, biasanya anak laki yang nakal tapi disini malah anak cewek."

"Iya haha.. Sekarang mereka makin dewasa ya."

"Iya, tinggal nunggu waktu sebentar buat mereka nikah."

Obrolan mereka terhenti saat pintu kamar mandi terbuka, Alesya muncul dengan handuk menutupi tubuh telanjangnya.

"Pake dulu baju dalamnya, nih."

Tanpa rasa malu dan canggung, Alesya memakai pakaian dalam di hadapan kedua Neneknya.

"Sini duduk, Oma keringin rambut kamu."

"Nah, biar Nenek yang kasih kamu make up."

Seperti layaknya seorang putri, Alesya duduk diam membiarkan kedua Neneknya yang merias wajah dan rambutnya.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang