Happy Reading, sorry for typo.
***
Alesya menatap kagum mobil di depannya, mulutnya terus berdecak kagum saat tangannya menyentuh betapa mulusnya mobil milik Garda.
Sudah di bilangkan, Alesya itu orang yang sangat menyukai sesuatu yang mewah dan berkilau. Maka jangan salahkan jika matanya terbuka lebar saat menatap mobil listrik rolls royce yang harganya sangat fantastis, apalagi warna silvernya yang begitu mencolok.
"Kenapa? Kok gak masuk?"
Alesya mengerjapkan mata dua kali untuk menyadarkan diri dari kekagumannya, kepalanya mendongak menatap Garda yang berdiri memegangi pintu kemudi.
"Lo gak nyaman ya pake mobil ini? Sebenernya gue juga gak nyaman sih, tapi mobil yang biasa gue pake lagi di service jadi terpaksa pake mobil ini."
Pantas saja, selama Alesya sekolah di sini dia tak pernah melihat mobil mewah seperti ini.
"Ini mobil bokap lo?"
"Hm, mobil ini hadiah ulang tahun gue waktu tujuh belas."
Alesya mangut-mangut mendengarnya, dia pun masuk ke dalam dengan gerakkan yang dibuat anggun. Saat di dalam, Alesya melirik sedikit penampilan Garda yang biasanya dia lewatkan. Mulai dari sepatu, melihat sekilas saja Alesya tahu jika sepatu itu dari brand ori ternama karena Regan juga punya satu dengan warna yang berbeda. Lalu pindah ke jam tangan, mata Alesya kembali membulat saat menyadari jam tangan Garda juga salah satu koleksi Papanya.
"Garda."
"Kenapa?" Garda menoleh sebentar pada Alesya sebelum kembali menatap jalanan.
"Nama lo cuma Gardana Reswa?"
"Ah, gue sengaja gak tulis marga gue juga di name tag."
"Kenapa?"
"Ribet aja, nanti semua orang jadi beda."
"Emangnya marga lo apa?"
"Naskara, lo tahu?"
Alesya merasa rahangnya jatuh saat tahu marga dari Garda, katakan Alesya lebay tapi Alesya benar-benar kaget.
"Lo kaget ya?"
"Orangtua lo pemilik tanah kelapa sawit terbesar itu ya?"
"Pemiliknya masih punya Kakek gue, bokap gue cuma direktur."
"Tapi, keluarga gue belum apa-apa sama keluarga Wangsa. Keluarga gue cuma punya satu perusahaan, sedangkan keluarga Wangsa setiap kepala keluarga punya perusahaan start up masing-masing."
"Tapi kan perusahaan keluarga lo itu besar banget." cicit Alesya.
"Gimana pun juga itu milik Kakek gue, dia yang buat perusahaan itu maju sampe sekarang."
"Ternyata lo anak sultan juga ya." celetuk Alesya yang membuat Garda tertawa renyah.
"Lo juga anak sultan, Cha."
Dari yang Alesya perhatikan, Garda itu orang yang sangat merendah sekali. Dia menganggap marga dan harta yang keluarganya punya itu beban, berbanding sekali dengan Alesya yang menganggap itu sebagai keuntungan.
"Garda, ayo pacaran."
Mendengar seruan Alesya membuat Garda menginjak rem tiba-tiba, beruntung mereka sudah masuk di kawasan komplek.
"Cha, lo bilang apa tadi?"
"Ayo pacaran."
"Lo bilang gini bukan karena lo tahu gue anak sultan kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romance"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...