Happy reading, sorry for typo.
***
Acara selesai tepat tengah malam, setelah melakukan makan bersama dengan keluarga besar. Pasangan pengantin itu pamit untuk langsung pulang, karena dari awal mereka memang tak berniat menginap di hotel.
Selama perjalanan hanya di isi keheningan, Alesya maupun Cakra fokus menatap jalan di sampingnya. Membiarkan supir menjalankan mobilnya dengan tenang.
Tak berselang lama, mobil tiba di sebuah rumah yang sangat luas. Alesya sempat memuji desain rumah yang sangat unik, walaupun besar rumahnya kalah saing dengan rumah lamanya.
Alesya mendengus kesal saat Cakra tak peka untuk membantunya, padahal Alesya sedang kesulitan berjalan karena gaun besar bak princes ini.
Dengan sedikit emosi, Alesya mengangkat gaunnya tinggi-tinggi dan tak menghiraukan kaki jenjangnya terpampang jelas.
"Turunkan rok kamu."
"Aku susah jalannya kalau gak di angkat!" balas Alesya ngegas.
"Biar saya bantu."
"Gitu dong dari tadi, dasar gak peka!"
Cakra sudah membantu mengambil rok besar yang menutupi kaki Alesya tanpa harus mengangkatnya tinggi-tinggi, tapi Alesya tak kunjung bergerak.
"Ayo."
"Maunya gendong!" Alesya masih mempertahankan posisinya.
Mendengar itu Cakra menghela napas dan kembali menegakkan tubuhnya, Cakra kembali berjalan dan berhenti di hadapan Alesya lalu berjongkok membelakangi.
"Naik."
"Kita kan pengantin baru, gak di gendong ala-ala bridal gitu?"
"Gaun kamu terlalu lebar."
Benar juga, pikir Alesya. Akhirnya gadis yang sudah tidak melajang itu pun menjatuhkan tubuhnya pada punggung tegap Cakra, melingkarkan tangan dan kakinya pada tubuh Cakra agar tak jatuh.
Cakra masih mampu menggendong Alesya meskipun bebannya lebih berat dari biasa, karena berat gaun yang di pakai Alesya dan aksesoris lainnya sekitar sepuluh kilogram.
"Mas." panggil Alesya langsung di telinga Cakra membuat Cakra bergidik geli.
"Apa?"
"Jangan cabuli aku malam ini lho."
"Mana ada suami yang cabuli istrinya."
"Intinya sekarang aku udah capek banget, jadi gak bisa nina-ninu sama kamu sekarang."
"Terserah kamu." balas Cakra sekenanya, lagipula bukan hanya Alesya yang lelah melainkan dirinya juga.
"Mas, kalau kamu mau minta hak kamu. Jangan kayak tadi lagi ya, kamu mintanya baik-baik."
"Emangnya tadi saya seperti apa?" Cakra terkekeh pelan.
"Kamu kayak sugar daddy yang lagi goda sugar baby nya, serem."
"Jangan lupa, kamu yang pancing saya."
"Iya, Echa gak akan mancing Mas lagi. Mancing di belakang rumah Papa aja, kenyang dapat ikan."
Cakra tertawa pelan membuat Alesya merasakan getaran dari tubuh Cakra, tak lama mereka tiba di kamar dan Cakra menurunkan Alesya duduk di bibir ranjang.
"Ini kamar kita, kamar mandinya ada di pintu ini dan ruang pakaiannya ada di sebelah sana. Untuk ruang jacuzzi dan ruang barang kamu masih perlu renovasi, jadi masih perlu waktu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romance"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...