Part 40

6.4K 234 4
                                    

Selamat membaca, sorry for typo.

***

"Kok rasanya beda, Moma?"

Pertanyaan Regan membuat Alesya mengerucutkan bibirnya, padahal menu masakan yang ada di meja masih di kerjakan Retta karena dirinya hanya bekerja sekitar dua puluh persen.

"Beda gimana?"

"Ya, gak kayak biasanya."

"Moma masak sama Echa."

"Gak papa kan dapurnya?"

Pertanyaan Joe membuat Alesya semakin memajukan bibirnya sedih, hal itu membuat Retta yang melihat hanya terkekeh.

"Sekarang aman, ya walaupun ayam sempet di mandiin sama sabun pakaian."

"Hah?! Sabun pakaian kan gak boleh di pake makanan." Regan hendak menyisihkan sepotong ayam kecap yang ada di piringnya.

"Itu ayam yang baru kok, Moma yang cuci."

Mendengar itu Regan mangut-mangut dan mengurungkan niatnya untuk menyingkirkan ayam.

"Abang kok gitu sama Echa?"

"Gitu gimana?"

"Abang gak mau makan masakan Echa ya?"

"Bukan gak mau, cuma waspada."

"Moma bilang, ada yang mau kamu kasih tahu ke Papa." ucap Joe tiba-tiba.

"Oh iya, tapi nanti aja selepas makan."

"Kamu gak buat masalah lagi kan?"

"Enggak Papa, tenang aja."

"Emangnya ada apa?" tanya Regan yang tak tahu apapun.

"Nanti Echa kasih tahu selepas makan, Abang."

Mendengar itu Regan dan Joe semakin di buat penasaran, ada apa gerangan?

Selesai makan, keluarga kecil Joe sudah berkumpul di ruang bersantai yang ada di lantai dua.

"Jadi ada apa?" tanya Joe tak membuang waktu.

"Moma aja yang jelasin, Echa malu." Alesya mendorong bahu Retta dengan bahunya.

"Kok Moma, ya kamu lah."

"Ihh Moma aja, Echa malu. Please.."

"Katanya udah gede, ya bilang sendiri lah."

"Moma—"

"Ini ada apa sih sebenernya?" tanya Regan yang sudah lelah dengan drama dari Ibu dan adiknya.

"Echa di lamar." ucap Alesya dengan malu-malu, hal itu membuat Retta menatap anak gadisnya geli.

"Di lamar? Sama siapa?"

"Om Cakra."

"Hah?!" Regan terkejut bukan main, nama itu benar-benar tak terpikirkan Regan sebelumnya. Mengingat Regan sangat menghargai Cakra sebagai tutornya.

Sedangkan Joe hanya diam, tangannya bersidekap menatap Alesya untuk menunggu kejelasan lebih jelas.

"Iya, Echa di lamar terus Echa udah jawab iya. Om Cakra nanti bakal ke rumah buat ketemu Moma sama Papa."

"Kok bisa sih? Kamu? Sama Pak Cakra?" Regan masih tak percaya.

"Iya, emang kenapa?"

"Kamu sendiri yang bilang gak suka sama Pak Cakra, sekarang tiba-tiba kamu bilang kamu di lamar Pak Cakra. Kamu ngehalu ya?"

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang