Part 10

6K 222 2
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

***

Ardi tak berkedip melihat gadis di depannya sekarang, tak mempedulikan makanannya yang sudah mendingin. Cowok itu tak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok gadis cantik di depannya, tak percuma dirinya nekat kabur membawa gadis itu ke sini.

Saat ini keduanya berada di dalam rumah makan yang masih ada di sekitar sekolah, tempat inilah yang Ardi maksud.

Senyuman cowok itu terbit melihat gadis itu dengan rakus memakan semur jengkol yang dia pesan, jarang sekali Ardi menemukan orang seperti Alesya. Padahal dari penampilan Alesya, gadis itu memiliki rupa yang berkelas dan di lihat sekilas pun semua orang akan tahu jika Alesya adalah anak orang kaya.

"Lo suka banget sama jengkol, nih makan punya gue. Belum gue makan kok, masih bersih."

Alesya mendongak, seketika Ardi di buat gemas melihat tatapan Alesya dan mulut penuh gadis itu yang berkali lipat menggemaskan.

Tak ingin membuang kesempatan, Alesya pun mencomot semur jengkol yang ada di piring Ardi ke piringnya. Sudah lama sekali dia tak memakan makanan dengan khas baunya itu, Retta jarang sekali memasak jengkol karena Joe dan Regan bisa muntah mencium aroma jengkol. Padahal Alesya dan Retta sangat suka dengan jengkol, akhirnya mereka hanya memakan jengkol saat di luar rumah yang tak ada keberadaan Regan dan Joe.

"Mau tambah lagi?" tanya Ardi melihat piring Alesya yang sudah bersih.

Alesya menggeleng, kedua tangannya yang kotor terangkat ke atas menikmati kunyahan terakhir di mulutnya.

"Gue izin bersihin pipi lo ya." ucap Ardi dengan pandangan yang tertuju pada pipi putih Alesya yang terdapat noda makanan.

Alesya diam saja saat Ardi membersihkan pipi dan sudut bibirnya menggunakan tissue, kedua tangannya masih kotor untuk membersihkan wajahnya. Berbeda dengan Alesya yang tampak biasa saja, Ardi justru merasa gugup saat mata polos Alesya menatapnya dan hal itu membuat tangannya sedikit bergetar.

"Gue cuci tangan dulu."

Alesya pun berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangan, meninggalkan Ardi yang langsung memegang dadanya yang berdetak kencang.

Setelah keduanya selesai dan membayar makanan, keduanya pun pergi meninggalkan rumah makan dan berjalan beriringan di jalan kecil perkampungan.

"Di deket sini ada warung yang jualan air kelapa, mau kesana?"

Alesya mengangguk, dia perlu penetral setelah memakan jengkol yang cukup banyak. Lalu dengan beberapa langkah ke depan dan berbelok memasuki sebuah rumah, keduanya pun tiba di kedai minuman yang memang terletak di dalam rumah.

Alesya mengedarkan pandangannya, dia baru pertama kali mendatangi tempat seperti ini. Dari dulu Joe dan Regan tak memperbolehkannya makan di tempat sembarangan, begitupula dengan Retta yang selalu mengajaknya berwisata kuliner di restoran ternama. Hal itu membuat Alesya penasaran sejak dulu dengan bagaimana rasanya makan di tempat yang unik seperti ini, akhirnya Alesya bisa merasakannya dengan bantuan Ardi.

"Lo baru pertama kali ke tempat kayak begini?" tanya Ardi yang di balas anggukan oleh Alesya.

"Lo gak nyaman? Mau kita cari tempat lain?"

"Gak usah, disini aja."

Alesya duduk di bangku kayu saat Ardi pergi untuk memesan, Alesya akui jika rumah ini kecil bahkan rumah ini lebih kecil dari kamarnya tapi Alesya merasa nyaman berada di sini karena tempatnya yang bersih dan asri dengan keberadaan tanaman hias di sekeliling halaman.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang