Happy Reading, sorry for typo.
***
Joe keluar dari mobil yang sudah terparkir di carport rumahnya, perhatiannya langsung tertuju pada istrinya yang tampak gusar menatap ponselnya. Tak hanya istrinya, ada pula putra sulungnya yang sama gusarnya.
"Mas!"
Retta yang menyadari kedatangan Joe langsung mendekat dengan wajah paniknya.
"Echa Mas, dia gak ada di sekolah. Sampai sekarang belum pulang, aku khawatir sama dia."
"Kamu tenang."
"Gimana aku bisa tenang sih Mas?! Echa gak ada dimana-mana!"
"Saya tahu Alesya dimana."
"Dimana, Pa?"
"Tadi siang Alesya ketahuan membolos sama satpol pp, dia masih ada disana sekarang."
"Echa ada di kantor satpol pp?" tanya Retta yang dibalas anggukkan ringan oleh Joe.
"Kalau kamu tahu Echa disana, kenapa kamu gak jemput Echa?"
"Saya biarkan dia, sebagai hukuman."
"Mas! Kamu gila! Kamu biarin anak kamu di tahan? Dia cewek Mas!" Retta menatap Joe dengan mata memerah.
"Alesya harus di hukum."
"Tapi kan bisa di rumah, Mas. Kamu gak khawatir sama keselamatan dia? Gimana pun juga Echa itu masih kecil Mas!"
"Retta—"
"Kalau kamu gak mau jemput, biar aku yang jemput Echa!"
Retta hendak berlalu pergi, tapi Joe menahan lengan Retta dan menariknya kembali hingga keduanya kembali berhadapan.
"Lepas Mas!"
"Dengar saya dulu."
"Hukuman kamu kali ini udah keterlaluan Mas, senakal apapun Echa, gak seharusnya kamu biarin dia di tahan di tempat kayak gitu," dengan napas tersenggal, Retta mulai meneteskan air mata. Membayangkan putrinya duduk meringkuk ketakutan di tahanan sel membuat Retta semakin terisak.
"Saya akan jemput dia sekarang, saya tidak berniat untuk membiarkan Alesya disana sampai berlarut-larut."
"Lagipula, saya sudah meminta petugas disana untuk memisahkan Alesya dari tahanan yang lain."
"Kamu keterlaluan, Mas."
"Saya tahu batasan, Retta. Kamu gak usah khawatir, saya sudah memikirkan ini matang-matang."
"Sekarang kamu masuk, saya akan jemput Alesya sekarang."
"Aku ikut."
"Gak usah, kamu istarahat aja. Biar Regan yang ikut."
"Tapi—"
"Nurut."
Joe meminta Rika untuk membawa Retta masuk ke dalam rumah karena hari semakin gelap, niatnya yang ingin membersihkan diri lebih dulu harus batal karena keadaan. Lagipula mendengar omelan istrinya tadi, Joe jadi overthingking dengan keadaan Alesya.
"Ayo, Regan."
Joe kembali masuk ke dalam mobil, di ikuti Regan yang masuk ke bagian samping kemudi.
Dalam keadaan seperti ini, keduanya akan semakin terlihat jika mereka adalah pasangan Ayah dan putra yang mirip. Selain rupanya, sifat mereka yang lebih banyak diam menambah kemiripan keduanya.
"Echa bakal baik-baik aja kan, Pa?" tanya Regan setelah keduanya hanya saling diam.
"Iya."
"Sebenernya Regan juga keberatan sama hukuman Papa kali ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romance"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...