Part 29

4.2K 161 7
                                    


Kabar tentang hubungan antara Alesya dan sang ketua osis sudah menyebar luas di sekolah, hal itu bahkan menjadi topik panas para murid. Banyak yang tak menerima kabar itu, mereka menyayangkan orang sepintar dan sebaik Garda jatuh ke pelukan gadis nakal yang hobinya membuat keributan seperti Alesya.

Tetapi Alesya ya Alesya, gadis itu tak akan pernah mau memikirkan kata orang. Alesya tak peduli dengan gunjingan satu sekolah hanya karena berpacaran dengan primadona sekolah, toh bukan mereka yang memberi uang padanya.

"Tsk! Ah anjing bacot lo semua! Punya mulut kok murahan!"

Alesya memang tak pernah memikirkan apa yang mereka bicarakan tentangnya, tapi Alesya itu bersumbu pendek jadi jangan salahkan Alesya yang mengamuk karena tak tahan mendengar namanya terus di sebut.

"Udah sabar, gak usah di denger."

Garda memegang tangan Alesya untuk kembali duduk dan memakan makanannya.

"Berisik telinga gue."

Garda merogoh sakunya dan mengeluarkan earpods, lalu Garda memakaikan earpods itu ke dua telinga Alesya.

"Lo suka lagu apa?"

"Apa aja, yang penting enak."

"Yaudah, gue puter yang ada di playlist gue aja ya. Kalau gak suka, bilang aja."

Garda meletakan ponsel miliknya ke atas meja, senyumnya terbit saat melihat Alesya mulai memakan makanannya dengan tenang. Saat ini mereka memang berada di meja kantin berdua, karena Regan dan Seila sedang belajar bersama di perpustakaan untuk persiapan ulangan harian siang ini.

Pandangan Garda mengedar menatap sekitar, sejak awal dia sudah menyadari banyak tatapan tak suka yang mereka layangkan pada Alesya. Jujur saja Garda juga tak nyaman dengan tatapan mereka, tapi Garda tak bisa berbuat apa-apa selain menutup telinga Alesya.

"Lo pulang eskul jam berapa nanti?"

"Jam empat." meski telinga Alesya tertutupi earpods, Alesya masih dapat mendengar jelas pertanyaan Garda.

"PMR ya?"

"Hm."

Mengingat itu membuat Alesya merasa mood nya turun, meskipun perjanjiannya dengan Cakra sudahlah tak berlaku, Alesya tetap harus mengikuti lima ekstrakulikuler di sekolahnya seperti sebelumnya atas perintah Joe.

Joe meminta Alesya untuk mengikuti lima organisasi di sekolah sampai Alesya lulus sebagai sisa hukuman atas perbuatan Alesya sebelumnya, karena permintaan Joe bersikap mutlak alhasil Alesya hanya bisa pasrah.

"Kalau gitu gue tungguin lo, biar gue yang antar lo balik."

"Gak usah, gue bisa minta jemput."

"Gak papa, gue yang mau kok."

"Ya udah."

Alesya memilih untuk kembali tenggelam dengan musiknya, karena dapat meredam suara bisikan yang ada di sekitarnya.

"Echa."

"Hm?"

"Nyokap gue mau ketemu sama lo, kira-kira lo mau gak ketemu buat kenalan sama nyokap gue?"

"Mau ngapain?"

"Ya kenalan aja. Gue kan udah kenal sama keluarga lo, sekarang lo yang kenalan sama keluarga gue."

"Em.. Gue pikir-pikir dulu deh."

"Kalau udah siap, lo bilang ya."

Alesya mendorong mangkok yang sudah kosong, lalu meminum air mineral yang sudah Garda bukakan tutupnya. Siapapun yang melihat pasti akan meleleh saat melihat perhatian Garda kepada Alesya.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang