Part 37

6K 268 15
                                    

Malam,
Kaget banget liat viewers EG udah 100k huhu.. Terima kasih banyak atas dukungan kalian selama ini, dan terus pantengin kisah Gloretha ya. Love you so much, guys.

Happy reading, sorry for typo.

***

Alasan Alesya menangis bukan karena sedih Garda telah menikahi perempuan lain, tapi karena Alesya marah. Bisa-bisanya Garda membohongi Alesya dan membuat janji palsu padanya, sangking marahnya Alesya meluapkan perasaan itu dengan tangisan.

Alesya tidak akan diam saja setelah ini, Garda sudah membohonginya dan Garda harus menerima pelajaran. Karena itu, Alesya mempunyai rencana.

Dari yang Alesya lihat di postingan akun Ibunya Garda, lelaki itu telah melangsungkan akad kemarin dan sore ini acara resepsi akan berlangsung.

Sebagai balasan, Alesya akan datang ke acara resepsi Garda dan membuat kekacauan disana. Jangan harap Alesya akan mengemis-ngemis janji dan cinta dari Garda, karena pelakor tak ada dalam kamus Alesya.

Karena itu, Alesya langsung memesan salon dan butik milik Tantenya untuk meriasnya saat ini juga. Selain Alesya, Cakra juga ikut bersiap karena gadis itu memohon pada Cakra untuk datang sebagai plus one nya.

"Cha, penampilan kamu gak berlebihan?"

"Kenapa? Echa cantik kan, Bang?"

"Kamu udah kayak pengantinnya aja."

"Ya ini tujuan Echa, buat semua orang tertuju sama Echa bukan sama pengantinnya."

"Cha, istigfar kamu. Jangan buat kacau acara orang."

"Garda harus rasain balasan karena udah mainin Echa, Moma."

"Jangan macam-macam, Alesya."

"Enggak kok Papa, lagian kan Echa perginya sama Om Cakra."

Alesya melihat pantulannya di cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna. Tak salah jika Regan mengatakan jika dirinya sudah seerti pengantin, karena memang kenyataannya. Alesya mengenakan sebuah gaun dengan model terbuka di bagian bahu yang memperlihatkan mulusnya bahunya, warnanya yang semerah darah membuat Alesya terlihat elegan dan dewasa dengan bawahan gaun bermodel mermaid press body yang memiliki belahan sebatas paha. Rambutnya Alesya biarkan tergelung sehingga menampilkan seperempat punggungnya, tak lupa keberadaan headpiece yang berkilau terbuat dari berlian asli. Polesan wajahnya yang dibuat sedikit berlebihan tapi tak melunturkan kecantikan alami Alesya, menambah kesan dewasa yang selama ini Alesya inginkan. Terakhir, kakinya yang terbalut stiletto berwarna merah senada membuat Alesya bertambah tinggi. Satu kata untuk Alesya, perfect.

Derap langkah sepatu pentofel terdengar membuat Alesya memutar tubuhnya, sekejap Alesya menahan napas melihat penampilan Cakra yang semakin mengagumkan.

Sebuah tuxedo berwarna merah maroon berpadu dengan warna hitam, lalu rambutnya yang diangkat naik dengan bantuan pomade dan juga kaki jenjangnya yang terlapis celana panjang kain dengan lipatan sempurna.

"Woaw!" seru Alesya menatap Cakra dengan puas, tak salah dirinya memilih Cakra sebagai plus one.

"Papa, pinjam mobil yang baru Papa beli."

"Yang mana?"

"Ituloh yang mobilnya baru dateng minggu kemaren, yang warna merah."

"Papa aja belum coba mobilnya lho, Cha."

"Pinjam bentar, Moma. Gak lama kok, lagian yang nyetir itu Om Cakra bukan Echa."

Joe menghela napas sebelum memberikan kunci mobil yang Alesya maksud, dalam hati Joe berdoa semoga mobil yang harganya senilai dengan lima rumah mewah itu akan baik-baik saja di tangan anaknya.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang