Happy Reading, sorry for typo.
***
Waktu dua minggu adalah waktu yang singkat, itu yang dirasakan keluarga besar Joe. Retta nyaris frustasi saat mengurus persiapan pernikahan putra sulungnya, jika bukan karena bantuan sanak saudara mereka mungkin semuanya tidak akan selesai.
Malam ini, di jam delapan malam waktu bagian Arab. Keluarga besar baru saja tiba di hotel yang Joe sewa, setelah melewati perjalanan panjang di atas pesawat merek langsung bergegas istirahat di kamar masing-masing.
Tetapi lain hal dengan Joe, Retta, Regan, Alesya dan Cakra. Mereka masih berada di dalam kamar Regan, sebenarnya kedua pasangan suami istri itu sudah ingin sekali istirahat tetapi Regan membuat ulah. Kali ini tak seperti biasanya, si sulung yang berbuat ulah.
"Ayolah Cha, tidur sama Abang malam ini aja. Abang gak akan bisa tidur kalau keadaannya gini."
"Kamu ini ada-ada aja, Echa kan udah punya Cakra."
"Yaudah, Moma aja ya temenin Regan."
"Moma punya Papa." balas Joe langsung membuat Regan menampilkan raut wajah memelas.
"Cuma malam ini aja, Pa." kata Regan dengan kalimat frustasi.
"Lagian Abang kenapa sih? Perasaan waktu Abang sidang skripsi dulu gak segugup ini."
"Beda, Dek. Abang beneran gak tenang sekarang, yang ada Abang gak akan bisa tidur semaleman."
Alesya menatap Regan miris, memang keadaan Abangnya ini sedang tidak dalam. keadaan baik. Selama di pesawat Regan tak tidur sama sekali, alhasil matanya tampak memerah dan menghitam di bawah matanya.
"Echa boleh tidur sama Abang gak?" Alesya menatap Cakra meminta izin, jika di pikir-pikir kasihan juga jika Regan harus berpenampilan seperti ini saat akad besok.
Cakra tak langsung menjawab, tampak sekali jika Cakra cukup keberatan dengan permintaan Alesya tapi melihat keadaan si calon pengantin, Cakra sedikit iba karena dia sangat mengerti apa yang Regan rasakan saat ini.
"Udah gak usah, kasihan Cakra. Biar Moma sama Papa yang tidur sama Abang."
Keputusan Retta mampu membuat Cakra bersorak senang dalam hati, lain hal dengan Joe yang kini tampak keberatan tapi tak bisa membantah.
"Kenapa? Papa keberatan?" tanya Retta pada Joe.
"Seriously? Tidur bertiga?"
"Kenapa? Ranjangnya besar kok, anggap aja ini terakhir kalinya Regan tidur sama kita."
Regan berdiri untuk memeluk tubuh Retta dan melayangkan kecupan di pipi sang Ibu.
"I love you, Mom."
"Udah-udah, kita harus istirahat sekarang. Besok kita harus bangun pagi buat siap-siap, walaupun acaranya di mulai jam sebelas. Kalian berdua, sana ke kamar istirahat."
"Echa juga mau tidur sama kalian..!" protes Alesya.
"Udah deh Cha, jangan buat keributan lagi ah. Moma pusing banget nih, sana kamu pergi."
"Cakra, bawa istri kamu."
Tanpa kata, Cakra langsung membawa Alesya keluar. Tak menghiraukan tatapan Alesya yang masih tak rela membiarkan Regan tidur dengan orangtuanya, padahal kan Alesya juga ingin tidur bersama seperti masa kecil dulu.
"Aku kan mau tidur bareng-bareng, Mas." Alesya langsung melancarkan aksi protesnya setelah mereka tiba di kamar.
"Yakin gak mau tidur sama Mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romansa"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...