Part 25

7K 250 25
                                    

Happy Reading, sorry for typo.

***

"Sayang!"

Tubuh Cakra tersentak mendengar suara nyaring yang terdengar di ruangan kerjanya, kepalanya seketika mendongak menatap pintu ruangan yang terbuka. Hei, bagaimana bisa gadis itu berada di perusahaannya?

"Kamu, kenapa bisa disini?"

"Ya bisalah."

"Ada urusan apa?"

"Urusan hati, aku kangen sama Om sayang."

Cakra meletakan pena yang ada di tangannya juga kaca mata yang dia kenakan, tangannya tergerak memijit pelipisnya yang pening. Padahal pekerjaannya masih sangat banyak karena selama ini dia harus membagi kesibukan di perusahaan dan sekolah, hanya di hari libur lah Cakra bisa fokus dengan perusahaannya dan disaat mendapatkan liburan panjang di sekolah, muridnya malah mengganggu.

"Saya sibuk, Alesya."

"Aku tahu, aku kesini juga bukan mau ganggu Om kok."

"Lalu?"

"Aku cuma mau disini aja, temenin Om kerja. Itung-itung aku belajar jadi istri yang baik."

Cakra benar-benar tak habis pikir, setelah kejadian tak terduga tiga hari yang lalu, sifat Alesya benar-benar membuat Cakra pusing tujuh keliling. Menerornya dengan chat dan telepon, mengirimnya barang dan makanan, dan yang paling parah sekarang yaitu Alesya yang menemuinya di kantor tempatnya kerja.

"Oh iya Om, aku bawa makan siang. Ini buatan Moma sih, tapi aku bantu dikit-dikit kok buktinya nih tangan aku luka waktu ngupas kentang." Alesya mengangkat telunjuk di tangan kirinya untuk memperlihatkan luka yang terbalut plester pada Cakra.

"Ayo kita makan, Om."

"Belum waktunya, Alesya."

"Oh iya kah? Ah gitu, yaudah aku tunggu."

Cakra memilih untuk kembali mengerjakan pekerjaannya, membiarkan Alesya untuk berbuat sesuka hati di ruangannya selagi tak mengganggunya Cakra tak akan protes.

"Halo Moma?"

Mendengar itu, Cakra mendongak dan menatap Alesya yang langsung mengedipkan sebelah mata padanya dengan tangan yang menempelkan ponsel di telinga.

"Echa keluar bentar, Moma."

"Echa gak papa kok, Echa udah sehat."

"Echa lagi di kantornya Pak Cakra, Moma."

"Om Dimas yang kasih tahu alamatnya."

"Udah deh, Echa gak akan ganggu kok."

"Moma tenang aja, pulangnya nanti Echa sama Pak Cakra. Hm.. Iya, bye Moma."

Setelah itu Alesya melempar ponselnya ke atas meja sembarangan, tatapannya kembali menatap Cakra yang lebih tampan dari biasanya. Dagunya menopang pada telapak tangannya yang di simpan pada kepala sofa, kedua kakinya sudah di angkat naik ke atas sofa setelah sepatunya di lepas dan menyisakan kaos kaki berwarna pink.

Alesya tak tahu apa yang di kerjakan Cakra dari map yang ada di tangannya itu, yang dia tahu jika Cakra adalah direktur dari perusahaan teknologi. Tadi saat Alesya tiba di perusahaan, dia sempat melihat karya apa saja yang perusahaan ini punya dan Alesya cukup terkejut jika ternyata perusahaan ini adalah pengembang aplikasi hits untuk membantu para murid untuk belajar. Alesya bisa tahu itu karena semua nya ada di lobby, banyak informasi yang terpajang disana termasuk wajah Cakra sebagai pengembang aplikasi.

Extraordinary Gloretha [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang