Sebelum membaca, saya ucapkan selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin!
Happy Reading, Sorry for typo.
***
Akad berlangsung di pukul sepuluh pagi, mengikuti suku dari sang Ibu, tradisi yang di pilih saat akad adalah adat Jawa. Cakra maupun keluarga besar Joe tak keberatan dengan itu, tradisi manapun sama baiknya.
Maka dari itu, Alesya sudah sangat cantik memakai pakaian pengantin Jawa dan juga riasan yang mewah dengan paes di kepalanya.
Akad berlangsung dengan lancar tanpa gangguan, dalam hitungan detik saja Alesya dan Cakra sudah resmi menjadi suami istri.
Senyum haru tak bisa di sembunyikan bagi kedua keluarga besar, bahkan Retta sudah nangis sesenggukan saat prosesi sungkeman. Sedangkan Joe yang menjadi sosok yang menikahkan putrinya tentu saja merasa campur aduk, tapi Joe bisa mengendalikan perasaannya untuk tidak menangis.
Bagaimana pun juga Alesya adalah anak kesayangannya, jika Alesya kecil sakit maka orang pertama yang Alesya beritahu adalah Joe bukan Retta.
Ayah manapun pasti merasa berat di tinggalkan putrinya menikah, tapi itulah kehidupan.
Setelah melakukan berbagai tradisi adat Jawa, siang harinya mereka bisa istirahat sebentar sebelum resepsi di mulai. Alesya memang meminta Retta untuk mengadakan acara pernikahan sehari saja, tak perlu berhari-hari seperti sultan lain. Bukan masalah uangnya tapi tenaganya.
Resepsi di adakan pada pukul lima sore hingga tengah malam, cukup lama karena Joe maupun Cakra bukanlah orang biasa, mereka memiliki banyak sekali kolega bisnis.
Jika saat akad, hanya ada tamu dari keluarga besar, maka tamu resepsi adalah rekan kerja dari keluarga.
Jika membicarakan teman, Alesya tak perlu meminta undangan pada Retta karena Alesya tak memiliki teman selama ini. Tapi meskipun begitu, tanpa sepengetahuan anaknya, Retta mengundang teman sekelas Alesya dulu.
Bridesmaid pun Alesya memilih Shane, Allisha dan para Tantenya karena Alesya tak memiliki sepupu perempuan.
Tentang Allisha, Retta memang mengundang keluarga Allisha untuk datang tapi ternyata kedua orangtua Allisha sedang berhalangan hadir jadi hanya Allisha saja yang datang.
Jangan tanyakan kabar Regan selama pernikahan Alesya, sudah pasti jawabannya adalah bahagia. Regan senang karena ada Allisha, setidaknya Regan tak harus menjadi nyamuk di antara pasangan pengantin.
Jam sudah menunjukan pukul satu, keluarga besar termasuk pengantin masih berada di kediaman Joe— tempat akad berlangsung. Mereka akan berangkat ke hotel tempat resepsi di selenggarakan jam empat sore, jadi karena masih memiliki waktu akhirnya semua orang memilih beristirahat di kamar yang sudah di sediakan.
Kita lihat sebentar kabar pengantin baru kita, sejauh ini mereka hanya melakukan kegiatan masing-masing di kamar milik Alesya. Cakra yang baru saja selesai mandi tengah duduk bersandar di ranjang dengan ponsel di tangannya, sedangkan Alesya yang sedang duduk di kursi meja rias baru saja selesai menghapus riasan dengan bantuan MUA.
"Mas."
"Hm?"
"Gimana perasaan kamu tadi waktu jabat tangan sama Papa?" Alesya membalikkan tubuhnya untuk melihat langsung Cakra.
"Gugup."
"Orang kayak kamu ternyata bisa gugup juga ya."
"Saya juga manusia."
"Nah, ini nih yang salah. Kita kan udah nikah, masa kamu masih pake bahasa formal saya-kamu sih? Ganti dong, biar romantis."
"Apa salahnya?" Cakra menyimpan ponselnya dan membalas tatapan Alesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romance"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...