Happy Reading!
Sorry for typo!***
Karena kejadian hari dimana Alesya di hukum untuk cosplay menjadi seorang tukang parkir, akhirnya gadis itu sedikit di buat jera. Pagi ini, untuk pertama kalinya Alesya mengenakan pakaian lengkap tanpa kurang apapun. Kenyataannya ancaman Cakra yang akan memberikannya pakaian tukang sampah pinggir jalan menjadi momok untuk Alesya, bagi gadis itu harga dirinya lebih tinggi dari apapun.
Setelah berpisah dengan Regan di koridor, Alesya berjalan dengan angkuh melewati banyak murid yang menatapnya dengan beragam. Tak menunggu waktu lama, Alesya pun tiba di kelas.
Dengan santai, Alesya berjalan ke sudut kelas dan duduk di bangkunya seorang diri. Padahal kelas ini berjumlah genap, tapi Alesya bersikeras ingin duduk seorang diri membuat wali kelasnya pun tak bisa berbuat apa-apa, sehingga di kelas ini ada dua orang yang duduk sendiri.
Di saat Alesya tengah bersiap untuk tertidur, tiba-tiba seorang datang dan duduk di bangkunya dengan seenaknya. Karena hal itu, Alesya kembali duduk tegap dan menatap sosok itu dengan tajam. Alesya tak suka di usik, berani sekali cowok di sampingnya ini mengganggu.
"Pergi." ucap Alesya yang hanya di balas tatapan menjengkelkan dari lawan bicaranya.
Alesya melirik badge nama yang terdapat di kemeja seragam, di sana tertulis satu deret nama Ardion Angkasa. Alesya tahu cowok di sampingnya memang teman sekelasnya, dia sadar karena cowok itu lah yang sering dia pergoki tengah menatap dirinya dengan intens.
Sedangkan di sisi lain, Ardion yang sering di sapa Ardi itu merasa tertantang dengan tatapan gadis di sampingnya, lalh dengan santai Ardi pun memberikan senyuman terbaik pada gadis mungil itu.
"Gue cuma mau ajak lo kenalan, gue Ardi."
Alesya yang tak suka berdekatan dengan pria selain Regan dan Papa nya pun secara terang-terangan menatap Ardi tak suka, dari dulu dia benci cowok seperti Ardi.
Karena sudah kepalang kesal, Alesya pun mengubah duduknya menjadi miring hingga berhadapan dengan Ardi. Hal itu di sambut baik oleh Ardi, tapi itu tak berlangsung lama karena yang terjadi berikutnya cukup membuat kelas gaduh.
Brak!
"Gue bilang pergi!"
Alesya berdiri dari tempatnya dan menatap Ardi yang masih tampak terkejut melihatnya, Ardi tak pernah menyangka Alesya akan menendang kursinya sekuat tenaga hingga Ardi jatuh tersungkur. Ardi tak menyangka kekuatan seorang Alesya yang bertubuh mungil dan menggemaskan bisa sekuat ini.
"Jangan ganggu gue."
Setelah mengatakan itu, Alesya memilih pergi meninggalkan kelas, mood nya untuk ikut pelajaran telah sirna karena Ardi.
Koridor sudah mulai sepi saat Alesya melangkah karena pelajaran akan segera di mulai, tapi Alesya tak peduli akan itu.
Langkah Alesya terhenti di pertigaan jalan koridor, sebelah kanan menuju kantin dan sebelah kiri menuju belakang sekolah. Alesya sebenarnya ingin ke kantin, tetapi saat ini perutnya masih kenyang setelah memakan tiga piring nasi uduk buatan Retta yang sangat menggugah selera.
Alhasil pilihan Alesya pun tertuju ke taman belakang, dia baru teringat buah mangga yang rasanya enak itu. Senyum Alesya pun terbit setelah kakinya tiba di taman belakang yang sepi dan asri, tatapannya tertuju pada sebuah pohon tinggi yang tengah berbuah lebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Gloretha [End]
Romance"Emang kamu yakin bakal dapatin suami sultan?" "Yakin dong." "Kamu tahu gak? Garda itu punya banyak saudara, yang artinya Garda bukan pewaris utama perusahaan keluarganya. Jadi kemungkinan Garda gak akan kayak se-sultan Papa kamu, emangnya kamu ga...