09 - Spinach

1.5K 65 3
                                    

"Suprise madafaka!" ucap Aluna sambil tersenyum semeringai.

"Njing! Lo kenapa tiba-tiba di belakang gue?!" tanya Yudha heran sambil mengernyit kesal.

Aluna hanya terkekeh dan bersandar di punggung Yudha. "Aku kagetin kamu ya? Sorry honey."

"Hmmp.. sana pergi! Gue males deket-deket sama lo."

"Jangan gitu ih, kirain keluar udah nggak ngambek. Ternyata masih."

"Ya, lonya sanaan geh sesak dada gue!"

Aluna hanya tersenyum kemudian menempelkan bibir di leher Yudha. Mata Yudha terbelalak terkejut dan wajahnya bersemu merah.

"Heh! Ngapain lagi??!" tanya Yudha.

Aluna tak menjawab dan mulai menggigit leher Yudha.

"Ungh.. j-jangan di gigit itu ada bekas rantainya..." ucap Yudha sambil meremat rambut Aluna.

Aluna yang menyadarinya tetap menggigit leher Yudha hingga terdapat tanda kepemilikan di lehernya.

"Okey, done," ucap Aluna setelah melepas gigitannya itu.

"Hmm apakah aku perlu buat banyak?" tanya Aluna dengan antusias.

Wajah Yudha makin memerah dan ia mengernyit kesal. "Aaagh! Gamauu! Itu sakit tau!"

Aluna tertawa puas. "Yaudah, yang ngadep sini dong."

Mendengar perintah Aluna, Yudha mulai berbalik dan ia menatap Aluna sambil mengernyit. "Apa?" tanya Yudha dengan nada agak tinggi.

"Hehe aku penasaran, gimana first kiss kamu? Jujur aja." ucap Aluna sambil terkekeh kecil.

"F-first kiss..? hm.. gue nggak suka, kemarin lo kasar banget." jawabnya sambil menunduk menahan malunya.

"Kalau gitu," Aluna menaikkan dagu Yudha guna menatapnya.

"Mau melakukannya sekali lagi?"

Wajah Yudha semakin merona dan bibirnya bergetar. "Ng-nggak! Lo pasti kasar lagi–"

"Kali ini lembut." sela Aluna.

Yudha tak menjawab dan ia mengalihkan pandangannya. Aluna yang melihat Yudha yang begitu imut di matanya, perlahan mendekatkan bibirnya.

Dengan terkejut Yudha reflek menutup matanya. Agh dayum, he's so cute! Batin Aluna.

Aluna pun mengecup bibir Yudha lembut dan menggalungkan tangannya di pinggang Yudha. Yudha meremat erat pundak Aluna dengan wajah merona. Aluna melepas ciumannya dan menatap Yudha lekat.

"Gimana?" tanya Aluna dengan senyum seringai.

"...rasanya..aneh." jawab Yudha sedikit terbata-bata.

"Enak apa aneh?" tanya Aluna sambil terkekeh kecil.

"Grr, kan udah jawab! Aneh ya aneh!"

Aluna tetap tersenyum dan kembali memegang dagu Yudha. "Mau lakuin lagi?"

"T-terserah.." Yudha menutup matanya sambil mengernyit.

Chup~

-

-

-

-

-

Singkatnya 2 jam berlalu, Yudha di ajak oleh Aluna untuk sarapan bersama di meja makan yang besar dan terdapat banyak makanan yang tersaji disana, yang cukup membuat Yudha merasa kagum.

"Ayo di makan sayang." ucap Aluna sambil memegang garpu.

"Woaah, i-ini kebanyakan kayaknya.." balas Yudha dengan mulut sedikit terbuka.

"Hmm? Kalo gitu makan semampumu aja, kamu belum makan 2 harian ini kan?" tanya Aluna kemudian menyantap ikan gurame bakar favoritnya.

Yudha menatap Aluna lumanyan lama kemudian ia mengalih ke arah makanan di depannya. Terdapat sayur bayam kesukaannya dan jus buah naga favoritnya.

Ini kebetulan apa gimana dah? Kok bisa pas banget.. batin Yudha.

Tapi bener juga, gue nggak tau berapa lama gue terkurung di sini dan gue juga nggak sadar gue nggak makan.

K-kayaknya gara-gara kebiasaan nggak makan deh..

Yudha mengambil sendok khusus untuk sup dan ia mulai menyicip sup itu. Ternyata sangatlah enak bahkan lebih enak dari pada buatan bibinya. Mata Yudha berbinar dan ia kembali menyantap sup itu.

Aluna terkekeh kecil. "Pelan-pelan nanti kesedek."

Pagi itu terlihat sangatlah tenang ditambah suara dari alat musik kalimba dan kebetulan lagi musik kalimba adalah musik favorit Yudha.

"...Uh, ini kelewat kebetulan. Gue ngerasa aneh." gumam Yudha.

"Kenapa sayang? Kamu nggak suka bayemnya?" tanya Aluna.

Yudha menggeleng. "Nggak aneh aja gitu entah kenapa ada hal yang gue suka disini,"

"Misalnya makanan dan musiknya." lanjut Yudha.

Aluna tersentak dan terdiam. "Hahaha, i-itu paling kebetulan.." ucap Aluna sambil tertawa kaku.

Yudha mengernyit. "Masa sih?"

"...perlu aku jelasin?"

"Harus."

Aluna kembali terdiam dan ia menghela nafas panjang. "Okey fine, aku tau semua hal favorit kamu dari kebiasaanmu di sekolah contohnya," ucap Aluna sambil menancapkan makanannya di garpu.

"Kamu yang sering beli jus buah naga di kantin,sering bawa bekal sayur bayem dan playsit lagu kamu rata-rata musik kalimba kan?"

Yudha terkejut dan tubuh bergidik takut. "L-lo stalker?" tanya Yudha sedikit terbata-bata.

"Ng-nggak juga..!"

Yudha mulai mencerna kalimat Aluna lumanyan lama hingga berakhir dengan kesalahpahaman. Yudha sedikit menundukkan kepalanya dan kembali menyantap makanannya dengan murung.

"Njir! Y-yangg! Jangan murung gituu! Aku tau semua karena aku sering perhatiin kamu!"

Yudha semakin salah paham dan ia menelan salivanya. "S-serem.." gumam Yudha.

Aluna dan Yudha akhirnya sama-sama terdiam sampai tak ada satu pun yang berbicara.

"Grrr, masa aku harus jujur banget," ucap Aluna sambil kembali menghela nafas panjang.

"Iya deh iya, aku nge-stalk kamu sebelum kamu nggak masuk 5 bulan. Aku nge-stalk kamu gara-gara takut aja.." ucap Aluna sambil mengusap tengkuknya.

"Takut kenapa?" tanya Yudha heran.

Aluna terdiam sejenak kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Yudha. Mengejutkannya Aluna menggeser kursi yang diduduki Yudha ke arahnya, di lanjutkan dengan Aluna yang berlutut di hadapan Yudha.

"Aku takut seseorang ambil kamu dari aku dan aku juga ingin mengenal kamu lebih dalam lagi," jawab Aluna sambil mengangkat salah satu kaki Yudha yang terbaluti perban.

"I can't live without you, honey." lanjut Aluna kemudian mengecup ujung kaki Yudha dan menatap Yudha tajam.

Seketika wajah Yudha merona dan ia mengalihkan pandangannya. "Tapi jangan berlebihan gitu... lo nakutin gue.."

"L-lo juga ngapain sih cium kaki gue?! Kurang kerjaan tau nggak!" ucap Yudha sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya.

"Hehe kamu iya dehh, sekarang aku nggak nge-stalk kamu lagi. Kan sekarang kamu udah sama aku. Btw kakinya udah mendingan? Kayaknya harus ganti perban nih." ujar Aluna sambil tersenyum puas dan ia bangkit.

"Iya, sedikit.." Yudha mengalihkan pandangannya dengan wajah yang masih bersemu merah. Lucu banget astagaaa! Batin Aluna.

"..hmm, gue mau nanya lagi." ucap Yudha secara tiba-tiba.

"Apa?"

"Kapan gue bisa sekolah?"

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang