01- First Of All

4K 156 18
                                        

Beberapa waktu yang lalu...

  Sekolah tampak ramai akibat kedatangan Siswa yang di kabarkan tidak masuk selama 5 bulan lamanya.

  Siswa itu bukanlah murid biasa, ia adalah murid yang cukup populer di sekolahnya karena ia berhasil selamat dari kasus pembunuhan yang melibatkan 1 keluarga termutilasi.

 Pelaku dari kasus pembunuhan ini masih menjadi tanda tanya dan menjadi buronan para polisi.

 Siswa itu selamat karena menurut kesaksiannya ia sedang tidak di tempat kejadian perkara (rumah) saat itu.

  Siswa yang di maksud adalah Yudha Adhitama Syadana, berusia 17 tahun.

 Yudha sempat di tuduh sebagai pelaku dari kasus ini namun tak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya.

  Banyak gosip dan hal negatif yang menimpa Yudha dan menimbulkan rasa trauma baginya. Walau begitu, ia tampak tenang dan mencoba menjalankan kehidupannya dengan normal.

"Turunin saya di sini pak." ucap Yudha.

"Baik, Hati-hati ya le." pak Sopir memberhentikan mobilnya.

Yudha membuka pintu dan keluar dari mobil kemudian menutupnya kembali.

  Ia menatap ke arah langit yang biru dan sekolah yang sudah lama ia tak lihat. Yudha menghela nafas sekaligus melangkah dengan pasti.

"Itu Yudha dari kelas 2-A? Dia sekolah lagi?" bisik seseorang.

"Dia kemana aja sih selama ini? Penasaran deh.." lanjut seseorang.

"Omaygad! Kak Yudha!" teriak seseorang.

Yudha yang terkejut reflek menengok ke arah belakang. "I-iya?"

"Kakak kemana ajaa? Aku kangen lohh."

"..." Yudha terdiam.

"Sama! Aku juga kangen, kakak ngilang 5 bulan serasa 100 abad lamanya."

  Sorak-sorak terdengar yang membuat Yudha di kelilingi banyak orang dan pertanyaan yang membuat Yudha merasa risih sekaligus bingung.

"Maaf gue harus pergi." Yudha menyela kerumunan itu dan berlari masuk ke dalam sekolah.

"Woy! Jangan pergi dulu, Yudha!"

  Singkatnya ia sudah berada di dalam kelas dan melihat teman-temannya yang terkejut karena Yudha sudah kembali, termasuk teman dekatnya Xevi.

"Yudhaa! Huwaa lo kemana aja sih njinggg! Gue kangen, gue kangen." Xevi memeluk erat Yudha.

"Diem gue nggak mau jadi homo." jawab Yudha sambil menarik baju Xevi guna melepas pelukannya.

"Gue cuman kangen ya asw!" Ucap Xevi dengan kesal.

"Lo kemana aja sih? Lo kawin?!" ucap Xevi sambil melepaskan pelukannya.

"Ndasmu! Nggaklah gue cu-" ucapan Yudha terpotong ketika bel sekolah sudah berbunyi.

Xevi mengendus kesal. "Taik! Cepet amat sih masuknya, yaudah deh nanti istirahat bareng ya."

 Yudha mengangguk kemudian kembali duduk ke kursinya.

"Semoga hari ini berjalan lancar.." gumamnya.

-

-

-

-

-

-


  Di luar dugaan ternyata banyak murid yang datang ke kelas 2-A hanya untuk melihat Yudha, merasa risih seluruh murid kelas 2-A mencoba membubarkan kerumunan di kelas mereka.

Namun, percuma tak ada yang menganggapi.

  Pertanyaan-pertanyaan untuk Yudha keluar dari mulut mereka, tentu saja tentang kasus pembunuhan yang menimpa keluarganya.

 Yudha yang saat itu bingung tak tahu harus berbuat apa hanya bisa tersenyum dan menjawab pertanyaan yang bisa ia jawab.

"Yudha!"

"Yudha jawab pertanyaan gue dong!"

"Yudhaa!"

"Yudha!!!"

"Diem!" teriak seseorang dengan suara berat.

  Keramaian menjadi pecah ulah teriakan seorang siswa bertubuh besar secara tiba-tiba masuk ke dalam kelas 2-A.

  Lalu di sambut oleh seorang gadis berparas manis dan cantik yang bertubuh tinggi muncul di belakang siswa itu.

"K-kak Aluna?" gumam Yudha.

"Wih asik banget ya disini! Tau nggak sih kelas 2-A ini dekat banget sama ruang OSIS dan suara kalian itu bikin ruang osis serasa gempa tau." ucap Aluna, teman masa kecil Yudha yang sudah di anggap sebagai kakak sendiri.

  Aluna yang tadinya tersenyum hangat kemudian menatap mereka tajam. "Kalian tau kan harus berbuat apa?"

  Terdengar bisikan dari kerumunan itu dan mereka melangkah membubarkan diri.

"Huft, syukurlah dah nggak berisik lagi. Are you oke guys?" tanya Aluna kepada seluruh murid di kelas.

"Iya kak!"

"Good!" Aluna tersenyum lebar sambil mengacungkan jempolnya.

Aluna menghampir Yudha yang masih syok.

"Hey, Yudha lo gapapa?" tanya Aluna dengan prihatin.

Yudha mengangguk cepat.

"Syukurlah, emang ya mereka penasaran banget sama hidup orang, kayak nggak di kasih hidup aja." ucap Aluna sambil menghela nafas.

"...Gue minta maaf." ucap Yudha.

"Gue udah buat kelas jadi kacau.. maaf."

  Suasana menjadi hening. "Hahaha gapapa Yud, at least kita aman dari bacotan guru." ucap Revan si ketua kelas.

"Makasih." ucap Yudha sambil tersenyum tipis.

  Suasana kelas menjadi seperti biasanya, seluruh kelas bernapas lega akhirnya kelas mereka menjadi normal kembali.

"Yudha lo sehat?" tanya Aluna.

"Sehat kak." jawabnya dengan antusias.

  Aluna terkekeh kecil.

 "Syukurlah, udah lama banget kita nggak ketemu. Kalau gitu lo mau makan bareng nggak nanti? Yah hitung-hitung merayakan kepulangan lo." tawar Aluna.

"Hm, kayaknya nggak usah deh kak."

"Ck gapapa, Restorannya deket sekolah kok bre." ucap Aluna sambil memberikan tiket makan malam kepada Yudha.

"Ambil." lanjut Aluna.

"Eh?! Ng-nggak usah repot-repot kak! Anu.." Tangan Yudha di tarik oleh Aluna dan tiket itu di selipkan di tangannya.

"Lo harus ikut, nggak nerima penolakan!" ucap Aluna.

"Tapi kak-"

"Yudha? Nurut ya."

Yudha terdiam kemudian memasukkan tiket itu ke dalam kantungnya.

"Hehe gitu dong." Aluna terkekeh puas.

"Goodboy." ucap Aluna sambil menepuk kepala Yudha lembut.

Yudha mengangguk dengan wajah yang bersemu merah.




 semoga ini chapter nggak kepanjangan eheq أ‿أ

anyway update setiap hari minggu sama selasa yaww \_(・ω・')

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang