12 - Stay Here 2/3

920 64 2
                                    

"Ouch! Sakittt!" rintih Aluna yang sedang tengkurap di atas sofa.

"Diem bangsat! Gue nggak fokus gara-gara lo tai!" balas Yudha sambil menempelkan koyo di pinggang Aluna.

"Ughh.. nyeri."

Yudha menatap jengkel Aluna dan mengendus kesal. "Gue udah baik banget ya sama lo, bilang makasih kek." ketusnya.

Aluna terkekeh kecil. "Makasih ayaang."

Yudha hanya berdeham dan menaruh kotak P3K di atas meja, kemudian ia duduk di salah satu sofa sambil mengerjakan sesuatu di bukunya.

Aluna yang penasaran pun bertanya. "Ngerjain apaan sih?"

Terpaksa Yudha menatap Aluna. "Kepo." ucapnya kesal.

"Nanya doang aelah." balas Aluna sambil mengerucutkan mulutnya.

Yudha memutuskan untuk kembali menulis dan kembali fokus. Dengan posisi yang masih sama Aluna menatap Yudha sambil senyam-senyum sendiri.

Sudah 20 menit berselang, Aluna mulai bosan kemudian mengubah posisinya menjadi duduk. Aluna menghela nafas berat.

"Yang lama banget sih ngerjainnya, ayook main." rengek Aluna.

Yudha tak menjawab dan tetap fokus.

Aluna yang jengkel bangkit dari duduknya dan melangkah ke belakang sofa yang di duduki Yudha lalu Aluna menarik sweater yang di pakai Yudha ke atas.

Sruk.

"?!" Yudha terkejut ketika tubuhnya terangkat ke atas membuat pena yang ia pegang terjatuh.

"Heh! Ngapain lo?! Lepasin guee!!" pekik Yudha sambil memberontak.

"Gamau, salah sendiri tadi kamu nyuekin aku." ucap Aluna kemudian melangkah ke arah kasur dengan Yudha yang masih ia angkat.

"Aaaaa! Lepasin mau ngerjain tugaaas!"

"Gara-gara tugas kamu jadi nggak inget sama aku, oke fuck tugas." balas Aluna kemudian melempar tubuh Yudha ke kasur.

"Ack!"

Dengan cepat Aluna mengurung Yudha yang sudah terbaring di kasur dengan tatapan tajam dan Aluna tersenyum semeringai.

"Gotcha." ucap Aluna sambil menyentuh hidung Yudha.

Wajah Yudha menjadi memerah. "Woy!!! apaan siiih! Tugas gue nggak selesaaiii!" pekik Yudha sambil memberontak.

"...kayaknya tugas yang kamu kerjain udah ambil hati kamu ya?" tanya Aluna sambil mengernyit.

"Ndasmu njeng!" balas Yudha dengan kesal.

Aluna terdiam sejenak kemudian tertawa dan ia memeluk pinggang Yudha lalu bersandar di dadanya.

"Yang, boleh chuu~ nggak?" tanya Aluna sambil memanyunkan bibirnya dan menatap Yudha dengan wajah mencurigakan.

"Nggak! Nggak boleh!" tolaknya.

"Lahh kenawhy? Ayoo dongg! Kisss!!!" seru Aluna sambil mengedipkan matanya berulang kali.

"Nggak! Nggak mauuu!"

Aluna yang kesal karena di tolak oleh Yudha dan tidak tahan ingin mencium bibir Yudha yang terlihat kemerahan itu, dengan cepat Aluna menciumnya kemudian melumatnya dengan kasar.

"Ugh! Nghh...aghh.."

Suara kecupan terdengar dari kamar itu membuat suasana menjadi panas, terlebih lagi AC di kamar Aluna tidaklah hidup membuat mereka berdua menjadi gerah.

Aluna yang puas melepaskan ciumannya dan terlihat tatapan Yudha yang sayu dengan saliva yang sedikit mengalir keluar akibat ciuman itu.

Senyum seringai Aluna keluarkan dan ia mengecup kening Yudha.

"Umm.." Yudha menutup matanya sambil mengernyit.

Suasana hening sejenak dan Aluna angkat bicara. "...Yudha, kalo aku boleh nanya," Aluna menatap Yudha dengan lembut.

"Kamu inget pas kita pertama kali ketemu?" tanya Aluna.

"Ke-ketemu..?"

Aluna mengangguk pelan.

Yudha tampak berpikir sejenak. "Kalo nggak salah pas kita di tk waktu itu?"

Aluna terkekeh. "Ternyata kamu masih inget ya."

"Gimana nggak bisa lupa bangsat, itu kejadian aja kebayang-bayang mulu anjing."

"Ooumgaa iyakah dek?"

"Yaa, dulu lo orangnya beda banget sama yang sekarang. Dulu lo orangnya kalem minta ampun sekarang SIFAT LO BENERAN KAYAK SETAN ANJIING!" ucap Yudha dengan nada yang semakin tinggi.

Aluna tertawa puas. "Iyakah? Sifat setannya dari mana?"

Yudha mengernyit kesal. "Si bangsat nggak nyadar juga?! Lo culik gue, lo nyiksa gue, lo nodain gue itu semua apa?!"

"Hmm itu normal kok, itu tanda bukti sayangnya aku eheq~"

Yudha semakin kesal dan memukul pinggang Aluna yang saat ini masih sakit.

"Aduuh! Jangan di pukull yang!! sakit tauu."

"Nggak nanyaa!"

-

-

-

-

-

Kini Yudha sedang tidak berada di kamar Aluna, sekarang ia berada di taman mansion. Ia pergi ke taman mansion dengan mudah karena memanfaatkan kondisi Aluna yang sedang tertidur pulas. Yudha pergi ke taman mansion dengan tujuan untuk mencari udara segar saja.

Kalau dia ingin kabur dari mansion yang besar dan penjagaannya lebih ketat dari sebelumnya, ia perlu menyiapkan strategi. Jadi tidak mungkin untuk kabur saat ini.

Yudha mengamati setiap tanaman di sekitarnya dan ternyata banyak berbagai jenis bunga, kebun sayuran dan bahkan ada tanaman obat yang sering ia temui.

 Bukan hanya itu, ia menemukan rumah kaca yang besar di penuhi tanaman yang membuat Yudha tertarik dan ingin pergi ke rumah kaca itu.

"Permisi."

Yudha memberhentikan langkahnya dan sedikit terkejut kemudian ia berbalik.

"I-iya?" sahut Yudha sambil menatap bingung seorang wanita berparas cantik dengan tinggi yang hampir sama dengannya. Yang ternyata adalah Leona.

"Kamu salah satu pelayan di sini kah? Kalo iya, apa kamu lihat Aluna di sekitar sini?" tanya Leona sambil tersenyum.

Yudha merasa bingung dengan pertanyaan yang di anjurkan kepadanya. Apakah ia benar-benar terlihat seperti pelayan? Untuk apa ia mencari Aluna?

"U-umm saya.."

"Duhh, sepertinya kamu bukan pelayan ya? Maaf saya keliru, kalo begitu," ucap Leona sambil memegang salah satu tangan Yudha dengan kedua tangannya.

"Maukah kamu mencarikannya untukku?" tanya Leona dengan wajah yang berseri-seri.

Deg!

Yudha menelan salivanya berat dan ia mengalihkan pandangannya. "Kayaknya saya nggak bisa–"

Grep!

Secara tiba-tiba seseorang menarik paksa lengan Yudha dari genggaman Leona, dan tentu saja orang itu adalah Aluna.

"Oy, cinderella i'm your prince." ucap Aluna sambil mengernyit.

Mata Yudha terbelalak karena Aluna yang muncul tiba-tiba dari belakangnya.


Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang