Aluna menatap tajam Yudha kemudian menghela nafas berat. "Sekolah? Kamu yakin?"
Yudha mengernyit. "Ya, yakin lah. Nilai gue apa kabar noh kosong mulu!"
"Bukannya kamu bilang kaki kamu masih sakit? Nanti kamu kenapa-napa gimana?" tanya Aluna cemas.
"Yang terpenting sekarang bukan kaki gue tapi nilai gue." jawab Yudha dengan tegas.
"Nggak aku nggak bisa izinin kamu sekolah sekarang nanti kamu kabur terus maca–"
"Nggak akan! Gue mohon turutin permohonan gue, gue nggak mau gagal kalo soal sekolah jadi," sela Yudha.
"Gue mohon izinin." ucap Yudha sambil menunjukkan puppy eyesnya ;; terpaksa
Hati Aluna sedikit goyah dan ia tampak berpikir sejenak. "Ugh... nggak, nggak bisa."
"Kenapa?"
"Aku takut kamu pergi ninggalin aku kayak kemarin, aku nggak mau.." jawab Aluna sambil memegang pundak Yudha.
Yudha menatap Aluna lekat dan memegang tangan Aluna yang masih menempel di bahunya. "...please? Janji nggak kabur kok."
Deg!
Wajah Aluna bersemu merah yang di lanjutkan dengan jantungnya yang berdetak kencang. "Aghh! No! Tetep nggak–"
Secara tiba-tiba Yudha mengecup pipi Aluna dan menggalungkan tangannya di leher kemudian ia tersenyum hangat.
"Shit! Whatever, aku izin kamu sekolah tapi kamu harus ikuti syaratku oke?"
Mata Yudha berbinar. "Iyaa, tentu!"
"Okey syaratnya, kamu nggak boleh deket-deket sama orang lain kecuali aku, kamu nggak boleh senyum ke orang lain,jangan berbicara dengan orang lain,kamu wajib pakai gelang khusus biar aku bisa pantau kamu dan yang paling penting aku pasang rantai di leher kamu. Simple kan?"
"Simple dari mananya! Ada nggak sih yang paling normal dikit gitu!"
"Nggak ada menurutku itu normal semua, tapi ya terserah kamu kalo kamu nggak setuju kamu nggak bisa sekolah."
Yudha terbeku dan sedikit menunduk, tampaknya ia sedang membuat keputusan.
"Kalo gue ngobrol sama guru boleh?" tanya Yudha.
"Boleh tapi jangan lama-lama." jawab Aluna.
"Kalo yang rantai di hilangin aja bisa nggak sih?" tanya Yudha sambil mengernyit.
"Aku pakeinnya pas istirahat doang." balas Aluna.Yudha kembali berpikir dan mengangguk pelan. "Oke kayaknya mau nggak mau gue terima syarat lo."
"Good semoga kamu nggak menyesal dengan keputusanmu." ujar Aluna sambil tersenyum seringai.
Tok-tok.
"Nyonya Aluna ada mendapat sebuah 'pesan'."
"Ya!"
"Oh ya, kita bicara nanti lagi ya aku ada urusan." ucap Aluna.
Yudha mengangguk.
Pada akhirnya ia melangkah pergi meninggalkan Aluna yang berada di ruangan. Yudha membuka pintu dan kembali menutupnya, yang tadinya ekspresi Yudha berbinar kini menjadi suram kembali.
"Tsk, najis gue tadi cium dia. Gini amat dah," gumam Yudha jengkel sambil mengelap bibirnya.
"Mana tingkah gue malah kayak boti lagi, ughh,"
"Well setidaknya gue berhasil luluhin hatinya walau syaratnya agak lebay sih.."
Malamnya...
Mata Yudha terbelalak tak percaya ketika ia melihat sebuah perlengkapan sekolah berada di atas meja. Dan alat sekolahnya benar-benar sangatlah lengkap, bahkan yang paling mengejutkannya ada buku-buku belajar lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...