17 - Free

640 42 2
                                    

 "Kak Yudha...! uhuk! L..lari..lah..! UHUK!" ucap seorang gadis yang lehernya sedang di injak oleh seseorang pria.

"Hahaha apaan sih Yud, dia ke cekek nih masa dari tadi lo diem?! Dasar lemah!" teriak pria itu. Suara tertawa terdengar dan gadis itu terus meronta-ronta.

Seluruh tubuh Yudha bergetar hebat dan matanya terbelalak menyaksikan segerombolan pria yang menyiksa gadis tersebut. "K-kak... la-ri."

Seketika redup dan Yudha membuka matanya lebar-lebar dengan nafas terengah-engah.

Seluruh tubuhnya berkeringat,bergetar dan air matanya pun mengalir di pipinya. Dan syukurlah yang semua hanyalah mimpi, ia pun masih tetap berada di kamar Aluna.

"Reva..?" gumamnya kemudian ia menangis terisak-isak.

"Hiks...um..hiks..hiks..Re-reva...! huhu.. hiks.." isak Yudha kemudian ia menenggelamkan wajahnya di lengannya.

Isakkan Yudha membuat Aluna terbangun. "Ung? Hoaamm.. sayang udah ba–" mata Aluna pun terbelalak terkejut melihat Yudha menangis terisak-isak.

"Yudha?! Kamu kenapa?! Hey! A-ada yang lukain kamu?!! kamu kenapa?!!" tanya heran Aluna dan ia pun beranjak bangun.

Yudha tak menjawab dan masih menangis sekaligus menyebutkan nama 'Reva' terus menerus.

Aluna sedikit kesal dan ia memegang pundak Yudha lalu membangunkannya. "Yudha! Kamu kenapa sayang? Kamu mimpi buruk ya?" tanya Aluna.

"Hiks...Re-va.. dia pergi... hiks..." balas Yudha.

"Reva? Siapa?"

"...hiks... Reva... hiks dia... ma..ti." setelah mengucapkan itu Yudha pun menutup matanya dan terjatuh di pelukan Aluna.

Aluna terdiam cukup lama dan ia pun memeluk Yudha erat. "Reva siapa sih?"

-

-

-

-

-

-

Beberapa jam berlalu dan Yudha pun akhirnya membuka matanya setelah tertidur cukup lama. Ia mendapati dirinya berada di mobil dan di samping ada Aluna yang sedang asik bermain ponsel.

"Eh...? kok di sini sih?" tanya heran Yudha.

"Tadi aku coba bangunin kamu cuman kamu nggak bangun-bangun, jadi aku bawa kamu langsung ke mobil." jawab Aluna yang masih menatap ponsel.

"Oh, gitu. Eh tapi gue kan belum siap-siap!" serunya.

"Udah aku siapin semua kok dan baju juga,"

"Aku yang ganti." lanjut Aluna sambil menatap Yudha kemudian tersenyum.

Yudha terdiam sebentar kemudian wajahnya bersemu merah. "EH?! K-KOK?!! LO KOK BERANI BANGET BUKA BAJU GUE???! J-JADI LO DAH LIAT..."

"Pft, nggak kok cuman baju sama celana aja, bukan CD hehe." balas Aluna.

"T-tapi tetep aja... um..!" Yudha mengernyit kesal dan mempalingkan wajahnya.

"Kamu malu ya? Aigoo imutnya~ gapapa kan aku yang pakein."

Yudha mengertakkan giginya. "GUE TETEP NGGAK MAU DASAR TANTE-TANTE CABUL!!" pekiknya.

"Jangan panggil aku gitu dong kamu memplotekkan hatiku hiks." ucap Aluna sambil mencolek pipi Yudha.

"Ungg! Berisik!!" balas Yudha.

Aluna hanya terkekeh kecil kemudian ia mengeluarkan sebuah makanan, seperti keripik. "Oh ya Yud, kamu belum sarapan kan? Aku bawa makanan yang pasti kamu bakal suka."

"...emang apaan?" tanya Yudha.

"Fufu! Ini tuh ya,"

"Keripik bayam! Aku beli ini di jalan tadi!" jawab Aluna sambil mengancungkan jempolnya.

"Huh?! Ke-keripik bayam? Emang ada?! Baru tau gue.."

"Ada kok, nih di depan mata kamu. Btw ayok di coba." ujar Aluna sambil tersenyum.

Yudha terdiam sebentar dan ia mengambil bungkusan keripik itu dari Aluna. Ia lumanyan lama menatap keripik itu. "Nggak ada racunnya kan?"

"Nggak ada." balas Aluna.

Pada akhirnya Yudha mengambil satu buah keripik itu kemudian ia memakannya. Mata Yudha berbinar dan makanan itu benar-benar enak dengan rasa asin pedas.

"Enak nggak?" tanya Aluna.

Yudha hanya mengangguk dan kembali memakan keripik itu.

"Nih," ucap Aluna sambil menyodorkan kotak bekal berisi nasi dan daging.

"Pake nasi biar kenyang, oh ya ada dagingnya juga nih."

"...hm? Ma-makasih? Ini daging ayam kah?" tanya Yudha.

"Iya." jawab Aluna.

"Sorry tapi gue alergi ayam."

"...What the– what the fuck?"

Singkatnya di sekolah...

Xevi duduk di bangku taman sambil memainkan ponselnya, sepertinya ia sedang menunggu seseorang. "Ck mana sih, lama banget." gumamnya.

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya orang yang dia tunggu pun muncul ya siapa lagi kalau bukan Aluna.

"Lama ya nunggunya? Maaf tadi gue abis ke ruang osis." ucap Aluna sambil tersenyum.

"Yo, cepetan lo mau bilang apa kak? Langsung to the point."

Aluna terkekeh kecil. "Gue juga kalo ngomong langsung to the point kok, oke selama ini Yudha nggak deket-deket sama seseorangkan?" tanya Aluna.

"Nggak justru malah dia suka sendirian belakangan ini, aneh aja gitu dari biasanya." jawab Xevi sambil menghela nafas berat.

"Ohh oke nice ingpo. Hmm gue mau nanya lagi boleh?"

"...oke? Nanya apa?" tanya Xevi.

Aluna terdiam sejenak lalu sedikit menunduk. "Belakangan ini... Yudha kadang-kadang sebut nama pas dia lagi tidur dan gue yakin orang yang sering di sebutin sama Yudha itu orang yang di kenal sama dia,"

"Jadi, apa lo tau siapa yang namanya Reva?"

Mata Xevi terbelalak terkejut kemudian ia menggigit bawah bibirnya. "Reva..? ha-ha... g-gue nggak tau." jawab Xevi dengan terbata-bata.

Aluna mulai merasa aneh dengan sikap Xevi dan ia juga merasa curiga. Aluna yang kesal pun memaksa Xevi untuk bicara.

"Beneran g-gue nggak tau!" ujar Xevi.

Aluna masih tetap tak percaya dan menatap tajam Xevi. Setelah beberapa saat akhirnya Xevi menyerah dan ia kembali menghela nafasnya berat.

"Ugh, entah kenapa gue nggak bisa nolak. Oke-oke gue cerita tapi dengan syarat lo jangan langsung bicarain ini sama Yudha oke?"

Aluna tersenyum sinis kemudian menyilangkan kakinya. "Silahkan."

"Oke, gue bakal ceritain tentang rumor yang belakangan ini beredar yaitu,"

"Kasus pembunuhan keluarga Yudha dan Reva."


Helo helo! Gimana nih kabarnya? 

Chapter ini kependekkan apa kepanjangan? 

Ramein komentar ya cuy :D

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang