26 - Past 2/3

542 36 1
                                    

Halo haloo! pada kangen ane nggak nih? eheq, maaf ya kalo hiatusnya kelamaan <33 oke Happy Reading All~! 

                                                                                      ~~~

Usai menceritakan dongeng untuk Fera, Yudha menutupi tubuh Fera dengan selimut sambil menepuk pelan kepalanya.

"Have a sweet dream~" ucapnya dengan nada lembut lalu ia bangkit dari duduknya. Ia menutup kamar Fera lalu berjalan menuju kamar.

Saat ia sedang melangkah melewati kamar kakaknya Rien, terdengar suara aneh yang membuat Yudha penasaran. Ia mengernyitkan alisnya lalu melangkah menuju ke kamar kakaknya.

Yudha menempelkan telinganya di pintu lalu wajahnya memerah, ia menjauh dari pintu kamar dengan wajah terkejut dan masih memerah.

Ia mendengar suara seorang wanita dari dalam.

"Ahh..! mhmpp! Hnghh..~ pelan-pelanhh!"

Yudha semakin menjauh saat suara itu semakin keras dan ia pun kembali ke kamarnya sambil berlari kecil lalu ia mengunci kamarnya.

Dengan nafas terengah-engah dan wajah syoknya ia duduk di lantai tepat di depan pintu. "Anjing! Kakak gue ngeue?! Sama siapa?!! itu suara cewe kayaknya familiar deh... apa jangan-jangan..?!"

Yudha menampar wajahnya sendiri dan memegang kedua pipinya. "...m-mereka... ngelakuin lagi..? Jijik banget."

Di tengah kebingungannya itu, Yudha merasakan ponselnya bergetar. Yudha mengambil ponsel yang berada di kantungnya.

Ternyata terdapat notifikasi pesan dari Reva, yang membuat Yudha tersenyum dan membaca pesan itu.

Pesan itu tertulis : Malam! Kamu udah tidur belum? Kalo belum mau temenin aku bentar nggak? Aku lagi di taman nih deket jalan x.

Yudha menaikan kedua alisnya. "Ke taman malem-malem? Ngapain?" gumamnya lalu ia membalas pesan itu lalu bangkit dari duduk.

Setelah bersiap-siap, Yudha keluar dari rumahnya dan pergi menuju taman di mana Reva berada. Singkatnya, ia sudah berada di taman yang lumanyan jauh dari rumahnya itu.

Ia menengok ke sana kemari dan melihat Reva yang sedang duduk di bangku taman sambil termenung menatap langit.

Yudha tersenyum semeringai dan menghampiri Reva. "Reva!"

Reva tersentak dan menengok ke arah Yudha. "Wah! Kakak dateng juga akhirnya."

Yudha tersenyum lembut. "Ngapain malem-malem di taman? Nanti di culik gimana?" ucap Yudha khawatir.

Reva tersenyum dan terkekeh. "Aku di rumah sendiri dan aku agak bosan jadi aku keluar rumah buat cari angin deh," ucap Reva.

"Aku nggak ganggu kakak kan?" tanya Reva.

Yudha duduk di samping Reva dan menepuk kepala Reva lembut. "Nggak kok hehe."

Wajah Reva sedikit memerah dan tersenyum manis ke arah Yudha. Setelah beberapa saat Yudha melepaskan tangannya dari kepala Reva dan mereka pun menatap langit malam yang indah.

Mereka sama-sama terdiam sampai keheningan pecah saat Reva memanggil Yudha. "Kak, aku boleh sandar ke kakak?" tanya Reva.

Wajah Yudha memerah dan ia mengangguk.

Reva tersenyum dan meletakkan kepalanya di pundak Yudha. Yudha menjadi gugup dan melirik ke arah Reva, Reva tampak sangat menikmati saat ia menatap langit.

Yudha tersenyum tipis dan memindahkan Reva untuk bersandar di pelukannya. "Kamu suka lihat langit malam ya?" tanya Yudha dengan nada lembutnya.

Wajah Reva seketika menjadi sangat memerah dan ia mengangguk. "I-iya, kataku langit malam itu... indah banget, karena ada bintang dan bulannya! Oh ya kamu tau konstelasi bintang? Dan lain-lain sebagainya? Itu favorit aku banget! Mereka indah dan bersinar," balas Reva.

"Aku berharap bisa kayak mereka, para bintang. Biar semua orang bisa lihat aku!" ucap Reva dengan senyuman lebar.

Reva terkekeh. "Maaf, apa aku terlalu berlebihan? Dan mimpiku aneh ya?"

Yudha terdiam dan tersenyum lembut. "Nggak kok, itu mimpi yang paling unik menurutku. Oh.. apa kamu punya tujuan buat jadi astronot?"

"Hehe! Iya aku pengen liat bintang dari dekat!"

Yudha terkekeh kecil. "Semangat ya!"

"Hm!" Reva mengangguk dengan antusias.

Yudha tersenyum lembut dan melihat ke arah jam. "Oh? Ini dah jam 11, kamu nggak mau pulang?"

Reva kembali ke posisi awal saat bersandar di pelukan Yudha. "Udah jam 11? Waduh yaudah deh aku pulang."

"Kalau gitu ayo," Yudha bangun dari duduknya dan memegang tangan Reva.

"Biar aku anterin kamu okay?"

Mata Reva berbinar dan ia mengangguk lalu bangun dari duduknya. "Ayo!"

Mereka pun berjalan bersama dan bergandengan tangan sambil mengayunkan tangan mereka.

-

-

-

-

-

Keesokan paginya, Yudha sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia memakai sepatu dan juga dasinya. Setelah itu dia meninggalkan rumahnya yang sepi, tapi sebelum itu ia mendengar suara langkah kaki dari dalam rumahnya.

"Kakak!" panggil Fera sambil menarik pucuk baju Yudha.

"Eh kamu udah bangun? Pagi amat." Yudha berbalik menghadap Reva dan mengusap pucuk kepalanya. "Kenapa, hm?" tanya Yudha.

Fera tersenyum kecil. "Aku mau nitip makanan dong kak! Aku mau coklat!" seru Fera sambil menyerahkan uangnya.

Yudha terkekeh kecil. "Iya nanti kakak beliin, kamu simpen aja uangnya biar pake uang kakak aja."

"Gamau! Aku mau pake duit akuu! Aku dah nabung buat beli coklat hmm coklat apa ya itu namanya..." Fera tampak berpikir.

"Oh iyaa silper kuiin!"

Yudha terkekeh dan mengangguk. "Oke kakak beliin ya." Yudha mengambil uang yang ada di tangan kecil Fera.

"Yay makasih kak! Dadahh!" Fera melambaikan tangannya.

Yudha pun membalas dengan senyuman dan juga lambaiannya lalu ia pergi meninggalkan rumahnya. Ia berjalan menuju rumah Reva bermaksud untuk pergi kesekolah bersama.

Singkatnya, Yudha sudah sampai tepat di depan rumah Reva dan Yudha memanggil Reva.

Namun tak ada jawaban dari dalam hingga seseorang wanita yang terlihat muda namun sudah berumur muncul dan tersenyum ramah ke arah Yudha.

"Nak Yudha mau jemput Reva ya?" tanya wanita itu yang ternyata adalah ibu Reva.

Yudha mengangguk. "Iya tante hehe, Revanya ada?" tanya Yudha.

"Aduh sayang banget, dia udah berangkat dari tadi,sendirian lagi. Kalian juga sih nggak janjian~" Ibu Reva terkekeh.

"Hehe gitu ya, oke deh. Kalau gitu saya permisi ya tante." ucap Yudha kemudian menyalimi tangan Ibu Reva.

"Iyaa hati hati ya." balas ibu Reva dengan senyum hangat dan ramahnya.

Yudha pun pergi dan berjalan ke sekolah sendirian. Tumben banget dia berani berangkat sendiri biasanyakan nunggu gue dulu.. batin Yudha.

Yudha menghela nafas berat dan melanjutkan langkahnya.

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang