Srek!
"Yudha! Yok istirahat!" seru Aluna sambil memasuki kelas.
Yudha yang merasa ada seseorang memanggilnya menoleh ke arah sumber suara itu. "Eh? K-kak Aluna?"
"Hehe yok istirahat, btw tumben manggil kak." balas Aluna sambil tersenyum lebar dan ia menghampiri Yudha yang sedang membereskan buku-buku di rak.
Yudha mengangguk pelan dan ia menaruh buku yang sedari tadi ia pegang. Saat mereka ingin melangkah pergi, Revan yang masih berada di kelas menghampiri mereka.
"Kak Luna! Widih kemana aja lo?" tanya Revan sambil tersenyum seringai.
"Nggak kemana-mana kok tetep di sini, awikwok." jawab Aluna.
"Hahaha, pada mau kemana nih? Ke kantin ya?" tanya Revan lagi.
Aluna terkekeh kecil. "Iya gue mau ajak Yudha ke kantin pinjem sebentar bisa kan ya?"
"Iya bis–"
"Nggak bisa!" sela Enia yang sedari tadi duduk di mejanya kemudian menghampiri mereka bertiga.
"Yudha masih ada keperluan di kelas ini kak." lanjutnya.
Mereka bertiga menatap bingung Enia dan Revan angkat bicara. "Kayaknya udah nggak ada deh, kan kita udah urusin absen sama uang kas."
"Shht! Revan apaan sih?" bisik Enia ke Revan.
"Apa? Emang benerkan?" balas Revan.
Aluna yang memiliki firasat buruk tetap tersenyum dan sedikit melangkah maju menghadap Enia. "Wah kenapa nih? Kalau nggak ada urusan apa-apa di kelas kenapa gue nggak boleh bawa Yudha?" tanya Aluna dengan senyum lebar dan ia memiringkan kepalanya.
"I-itu.. karena dia punya urusan sama saya–" cicit Enia.
"Lah? Bukannya tadi kelas? Kok jadi lo sih? Haha ketara banget boongnya, lo tau nggak sih gue benci banget sama orang yang bohong ke gue. Ah gue ngerti sekarang lo, "
"Lo coba rebut Yudha dari gue kan?" ucap Aluna sambil menatap tajam Enia.
Enia seketika bergidik takut melihat ekspresi Aluna yang tadinya berseri secara tiba-tiba menjadi suram. Ia merasa bahwa yang lihat ia sekarang bukanlah Aluna.
"Ck." Enia mengernyit dan ia mengalihkan pandangannya.
"Heh.. menyedihkan." balas Aluna sambil menempelkan salah satu jarinya di kening Enia dan mendorong kepalanya.
Setelah mengucapkan itu Aluna pun pergi menarik Yudha dari kelas dengan ekspresi yang masih suram. Yudha yang sedari tadi terpaku diam hanya mampu mengikuti langkah Aluna untuk meninggalkan kelas.
Singkatnya mereka berada di gudang sekolah, Aluna membuka pintu gudang yang tidak terkunci dan menghela nafas berat. "Buang-buang waktu gue banget sih tuh cewek! Udah sokap ngasik sama cowok orang lagi!" dumel Aluna.
"Sumpah dah gue nggak ada tenaga buat marah-marah, gue mau happy tapi ada aja! Aaaghhh!" lanjutnya.
"Oy Yudha!" panggil Aluna sambil menengok kearahnya.
"Kamu nggak ngobrol sama dia sebelumnya kan?! Kalian bestian ya?! A-atau jangan-jangan," ujar Aluna kemudian memegang pundak Yudha erat.
"Pacaran..?"
"Njing! Amit-amit! Dia aja nggak peduli sama gue, boro-boro bangsat!" balas Yudha yang sedari tadi terdiam.
Mendengar pernyataan itu Aluna menghela nafas lega kemudian memeluk erat Yudha. "Syukurlah, Yudha anak baek."
"Nghh! Kita ngapain sih ke sini?! Lo mau perkaos gue ya?!!" tanya Yudha.
"Heh nggak! Aku cuman mau kasih kamu hadiah nggak aneh-aneh kok!!" balas Aluna.
Aluna melepaskan pelukannya kemudian mengambil sebuah kotak yang yang tergeletak di lantai. Dan ia membuka kotak itu lalu menghampiri Yudha.
"Semoga kamu nggak lupa sama rulesnya." ucap Aluna sambil tersenyum lebar.
Yudha hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya.
"Oh ya saatnya kita pake ini ya?" ujar Aluna kemudian mengeluarkan rantai yang sudah berada di kotak itu.
Aluna kembali menaruh kotak itu di lantai dan maju satu langkah mendekatkan dirinya ke Yudha. "Yudha, aku penasaran nih."
"Apa?"
"Kamu... nggak cerita tentang kita ke orang lain kan?" tanya Aluna dengan senyuman.
Mendengar pertanyaan itu Yudha sedikit menunduk dan tersenyum miris. "Tanpa lo kasih tau, gue juga udah tau kok. Lo bakal bunuh gue kalo gue cerita tentang ini kan? Pft, lagian kalo gue cerita juga bakal jadi konyol."
Mata Aluna sedikit terbelalak dan menatap Yudha heran.
"Sekalinya gue cerita pasti nggak akan ada yang percaya sama gue, dan cewe yang di kenal baik,pinter dan cantik kayak lo di tuduh nyiksa orang tanpa adanya bukti bakal jadi konyol kan?" lanjut Yudha kemudian menggepalkan tangannya.
Aluna terdiam sesaat lalu menepuk pelan pucuk kepalanya. "Baguslah kalo kamu udah paham situasinya."
"Kalau gitu ayok udah ku pasang nih rantai–" ucapan Aluna terpotong ketika Yudha memegang tangannya.
"T-tunggu... setelah gue pikir-pikir, ini aneh loh... ma-maksudnya masa ada orang yang di rantai kayak budak?! Itu aneh banget tau dan pasti bakal di tanya-tanya sama guru!"
Aluna mengedipkan matanya berulang kali. "Kayaknya nggak aneh deh.."
"Iya bukan aneh, tapi gila!"
"Hahaha! Masa sih.." Aluna terdiam sejenak memikirkan sesuatu dan menunduk perlahan.
"Hmm, dipikir-pikir iya juga."
Yudha mengertakkan giginya kesal. "Makannya pikir-pikir dulu sebelum bertindak woy!!"
"Hehee, maaf-maaf kalo gitu ayo kita pake ini aja."
-
-
-
-
-
-
Kantin terlihat sangatlah ramai dari biasanya dan tercium aroma makanan yang sangatlah enak. Aluna terlihat sangat bersemangat namun tidak dengan Yudha, sejujurnya tadi juga ia bersemangat tapi karena salah satu tangannya di ikat oleh Aluna membuatnya menjadi murung.
"Oy ini sama aja nggak sih?" gumam Yudha.
"Woahhh!! aromanya enak-enak banget hmmm yang mana yah.. oh! Jadi pengen nasi goreng deh... Oke omw beli nasi bakso!" ucap Aluna kemudian berlari menuju kantin langganannya, yang membuat Yudha tertarik.
Saat mereka sampai di kantin langanan Aluna, tiba-tiba ia tersentak karena kantin itu tidak begitu ramai. Ya, itu merupakan sebuah keberuntungan bagi Aluna.
"Wih tumben nggak rame-rame amat. Yudha kamu mau makan apa?" tanya Aluna sambil tersenyum lebar.
"Gamau makan.." paraunya.
"Ck, masa gitu sih? Hufft yaudah bakso aja yok! Terus minumannya pop es AWIKWOK!" balas Aluna.
"Yo, Nekka!" panggil Aluna ke seorang siswa yang sedang membantu seorang bibi kantin.
"Oh? Kak Aluna? Welcome! Biar gua tebak, pasti mau mesen baksokan?" tanya Nekka sambil tersenyum lebar.
Aluna terkekeh. "Wehehe bener, tapi porsinya 2 ya! Hm tambahan pop es deh."
"Oke kak tunggu sebentar ya." balas Nekka sambil tersenyum semeringai kemudian ia berbalik.
"Syap! Btw lo masih ikut eskul masak?" tanya Aluna.
"Masih dong hehe yah gua mau quit sih cuman gara-gara seseorang gajadi deh." jawab Nekka.
"Wow? Siapa? Pacar?"
"Bukan," ucap Nekka kemudian berbalik membawa dua porsi bakso.
"lebih tepatnya 'kembaran' gua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB
Romance[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...