35 - Mess

454 35 5
                                    

"Pe gue pulang.." ucap Aluna dengan nada yang lemas dan ia membuka pintu apartemen Delicia. Sebuah bantal meluncur mengenai wajah Aluna yang membuat Aluna terkejut.

Kondisi di apartemen Delicia sungguh kacau berantakan, Aluna dapat melihat Delicia yang sedang melempar bantal ke arah Zayan.

"UDAH BERHENTII! GUE BENCI PERMAINAN KEKANAK-KANAKAN LO!" pekik Zayan dengan amarahnya lalu ia memukul Delicia dengan bantal secara berulang kali.

Delicia tertawa kencang lalu ia menyadari keberadaan Aluna. "Halo dedek!"

Aluna menatap mereka berdua dengan ekspresi terkejut dan aneh, lalu ia menghela nafas kesal. "Ngapain sih?"

"Nggak ngapa-ngapain~!" jawab Delicia lalu melanjutkan melempar bantal ke arah Zayan.

Aluna terdiam lalu masuk ke kamarnya dan ia tak melihat Yudha di sana. Aluna menelusuri kamarnya dan menggaruk kepalanya.

Lalu ia mendengar suara dentuman dari lemari baju, sontak Aluna menoleh ke arah sumber suara. Dan dengan hati-hati Aluna mendekati lemari itu dan membukanya.

Matanya terbelalak saat melihat Yudha yang sedang di-ikat dan mulutnya tertutup oleh kain.

"Humpp!mhmmmpp!!" gertak Yudha sambil terus mencoba melepaskan diri.

"Yudha?!" heran Aluna lalu mengeluarkan Yudha dari lemari.

"Kamu ngapain disini? Siapa yang lakuin ini ke kamu??!" tanya Aluna sambil melepaskan ikatan di tubuhnya dan membuka kain yang menutup mulutnya.

Dengan nafas terengah-engah Yudha menjawab. "Tau tuh, kakak lo gajelas tiba-tiba gue di iket terus di masukin lemari. Tadi si Zayan mau bantuin gue tapi-"

Saat Yudha ingin menyelesaikan kalimatnya ia terkejut melihat ekspresi Aluna yang marah dan terlihat menyeramkan. Lalu ia tersenyum ke arah Yudha.

"Tunggu sini ya sayang.." ucap Aluna sambil menepuk kepala Yudha lalu berjalan ke sebuah laci yang penuh dengan senjata. Ia mengambil sebuah pisau yang tajam lalu menggengamnya erat.

"Karena abis ini aku bakal bunuh dia." lanjut Aluna sambil terkekeh.

Mata Yudha terbelalak. "HAH?! W-WOY! JANGAN!"

Aluna tak menghiraukannya lalu berjalan keluar kamar. Yudha yang syok mengikuti Aluna dan ia mencoba menghentikannya namun Aluna tak menganggapi.

Delicia yang masih bermain lempar bantal seketika di hampiri oleh Aluna lalu ia menusuk bantal yang tepat di depan wajah Delicia.

"HEH?! APAAN WOY!!" panik Delicia.

Aluna tersenyum jahat. "Gini kakakku sayang~ kenapa lo kurung Yudha di lemari hmm? Lo kalo mau main kira-kira ya GOBLOK!"

Aluna pun melayangkan pisaunya ke arah Delicia namun, di hentikan oleh Yudha dengan cara menahan lengannya.

"Woy! Udah j-jangan main bunuh-bunuhan napa?! Gue gapapa kok!! udah jangann!" ucap Yudha sambil terus menahan Aluna.

"Kok kamu malah berhentiin aku sih!? Dia udah iket kamu terus di masukin ke lemari, kalo itu cuman aku yang boleh, kalo kamu nakal! Udah kamu minggir du..." ucapan Aluna terjeda ketika melihat ekspresi Yudha yang menurut dia imut.

Mata Yudha yang berbinar dengan tatapannya yang dalam sekaligus wajahnya yang cantik membuat Aluna tertegun lalu menjatuhkan pisaunya. Ia menghela nafas jengkel lalu menggendong Yudha dengan pose under-arm carry.

"Gue maafin lo, untuk hari ini." ucap Aluna dengan tatapan tajam lalu berjalan menuju ke kamar.

"HEH! Nggak usah pake acara gendong gue napa?! LEPASIINN!" pekik Yudha lalu dengan cepat Aluna menutup pintu kamarnya.

Delicia masih terdiam dengan ekspresi sedikit takut dan terkejut. Zayan yang sedari tadi menonton hanya bisa terdiam.

Aluna menaruh tubuh Yudha di atas kasur lalu ia merangkak mendekati Yudha. "Untuk apa kamu pasang wajah itu hmm? Kamu mau goda aku ya?" tanya Aluna sambil menarik mantel dan dasinya lalu di lempar kesembarang arah.

"Wajah kayak mana?! Muka gue emang gini njing!" ucap Yudha lalu mundur beberapa langkah. Hingga Aluna mengungkung Yudha lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Yudha.

Yudha memalingkan wajahnya dengan wajah sedikit memerah. "Muka lo kedeketan."

Aluna terdiam sejenak lalu tersenyum. "Kenapa? Kamu kan suka muka aku yang cakep~"

"Nggak." jawab Yudha.

Aluna terkekeh lalu ia menggapai dagu Yudha lalu mengarahkannya ke arah wajahnya.

"Gausah malu-malu gitu sayang, utututuu kamu ini lucu banget ya~" Aluna menyentuh kedua pipinya lalu mencubitnya gemas.

Yudha menggeram dengan ekspresi marahnya. "Lepasin tangan lo dari gue njing!"

"Kenapa? Aku suka cubit pipi kamu. Tau nggak sih, geraman kamu mirip kayak desisan anak kucing~ lucuuuu!" jawab Aluna sambil terkekeh kecil.

"FUCKING GOD! STOP TEASING ME YOU IDIOT!" Yudha pun memberontak sambil terus mencoba melepaskan tangan Aluna dari wajahnya.

Aluna tertawa puas lalu ia melepaskan tangannya dan memeluk Yudha kemudian menenggelamkan wajahnya di dada Yudha. Wajah Yudha seketika memerah dan ia menutup wajahnya dengan satu tangan.

Aluna mendongak menatap Yudha lalu tersenyum. "Hmm, lucu banget sih."

Aluna pun langsung memberikan Yudha kecupan singkat di bibir dan ia menatap Yudha dalam lalu tersenyum.

"Kamu tidur duluan ya? Besok sekolah, aku mau keluar dulu." ucap Aluna.

Yudha mengangguk dan Aluna melepaskan pelukannya lalu Yudha pun berbaring sembari menyelimuti tubuhnya dengan kasur. Aluna mengecup kening Yudha dan tersenyum ke arahnya.

"Good night." Aluna berbalik lalu ia pergi ke arah pintu dan mematikan lampu lalu ia pergi keluar kamar.

Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang